Revisi per 9 April 2020 08.26 sunting Urang Kamang (bicara \| kontrib) Peninjau, Pengembali revisi 41.371 suntingan Membetulkan tempat tertembak. Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler ← Revisi sebelumnya		Revisi per 9 April 2020 08.27 sunting balikkan Urang Kamang (bicara \| kontrib) Peninjau, Pengembali revisi 41.371 suntingan →Peristiwa Madiun: Diperkirakan memang salah ketik. Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Revisi selanjutnya →
Baris 71: Setelah [[Peristiwa Madiun 1948]], pada masa pemerintahan Hatta PKI berupaya membentuk negara komunis di Madiun dan menyatakan perang terhadap mereka. Amir Sjarifuddin, sebagai salah seorang tokoh PKI, yang pada saat peristiwa Madiun meletus sedang berada di Yogyakarta dalam rangka kongres [[Serikat Buruh Kereta Api]] (SBKA) turut ditangkap beserta beberapa kawannya. [[19 Desember]] [[1948]], sekitar tengah malam, di kompleks makam desa ~~Ngalihan~~Ngaliyan, kepala Amir Sjarifuddin ditembak dengan pistol oleh seorang letnan Polisi Militer, sebuah satuan khusus dalam Angkatan Bersenjata Indonesia. Sebelum itu beberapa orang penduduk desa setempat diperintahkan menggali sebuah lubang kubur besar. Dari rombongan sebelas orang yang diangkut dengan truk dari penjara di Solo, Amir orang pertama yang ditembak mati malam itu. Beberapa hari sebelumnya, ia dan beberapa orang lainnya, secara diam-diam telah dipindah ke rumah penjara Benteng Yogyakarta. [[Berkas:Makam Amir Sjarifoeddin Harahap di TPU Ngaliyan, Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.jpg\|jmpl\|Makam Amir Sjarifoeddin Harahap di TPU Ngaliyan, Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar]]

Amir Sjarifoeddin: Perbedaan antara revisi