Nama Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Umar Selon (bicara | kontrib)
Nama panggilan: Pembaharuan isi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dikembalikan ke revisi 16729979 oleh MimihitamBot (bicara): Tanpa sumber. (🍔)
Tag: Pembatalan
Baris 5:
Konsep [[nama keluarga]] tidak dikenal dalam beberapa budaya Indonesia, misalnya [[budaya Jawa]]. Karena itu, banyak orang sampai saat ini hanya memiliki satu nama, yaitu [[nama pemberian]]. Apabila mereka kemudian pergi atau menetap di negara-negara yang mengharuskan setiap penduduknya untuk memiliki minimal dua nama (nama pemberian dan nama keluarga), kesulitan dapat terjadi. Pemecahan yang biasanya diambil adalah mengulang nama tersebut dua kali.
 
Beberapa budaya lain memiliki peraturan mengenai nama keluarga atau nama marga. Dalam budaya [[Suku Batak|Batak]] dan [[Suku Minahasa|Minahasa]] misalnya, nama marga ayah diwariskan kepada anak-anaknya ([[patrilineal]]) secara turun-temurun. Dalam budaya [[Suku Minangkabau|Minangkabau]], beberapa orang diwariskan nama marga ibunya ([[matrilineal]]), adapun pria yang sudah menikah akan diberikan gelar di belakang namanya, sedangkan untuk wanita pada umumnya tidak bergelar. Orang [[Arab-Indonesia]] juga memberikan nama keluarga di belakang namanya, misalnya Hambali, Shihab, Assegaf, dsb.
 
Kemudian orang [[suku Jawa|Jawa]], [[suku Bali|Bali]], dan beberapa orang [[suku Madura|Madura]], serta [[suku Sunda|Sunda]] juga sering menggunakan nama yang berasal dari [[bahasa Sanskerta]]. Sejak kebijakan pemerintahan [[Soeharto]] pada zaman [[Orde Baru]], orang-orang [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] dilarang menggunakan nama Tionghoa dalam administrasi negara. Sehingga mayoritas dari mereka memilki nama Indonesia di samping nama Tionghoa. Dalam nama Indonesianya, orang Tionghoa sering menyelipkan nama marga dan keluarganya. Beberapa contoh: Sudono Salim (marga: Liem), Anggodo Widjojo (marga: Ang).
Baris 14:
Untuk wanita yang jauh lebih tua panggilan yang dipergunakan biasanya adalah '''Bu, Ibu, Bi, Bibi, Tante, A-i''', dll. Untuk wanita yang sedikit lebih tua panggilan yang umum dipergunakan adalah '''Kak, Teh atau teteh (Sunda), Mbak (Jawa), Uni (Minang), Cik (Melayu), Saudari''', dll.
 
Untuk pria yang jauh lebih tua panggilan yang dipergunakan biasanya adalah '''Pak, Bapak, Paman, Om, Suk''', dll. Untuk pria yang sedikit lebih tua panggilan yang umum dipergunakan adalah '''Kang, Akang, Aa (Sunda), Tuan, Uda atau Ajo (Minang), Mas (Jawa), Bang, Bung, Kak, Saudara ''', dll.
 
Untuk memanggil orang yang jauh lebih muda, biasa yang digunakan adalah nama depan mereka atau nama panggilan kekeluargaan mereka. Jika nama mereka tidak diketahui, panggilan yang dipergunakan biasanya adalah "Dik, Adik, Saudara/Saudari".