Suku Mandailing: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 3:
|image =[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Bruidspaar uit Pakantan Tapanuli Noord-Sumatra TMnr 10002962.jpg|250px]]
|caption = Foto pasangan Mandailing dari daerah [[Pakantan, Mandailing Natal]], [[Sumatera Utara]].
|poptime=61.400700.000 jiwa<ref>{{cite book
|last =
|first =
Baris 14:
|isbn = 9812302123}}</ref>
|region1 = [[Sumatera Utara]]
|pop1 = '''31.000035.000'''
|region2 = [[Sumatra Barat]]
|pop2 = '''650214.000'''
|region3 = [[Riau]]
|pop3 = '''600210.000'''
|region4 = [[Jakarta]]
|pop4 = '''15080.000'''
|region5 = [[Malaysia]]
|pop5 = '''2.00030.000'''<ref>viva.co.id [http://wap.viva.co.id/news/read/326709-didata-malaysia--tor-tor-tetap-milik-tapanuli Didata Malaysia, Tor-tor Tetap Milik Tapanuli]</ref>
|langs= [[Bahasa Mandailing|Mandailing]]{{br}}[[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]]{{br}}[[Bahasa Melayu|Melayu]]
|rels=[[Islam]]
Baris 29:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het huis van een lokale bestuurder in Pakantan TMnr 10017129.jpg|jmpl|Sopo Godang Pakantan]]
 
'''Suku Mandailing''' ('''[[Surat MandailingBatak|Mandailing]]''': {{btk|ᯔᯉ᯲ᯑᯤᯞᯪᯰ}}) adalah salah satu suku yang ada di [[Asia Tenggara]]. Suku Mandailingini lebih banyak ditemui di seluruhbagian pulauutara Sumaterapulau [[Sumatra]], [[Indonesia]]. SukuMereka Mandailingberada merupakandi sukubawah yangpengaruh jauh[[Kaum lebihPadri]] tuayang darimemerintah suku[[Minangkabau]] batakdi atau[[Tanah tobaDatar]]. HampirHasilnya, 100suku %ini daridipengaruhi masyarakat Mandailingoleh memelukbudaya Islam. Suku ini juga tersebar di [[Malaysia]], tepatnya di [[Selangor]] dan [[Perak]]. Suku Mandailingini merupakanjuga sukumemiliki perantauketerkaitan yangdengan hebat[[Suku dan sangat banyak menghasilkan tokoh-tokoh nasional yang terkenalAngkola]].
 
== Etimologi ==
Baris 36:
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het vlechten van matten en het stampen van rijst in Pakantan TMnr 10014535.jpg|jmpl|Menganyam tikar dan Menumbuk Padi di Pakantan]]
Suku Mandailing, bersamaan dengan suku [[Suku Batak|Batak]] lainnya,<ref name=Masri>{{cite book|author=Masri Singarimbun|title=Kinship, Descent, and Alliance Among the Karo Batak|year=1975|publisher=University of California Press|isbn=0-5200-2692-6}}</ref> bermigrasi ke selatan sebelum kedatangan [[Penjajahan Portugis|Portugis]] dan [[Penjajahan Belanda|Belanda]] di Sumatra. Penjajahan Belanda di Sumatra menyebabkan Mandailing digolongkan menjadi bagian dari Suku Batak meski sebenarnya berbeda secara bahasa dan budaya yang dipakai dengan suku batak, berdasarkan aturan irisan yang dibuat untuk mengklasifikasi dan membuat tipologi.<ref name=lubis>Abdur-Razzaq Lubis. ''Mandailing-Batak-Malay: A People Defined and Divided''. In: 'From Palermo to Penang: A Journey into Political Anthropology', University of Fribourg, 2010.</ref> Penjajahan Belanda dengan tujuan [[misionarisnya]] meleburkan Suku Mandailing dengan [[Suku Batak Toba]], akibatnya Suku Mandailing disebut juga dengan sebutan Suku Batak Mandailing di [[Indonesia]] dan Suku Melayu Mandailing di [[Malaysia]] oleh Penjajahan Inggris.<ref name=lubis />
Suku Mandailing merupakan salah satu suku mayoritas di Sumatra. Suku Mandailing atau kelompok etnis (ethnic group) Mandailing merupakan salah satu dari sekian ratus suku bangsa penduduk asli Indonesia. Dari zaman dahulu sampai sekarang suku tersebut secara turun-temurun bermukim di wilayah Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara dan sekitarnya di Provinsi Sumatra Utara.
 
