Belian sentiu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k replaced: mantera → mantra (7) |
k typo, replaced: terimakasih → terima kasih (2) using AWB |
||
Baris 40:
Tahapan upacara lain yang dilakukan oleh ''Pemeliatn'' adalah ''ngasih ngado'' yang diartikan sebagai proses permintaan belas kasihan kepada roh halus dengan memberikan persembahan tertentu karena mereka telah mencelakai orang yang sakit. Persembahan yang diberikan biasanya berbentuk [[hewan]] ternak seperti [[ayam]], [[babi]], dan [[kerbau]]. Ritual yang mereka lakukan adalah dengan membunuh hewan [[babi]] dan [[ayam]] dengan cara ditombak agar orang yang sakit beserta keluarganya tidak tertimpa musibah serupa. Upacara tersebut juga menjadi penanda bahwa pihak penyelenggara telah menepati janji dan sebagai tanda bahwa tali janji antara pihak penyelenggara dengan makhluk halus itu dengan demikian terputus.
Dalam tahapan tersebut, musik kelentengan yang dimainkan memiliki tempo yang agak lambat dengan volume pukulan yang dilakukan oleh pemain dibuat turun. Pada saat musik dimainkan demikian, ''guruq pemeliatn'' menari-nari sambil membawa ayam dan darah [[babi]] untuk dipersembahkan kepada makhluk halus yang telah membantu proses penyembuhan sekaligus memutus janji yang telah disepakati sebelumnya. Sementara itu, para ''Pemeliatn'' akan menari-nari sambil membawa tengkorak dan tulang belulang leluhur yang sebelumnya diletakkan di dalam lungun. Hal itu mereka lakukan dengan pola lantai menyerupai huruf O dan mengelilingi awir batu raja berulang-ulang sebagai ucapan
''Ngasi ngado'' bermaksud agar makhluk-makhluk halus dan roh-roh [[leluhur]] mau membersihkan diri orang yang [[sakit]] tersebut dari segala penyakit dan pengaruh buruk makhluk halus. Selain dilakukan dengan membunuh [[hewan]] kurban [[babi]] dan [[ayam]], ''Pameliatn'' juga mempersiapkan satu baskom air yang berisi pengasi, yaitu satu ikat kembang yang terdiri dari berbagai jenis seperti kembang ''kepanggir'', bungaa, daun tomat, dan lain sebagaunya. Air baskom yang berisi bunga dan darah dari hewan-hewan tadi kemudian dikuburkan dan dipercikan ke tubuh orang yang sakit, mulai dari ujung rambut, hingga ujung kaki dengan menggunakan daun ''kapeer''.<ref name=":3" />
Baris 47:
''Nyalo'' adalah sebuah proses mengahapus roh jahat yang dilakukan melalui selembar daun [[pisang]] yang dibelah-belah dan diremas-remas. Sementara itu, bagi masyarakat setempat yang mengalami sakit berupa [[demam]], sangat cocok apabila meminum hasil remasan dari daun [[pisang]] tersebut. Hal itu dilakukan oleh ''Pemeliatn'' sebagai warisan pengetahuan budaya [[leluhur]] mereka. Dalam fase tersebut, alunan musik Kelentangan yang dimainkan terasai menyejukan hati dan perlahan ''Pemeliatn'' melakukan pembersihan jiwa orang yang [[sakit]] dengan cara mengusapkan dan memercikkan air hasil remasan daun [[pisang]] ke tubuh orang tersebut. Hal itu memiliki arti bahwa [[air]] merupakan sumber kehidupan dan dipilihnya daun [[pisang]] karena sudah mendapat perintah dari makhluk halus dan roh-roh [[leluhur]] tersebut.<ref name=":0" />
Setelah fase ''nyalolo'' dilakukan, tahapan selanjutnya adalah tahapan penutupan atau ''Tangai''. Tahap tersebut merupakan tahapan penutupan untuk mengakhiri segala rangkaian upacara Belian Sentiu sejak dimulainya dari tahap ''ngawat.'' Pada tahap itu, mantra-mantar yang diucapkan oleh ''pemeliatn'' akan dibacakan dengan nada tertentu yang bertujuan untuk mengembalikan para makhluk halus ke tempat semula dan mengucapkan
== Referensi ==
|