Cermin Terus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alhuzaini (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Alhuzaini (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{sedang ditulis}}
 
'''''Cermin Terus''''' (ejaan asli: '''''Tjermin Teroes''''') adalah buku yang ditulis oleh [[Abdul Karim Amrullah]], seorang ulama Minangkabau asal [[Maninjau]], [[Kabupaten Agam]], [[Sumatra Barat]]. Buku ini diterbitkan pada tahun 1930 oleh [[Drukkerij Baroe]] di Fort de Kock (skearangsekarang [[Kota Bukittinggi]]) dengan isi sekitar 200 halaman. Judul lengkapnya yakni '''''Kitab Cermin Terus: Berguna Untuk Pengurus, Penglihat Jalan yang Lurus'''''.
 
Menurut Hamka, putra Abdul Karim Amrullah, buku ini ditulis untuk membantah beberapa pandangan [[Muhammadiyah]] yang dilihatnya menyalahi agama, walaupun Abdul Karim Amrullah sendiri merupakan pendukung Muhammadiyah.
 
=== Latar belakang ===
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh [[Ahmad Dahlan]] di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Pada tahun 1917, Abdul Karim Amrullah berkunjung ke Jawa dan berjumpa dengan Ahmad Dahlan.<ref>Historia.id (13 Juni 2019)''. Kisah Persahabatan Haji Rasul dengan Kyai Ahmad Dahlan''. https://historia.id/politik/articles/kisah-persahabatan-haji-rasul-dengan-kyai-ahmad-dahlan-vZ5VB</ref> Tertarik dengan ide-ide Muhammadiyah, Abdul Karim Amrullah membawanya ke Minangkabau dengan membuka cabang di [[Sungai Batang, Tanjung Raya, Agam|Sungai Batang]] pada 29 Mei 1925. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah menyebar ke seluruh Minangkabau.<ref>Historia.id (3 Agustus 2015). ''Buya Hamka di Bawah Panji Muhammadiyah''. https://historia.id/agama/articles/buya-hamka-di-bawah-panji-muhammadiyah-PRgn9</ref> Perkembangan Muhammadiyah di Minangkabau diikuti pula dengan aktifnya bidang perempuan bernama '[[Aisyiyah]].
 
Pandangan Abdul Karim Amrullah terhadap perempuan ternyata bertentangan dengan Muhammadiyah. Ia menentang seorang wanita bepergian sendirian tanpa mahram, sementara Muhammadiyah mendorong perempuan aktif berorganisasi.
 
=== Polemik ===
Mulai tahun 1928, Abdul Karim Amrullah menuliskan pandangannya dalam buku ''Cermin Terus'', berisikan tentang sanggahannya kepada beberapa amal Muhammadiyah''.'' Buku ini dicetak pada 1930 oleh [[Drukkerij Baroe]] di Fort de Kock.
 
Pada 24-26 Maret 1930, berlangsung Kongres Muhammadiyah ke-19 di Bukittinggi, yang merupakan kongres pertama orgaisasi itu di luar Jawa, Dalam kongres, pengurus Aisyiah bernama Siti Rasyidah dijadwalkan akan berpidato. Namun, rencana ini ditentang oleh Abdul Karim Amrullah. Ia berpendirian "haram hukumnya perempuan berpidato di hadapan majelis laki-laki." Sikap Abdul Karim Amrullah melunak setelah berdebat dengan Sutan Mansur dan berkompromi hukum yang haram itu makruh. Namun, demi kemashlahatan, panitia memutuskan untuk meniadakan pidato pengurus Aisyiyah.
[[Kategori:Buku Islam]]