=== Perang Padri ===
Menurut tradisinya, orang Mandailing menamakan wilayah etnisnya itu Tano Rura Mandailing yang artinya “tanah lembah Mandailing”. Berdasarkan tradisi masa lalu, wilayah etnis Mandailing terdiri dari dua bagian, yang masing-masing dinamakan Mandailiang Godang (Mandailing Besar), berada di bagian utara dan Mandailing Julu (Mandailing Hulu), berada di bagian selatan dan berbatasan dengan daerah Provinsi Sumatra Barat.
[[Perang Padri]], yang berlokasi di [[Sumatra Barat]] dan menyebar luas di [[Sumatra Timur]] antara tahun 1803 hingga 1838, menyebabkan perpindahan besar-besaran suku Mandailing dari tempat asalnya ke [[Malaysia Barat]]. Kelompok tersebut dipimpin oleh [[Raja Asal]], maharaja dari Mandailing; dan keponakannya [[Raja Bilah]]. Bersama dengan [[Sutan Puasa]], mereka terlibat dalam [[Perang Klang]] antara tahun 1866 hingga 1873.<ref name=mandailings>Abdul-Razzaq Lubis and Khoo Salma Nasution. ''Raja Bilah and the Mandailings in Perak: 1875–1911''. Kuala Lumpur: Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society (MBRAS), 2003.</ref>
<!--
Raja Asal dan Raja Bilah melarikan diri ke [[Perak]], where their followers settled in Lower Perk and the Kinta Valley. The British appointed Raja Bilah ''[[penghulu]]'' of Blanja while his son Raja Yacob became ''[[penghulu]]'' of [[Teronoh|Tronoh]], which generated large revenues after the opening of the Tronoh Mines, the largest tin producer in the world in the 1920s.<ref name=mandailings /> -->
 
== Wilayah ==
Suku Mandailing lebih banyak tersebar di [[Kabupaten Mandailing Natal]], [[Kabupaten Tapanuli Selatan]], [[Kabupaten Padang Lawas]], [[Kabupaten Padang Lawas Utara]], [[Kabupaten Labuhanbatu]], [[Kabupaten Labuhanbatu Utara]], [[Kabupaten Labuhanbatu Selatan]], [[Kabupaten Batubara]], [[Kabupaten Deli Serdang]], [[Kota Medan]], [[Kabupaten Rokan Hulu]], [[Kabupaten Rokan Hilir]], [[Kabupaten Pasaman]] dan [[Kabupaten Pasaman Barat]]. Kelompok pertama yang datang di wilayah tersebut adalah Pulungan dan Nasution.
Masyarakat Mandailing merupakan masyarakat agraris yang patrilineal. Sebagian besar warganya bertempat tinggal di daerah pendesaan dan hidup sebagai petani dengan mengolah sawah dan mengerjakan kebun karet, kopi, kulit manis, dan sebagainya.
 
15 Marga yang Secara Sah diakui di Suku Mandailing adalah [[Pulungan]], [[Nasution]], [[Lubis]], [[Matondang]], [[Rangkuti]], [[Batubara]], [[Marbun]], [[Harahap]], [[Dalimunthe]], [[Hutasuhut]], [[Siregar]], [[Hasibuan]], [[Daulay]], [[Pane]], [[Pohan]]
Sampai pada masa pemerintahan kolonial Belanda, penduduk di kawasan Mandailing Godang dipimpin oleh raja-raja dari marga (clan) Nasution, sedangkan penduduk di kawasan Mandailing Julu dipimpin oleh raja-raja dari marga Lubis. Pada masa itu di kedua kawasan tersebut terdapat banyak kerajaan tradisional yang kecil-kecil berupa komunitas yang dinamakan Huta atau Banua. Masing-masing memunyai kesatuan teritorial dan pemerintahan yang otonom.
 
