Pembelajaran penemuan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Pembelajaran
== Konsep
Pembelajaran Penemuan (discovery learning) dapat terjadi setiap kali peserta didik tidak diberikan jawaban yang tepat melainkan difasilitasi materi untuk menemukan jawaban sendiri. Pembelajaran penemuan terjadi dalam situasi penyelesaian masalah dan peserta didik memanfaatkan pengalamannya sendiri dan pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.
Dengan pembelajaran penemuan (''discovery''), peserta didik ditekankan untuk belajar mandiri, memanipulasi obyek, melakukan eksperimen atau penyelidikan dengan peserta didik lain sebelum membuat generalisasi.<ref>{{Cite book|title=Proses Belajar Mengajar di Sekolah|last=Suryosubroto|first=B.|date=2009|publisher=Rineka Cipta|isbn=|location=Jakarta|pages=178|url-status=live}}</ref> Pembelajaran penemuan atau ''discovery learning'' memberikan kesempatan secara luas kepada peserta didik dalam mencari, menemukan, dan merumuskan konsep-konsep dari materi pembelajaran.<ref>{{Cite book|title=The act of discovery|last=Bruner|first=Jerome, S.|date=1961|publisher=Harvard Educational Review|isbn=|location=Massachusetts, USA|pages=31 (1): 21–32.|url-status=live}}</ref>
Baris 10 ⟶ 8:
Bruner mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses, yaitu: memperoleh informasi baru, transformasi informasi, menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Menurutnya, ketiga proses tersebut berlangsung hampir bersamaan.<ref>{{Cite book|title=Beyond the Information Given: Studies of Psychology of Knowing|last=Bruner, J.S. and|first=Anglin, J.M.|date=1973|publisher=Norton|isbn=|location=New York|pages=|url-status=live}}</ref>
== Karakteristik
Pembelajaran penemuan banyak melibatkan proses mental peserta didik dalam rangka penemuannya. Dalam hal ini proses mental individu dalam mengasimilasi konsep-konsep dan prinsip-prinsip. [[Pembelajaran]] penemuan memiliki karakteristik sebagai berikut.
Baris 19 ⟶ 17:
Metode ini dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari sehingga materi pelajaran dapat bertahan lama dalam ingatan. Pengetahuan yang ditemukan dan diperoleh peserta didik dapat bertahan lama dalam memori ingatan mereka dibandingkan metode konvensional dengan ceramah yang cenderung materinya dihafal dibandingkan dimaknai.
==
Contoh penerapannya, melalui belajar penemuan, [[peserta didik]] melakukan penyelidikan mandiri tentang '''Kemacetan''' di [[Jakarta]] untuk menemukan penyebab permasalahan-permasalahan kemacetan dari berbagai sumber dan menganalisanya. Guru
Berdasarkan hal tersebut, maka sesuai konsep yang disampaikan dalam pembelajaran, peserta didik memanfaatkan berbagai sumber, menelusuri secara mandiri, kemudian menemukan jawaban bahwa kemacetan di kota Jakarta disebabkan oleh (misalnya): jumlah (volume) kendaraan yang sangat banyak; rendahnya disiplin pengemudi; banyak angkot yang berhenti sembarangan; rendahnya kesadaran hukum dalam mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
|