Wu Sangui: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lylla08 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 8:
Pada tahun 1644, pemberontak bernama [[Li Zicheng]] berhasil menaklukkan [[Beijing]] dan menyatakan berdirinya [[dinasti Shun]].<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.chinafetching.com/wu-sangui|title=Wu Sangui - A Controversial Traitor of Ming and Qing {{!}} ChinaFetching|last=|first=|date=|website=Chinese Culture|language=en|access-date=14 April 2020}}</ref> Dalam pemberontakan tersebut, ayah Wu dan istri Wu bernama Chen Yuanyan ditawan. Dalam keadaan genting tersebut, dia memilih bernegosiasi dengan suku Manchu untuk meredam pemberontakan. Pertimbangan Wu adalah suku Manchu telah menerima [[Agama Konghucu|nilai-nilai Konfusius]], berbeda dengan perlakuan yang diperlihatkan oleh Li.{{Sfn|Michael|1986|p=160}} Di bawah pimpinan [[Dorgon]], pasukan Manchu memasuki [[Republik Rakyat Tiongkok|Tiongkok]] dari sebelah timur Tembok Besar di lintasan Shanhaiguan.{{Sfn|Kerr|2013|p=94}} Namun, setelah menaklukkan Li, pasukan Manchu tidak meninggalkan Tiongkok dan mendirikan dinasti Qing.{{Sfn|Li|1978|p=308}}
 
Setelah pendirian dinasti baru, suku Manchu menganugerahi Wu gelar bangsawan dan menikahkannya dengan seorang putri. Wu kemudian mendirikan pasukan tentara dan pemerintahan sendiri di daerah barat daya Tiongkok sementara istana di Beijing rutin memberikannya sejumlah perak setiap tahun.{{Sfn|Li|1978|p=314}} Beberapa tahun kemudian, ketika kekaisaran Qing telah stabil, kekuatan politik dan militer Wu dihapus. [[Kaisar Kangxi]] memerintahkan Wu Sangui untuk menyerahkan kekuasaannya secara bertahap. Merasa tidak puas, Wu mulai melancarkan perlawanan. Di dalam pasukannya, terdapat banyak orang yang masih ingin memulihkan Kekaisaran Ming. Wu memanfaatkan hal tersebut dan mulai memberontak dengan alasan mengusir suku Manchu dan memulihkan Kekaisaran Ming. [[Pemberontakan Tiga Feudatories]] yang dilancarkannya berlangsung selama 8 tahun. Dalam beberapa tahun pertama, Wu Sangui menduduki hampir separuh Tiongkok berkat keterampilan militer dan pasukannya yang terlatih. Sayangnya, Wu sakit dan meninggal dunia pada 1678, 5 bulan setelah dia mendirikan dinasti baru "Zhou Raya" dan mengangkat dirinya sebagai kaisar. Putra sulungnya dieksekusi oleh kaisar Kangxi dan cucunya bunuh diri setelah menyadari kekalahan.<ref name=":0" />
 
== Dalam budaya populer ==