Hidāyat al-Shibyān: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alhuzaini (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 15:
''Hidāyat al-Shibyān'' membahas ilmu ''bayan'', salah satu kajian dari ilmu ''[[Balagah|balaghah]]''. Syekh Ibrahim Musa mengambil salah satu tulisan singkat (''risālah'') yang ditulis oleh Sayyid Aḥmad ibn Zainī Daḥlān, lalu memberikan penjelasan atas setiap kata, frasa, atau kalimat yang dianggap penting untuk dijelaskan lebih panjang. Ini merupakan metode penulisan tradisional dalam ''matan-syarḥ'' kitab-kitab klasik Islam''.'' Perbedannya, Syekh Ibrahim Musa mencantumkan ''matan'' secara lengkap sebelum masuk ke bab penjelasan.<ref name=":1">Fadhli Lukman (12 Maret 2020). ''Hidāyat al-Shibyān #2: Metode Penulisan.'' https://surauparabek.or.id/fadhli-lukman/hidayat-al-shibyan-2-metode-penulisan/</ref>
 
Pada bab penjelasan, struktur halaman dibagi kepada tiga. Di bagian paling atas, dihadirkan potongan ''matan'' yang akan dibahas dalam satu halaman. Di bawahnya, ditulis ''syarḥ''-nya. Antara ''matan'' dan ''syarḥ'' dibatasi dengan garis ganda. Di bawah ''syarḥ,'' dihadirkan catatan kaki, jika dirasa perlu. Model ini sudah selayaknya catatan kaki di buku-buku kontemporer; menggunakan penomoran. Antara ''syarḥ'' dan catatan kaki dibatasi dengan garis tunggal.<ref name=":1" />
 
Dalam penulisan ''Hidāyat al-Shibyān,'' Syekh Ibrahim sudah menggunakan [[tanda baca]], model [[paragraf]], dan pemisahan antarsatu tema dengan tema selanjutnya. Jika satu tema telah selesai dibahas, ia memulai tema berikutnya dengan memberikan sub-judul terlebih dahulu. Ukuran tulisan yang digunakan untuk judul berbeda, sehingga pembaca dapat dengan jelas mengidentifikasi pengelompokan tema-tema.<ref name=":1" />