Pembatasan sosial berskala besar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib) + |
Hanamanteo (bicara | kontrib) + |
||
Baris 1:
{{akan dikerjakan|Hanamanteo}}
'''Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)''' atau '''Pembatasan Sosial Berskala Besar''' ('''PSBB''') adalah. Kebijakan ini pertama kali
== Isi ==
{| class="wikitable sortable"
|+Rincian Pembatasan Sosial Berskala Besar
! # !! Isi
|-
|1|| Peliburan sekolah dan tempat kerja.{{sfn|Permenkes 9/2020|loc=Pasal 13 ayat
|-
|2|| Pembatasan kegiatan keagamaan.{{sfn|Permenkes 9/2020|loc=Pasal 13 ayat
|-
|3|| Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.{{sfn|Permenkes 9/2020|loc=Pasal 13 ayat
|-
|4|| Pembatasan kegiatan sosial dan budaya.{{sfn|Permenkes 9/2020|loc=Pasal 13 ayat 1 huruf d}} Pembatasan dilaksanakan dalam bentuk pelarangan kerumunan orang dalam kegiatan sosial dan budaya serta berpedoman pada pandangan lembaga adat resmi yang diakui pemerintah dan peraturan perundang-undangan.{{sfn|Permenkes 9/2020|loc=Pasal 13 ayat 9}}
|-
|5|| Pembatasan moda transportasi.{{sfn|Permenkes 9/2020|loc=Pasal 13 ayat 1 huruf e}} Pembatasan dikecualikan pada sarana transpotasi penumpang baik umum atau pribadi dengan memperhatikan jumlah penumpang dan menjaga jarak antar penumpang serta sarana transpotasi barang dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk.{{sfn|Permenkes 9/2020|loc=Pasal 13 ayat 10}}
|-
|6|| Pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan.{{sfn|Permenkes 9/2020|loc=Pasal 13 ayat 1 huruf f}} Pembatasan dikecualikan pada kegiatan aspek pertahanan dan keamanan dalam rangka menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah, dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan, serta mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat, dengan tetap memperhatikan pembatasan kerumunan orang serta berpedoman kepada protokol dan peraturan perundang-undangan.{{sfn|Permenkes 9/2020|loc=Pasal 13 ayat 11}}
|}
== Penerapan ==
[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] menjadi provinsi pertama yang menerapkan kebijakan ini, dengan usulan disetujui pada 6 April 2020 dan diterapkan empat hari kemudian.<ref>{{cite news|last=Hakim|first=Rakhmat Nur|editor-last=Kuwado|editor-first=Fabian Januarius|url=https://nasional.kompas.com/read/2020/04/07/11582841/disetujui-menkes-psbb-dki-jakarta-mulai-berlaku-selasa-7-april-2020?page=all|title=Disetujui Menkes, PSBB DKI Jakarta Mulai Berlaku Selasa 7 April 2020|website=Kompas|date=7 April 2020|accessdate=7 April 2020}}</ref><ref>{{cite news|last=Umasugi|first=Ryana Aryadita|editor-last=Movanita|editor-first=Ambaranie Nadia Kemala|url=https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/08/18495161/psbb-di-jakarta-mulai-berlaku-pada-10-april-pukul-0000-wib?page=all|title=PSBB di Jakarta Mulai Berlaku pada 10 April Pukul 00.00 WIB|title=PSBB di Jakarta Mulai Berlaku pada 10 April Pukul 00.00 WIB|website=Kompas|date=8 April 2020|accessdate=8 April 2020}}</ref> Pembatasan ini berlaku selama dua minggu hingga 23 April.<ref>{{cite news|last=Sari|first=Nursita|editor-last=Carina|editor-first=Jessi|url=https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/08/06000041/ini-arahan-lengkap-anies-terkait-psbb-jakarta-mulai-jumat-10-april|title=Ini Arahan Lengkap Anies Terkait PSBB Jakarta Mulai Jumat, 10 April?page=all|website=Kompas|date=8 April 2020|accessdate=8 April 2020}}</ref>
Pada 7 April, Gubernur [[Banten]] [[Wahidin Halim]] meminta tiga kota dan kabupaten yaitu [[Kota Tangerang]], [[Kabupaten Tangerang]], dan [[Kota Tangerang Selatan]] mengajukan kebijakan ini.<ref>{{cite news|last=Nazmudin|first=Acep|editor-last=Ika|editor-first=Aprillia|url=https://regional.kompas.com/read/2020/04/07/22155411/gubernur-banten-ingin-psbb-kabupaten-tangerang-kota-tangerang-dan-tangsel|title=Gubernur Banten Ingin PSBB Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Tangsel Gabung dengan Jakarta|website=Kompas|date=7 April 2020|accessdate=7 April 2020}}</ref> Keesokan harinya, Gubernur [[Jawa Barat]] [[Ridwan Kamil]] menyebutkan lima kota dan kabupaten yaitu [[Kota Bogor]], [[Kabupaten Bogor]], [[Kota Bekasi]], [[Kabupaten Bekasi]], dan [[Kota Depok]] mengajukan kebijakan ini.<ref>{{cite news|last=Ramdhani|first=Dendi|editor-last=Gabrillin|editor-first=Abba|url=https://regional.kompas.com/read/2020/04/08/09480411/ridwan-kamil-sebut-5-daerah-di-jabar-ajukan-status-psbb|title=Ridwan Kamil Sebut 5 Daerah di Jabar Ajukan Status PSBB|website=Kompas|date=8 April 2020|accessdate=8 April 2020}}</ref> Wakil Presiden [[Ma'ruf Amin]] menyetujui usulan dari Jakarta, Jawa Barat, dan Banten bagi penerapan kebijakan ini di kawasan [[Jabodetabek]] sembari menunggu keputusan dari Presiden [[Joko Widodo]].<ref>{{cite news|last=Purnamasari|first=Deti Mega|editor-last=Rastika|editor-first=Icha|url=https://nasional.kompas.com/read/2020/04/08/16303341/wapres-sepakat-usulan-3-gubernur-untuk-psbb-di-wilayah-jabodetabek?page=all|title=Wapres Sepakat Usulan 3 Gubernur untuk PSBB di Wilayah Jabodetabek|website=Kompas|date=8 April 2020|accessdate=8 April 2020}}</ref>
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Daftar pustaka ==
* {{citation|author=Kementerian Kesehatan Republik Indonesia|title=Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)|url=http://p2p.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2020/04/PMK-No.-9-Th-2020-ttg-Pedoman-Pembatasan-Sosial-Berskala-Besar-Dalam-Penanganan-COVID-19.pdf.pdf.pdf|date=2020|publisher=Kementerian Kesehatan Republik Indonesia|location=Jakarta|ref={{sfnref|Permenkes 9/2020}}}}
{{refend}}
== Pranala luar ==
* [https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/176085/PP_Nomor_21_Tahun_2020.pdf Naskah PP]
[[Kategori:Peraturan Pemerintah Indonesia]]
|