Setelah menyelesaikan ujian sekolah menengah (Sijil Penilaian Menengah), ia diikutkan dalam skuad Project 1988/90 yang bertujuan mendapatkan kembali Piala Thomas. Pada Piala Thomas 1990, Rashid memiliki turnamen yang kuat tetapi Malaysia kalah di final karena China 1-4.
Ia meraih gelar Malaysia Terbuka selama tiga tahun berturut-turut dipada tahun 1990, 1991, dan 1992. Sebagai hasilnya, ia dikenal oleh banyak orang sebagai "jago kandang" (secara harfiah, "pahlawan lokal"). Di final Piala Thomas 1992, ia mengalahkan Ardy Wiranata dan memberi poin pertama bagi Malaysia dengan kemenangan dramatis 3-2 atas rival utama Indonesia. Keberhasilan ini menjadi kejuaraan pertama yang dimenangkan oleh Malaysia dalam 25 tahun terakhir hingga hari ini.<ref>{{Cite web|url=https://news.google.com.my/newspapers?id=qbgTAAAAIBAJ&sjid=SpADAAAAIBAJ&pg=4389,2586328&hl=en|title=New Straits Times - Google News Archive Search|website=news.google.com.my|access-date=2020-03-17}}</ref>
Prestasi Rashid menurun tiga tahun setelah kemenangan di Thomas cup 1992, tetapi ia bangkit kembali dipada tahun 1996, ketika memenangkan Piala Asia dan Jerman Terbuka, kemudian mencapai final All England sebelum kalah dari [[Poul-Erik Høyer Larsen]] pebulu tangkis [[Denmark]]. Peringkatnya naik menjadi tiga teratas di dunia.<ref>{{Cite web|url=http://nusa-mahsuri.com/b_rashid.htm|title=Biodata Rashid Sidek|website=nusa-mahsuri.com|access-date=2020-03-17}}</ref> Rashid memenangkan medali perunggu di [[Olimpiade]] Atlanta 1996, setelah mengalahkan unggulan teratas, [[Joko Suprianto]] dari [[Indonesia]] dalam perjalanan ke semi-final. Lalu ia dikalahkan oleh Dong Jiong. Di ''playoff'' memperebutkan tempat ketiga, ia mengalahkan juara dunia 1995 dari Indonesia, Heryanto Arbi dalam tiga set, 5-15, 15-11, dan 15-6.