Masyaallah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LissanX (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
LissanX (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 6:
== Etimologi ==
Dalam kitab ''[[Tafsir Al Quranul Karim Surat Al Kahfi]]'', Syaikh [[Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin]] mengatakan bahwa kalimat ''“masyaallah”'' bisa diartikan dengan dua arti. Hal tersebut dikarenakan kalimat ''“maa syaa Allah”'' bisa dijabarkan (''i'rab'') dalam struktur kalimat di dalam bahasa Arab dengan dua cara, yaitu:
* Penjabaran yang pertama kata ''“masyaallah”'' ({{rtl-lang|ar|مَا شَاءَ ٱللَّٰهُ}}) adalah dengan menjadikan kata ''“maa”'' ({{rtl-lang|ar| مَا}}) sebagai kata sambung dan kata tersebut berstatus sebagai predikat. Subjek (''mubtada’'') dari kalimat tersebut adalah subjek yang disembunyikan, yaitu “hadzaa” ({{rtl-lang|ar|هَٰذَا}}). Dengan demikian, bentuk seutuhnya dari kalimat ''“maa syaa Allah”'' adalah: {{rtl-lang|ar|هَٰذَا مَا شَاءَ ٱللَّٰهُ}} ''hadzaa maa syaa Allah''. Jika demikian, maka artinya dalam bahasa Indonesia adalah: “inilah yang dikehendaki oleh Allah”.
* Penjabaran yang kedua, kata ''“maa”'' ({{rtl-lang|ar|مَا}}) pada ''“maa syaa Allah”'' merupakan kata benda yang mengindikasikan sebab dan frasa ''“syaa Allah”'' ({{rtl-lang|ar|شَاءَ ٱللَّٰهُ}}) berstatus sebagai ''fi’il syarath'' (kata kerja yang mengindikasikan sebab). Sedangkan jawab ''syarath'' (kata benda yang mengindikasikan akibat dari sebab) dari kalimat tersebut tersembunyi, yaitu ''“kaana”'' ({{rtl-lang|ar|كَانَ}}) .