Keberadaan masyarakat Mandailing sebagai suku bangsa atau kelompok etnis diperlihatkan dan dikukuhkan oleh kenyataan bahwa masyarakat Mandailing memunyai kesatuan kebudayaan dan juga bahasa sendiri yang membuatnya berbeda atau dapat dibedakan dari suku bangsa lain. Dan juga karena warga masyarkat Mandailing menyadari adanya identitas dan kesatuan kebudayaan mereka sendiri yang membuat mereka (merasa) berbeda dari warga masyarakat yang lain.
 
Secara historis, eksistensi atau keberadaan suku bangsa Mandailing didukung oleh kenyataan disebut nama Mandailing dalam pupuh atau syair ke-13 kitab Nagarakretagama yang ditulis oleh Prapanca sekitar tahun 1365 (abad ke-14). Dalam hal ini, Said (tanpa tahun) antara lain mengemukakan bahwa “teks sair ke-13 Negarakertagama tersebut dalam huruf Latin bahasa Kawi, dapat dikutip sebagian sebagai berikut.
 
 
Lwir ning nuasa pranusa pramuka sakahawat kaoni
ri Malayu/ ning Jambi mwang Palembang i Teba
len Darmmacraya tumut/ Kandis, Kahwas Manangkabwa
ri Siyak i Rekan Kampar mwang Pane/
Kampe Haru athawa Mandahiling i Tumihang Perlak
mwang i Barat
 
Seperti terlihat pada teks tersebut, ekspansi Majapahit ke Malaya (Sumatra) merata sejak Jambi, Palembang, Muara Tebo, Darmasraya, Haru, Mandahiling, jelasnya Mandailing. Teks tersebut memperhatikan bahwa nama Mandailing tidak ada duanya di Indonesia, maka yang dimaksud tidak lain dari Mandailing yang lokasinya di Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara dan sekitarnya.
 
== Wilayah ==
Suku Mandailing lebih banyak tersebar di [[Kabupaten Mandailing Natal]], [[Kabupaten Tapanuli Selatan]], [[Kabupaten Padang Lawas]], [[Kabupaten Padang Lawas Utara]], [[Kabupaten Labuhanbatu]], [[Kabupaten Labuhanbatu Utara]], [[Kabupaten Labuhanbatu Selatan]], [[Kabupaten Batubara]], [[Kabupaten Deli Serdang]], [[Kota Medan]], [[Kabupaten Rokan Hulu]], [[Kabupaten Rokan Hilir]], [[Kabupaten Pasaman]] dan [[Kabupaten Pasaman Barat]].
 
== Kontroversi ==
Generalisasi kata batakBatak terhadap etnik Mandailing merupakanumumnya penghinaan yang tidaktak dapat diterima oleh Masyarakatketurunan Mandailingasli wilayah itu. Meski mayoritas masih mengakui dirinya bagian dari suku Batak.<ref name=tradebatak>{{cite web
| author = Leonard Y. Andaya
Suku Mandailung sendiri jauh lebih tua dari toba dan Masyarakat Mandailing sekarang sudah banyak yang menyadari akan pentingnya memiliki kebanggaan terhadap suku dan bangsanya sendiri yaitu Bangsa Mandailing.
| title = The Trans-Sumatra Trade and the Ethnicization of the 'Batak'
| publisher = KITLV
| date = 2002
| url = http://www.kitlv-journals.nl/index.php/btlv/article/viewFile/3113/3874
| format = [[PDF]]
| accessdate = 26 Oktober 2015
| archiveurl = https://web.archive.org/web/20120302191414/http://www.kitlv-journals.nl/index.php/btlv/article/viewFile/3113/3874
| archivedate = 2 Maret 2012 }}</ref> Suku Mandailing memiliki ikatan darah, nasab, bahasa, aksara, sistem sosial, kesenian, adat, dan kebiasaan tersendiri yang berbeda dengan Batak dan Melayu.<ref name="lubis" />
 
== Lihat pula ==