Mapasilaga tedong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Marwans24 (bicara | kontrib)
Menambah teks dan referensi
Baris 7:
 
Walaupun upacara adat ini terbilang sangat mahal, tradisi ini tetap dilakukan setiap tahunnya karena berkaitan dengan upacara Rambu Solo.<ref>{{cite web |title=Mapasilaga Tedong, Adu Kerbau Untuk Menghargai Orang Meninggal |url=http://ulinulin.com/posts/mapasilaga-tedong-adu-kerbau-untuk-menghargai-orang-meninggal |accessdate=16 Maret 2019}}</ref>
 
== Tujuan ==
Dalam kegiatan ini pun sebenarnya dalam tatanan adat, kegiatan ma'pasilaga diadakan sebagai kegiatan selingan atau hiburan bagi keluarga dan kerabat.{{Sfn|Pasulu, H.Y., Pilakoannu, R.T., dan Lattu, I.Y.M.|2019|p=25}}
 
 
Salah satu ritual yang menjadi fenomena 10 tahun terakhir ini adalah kegiatan ma'pasilaga tedong (adu kerbau). Ini adalah salah satu ritual atau kegiatan yang dilakukan di awal sebelum acara paling inti, yaitu menerima tamu dan pemakaman dilakukan.{{Sfn|Pasulu, H.Y., Pilakoannu, R.T., dan Lattu, I.Y.M.|2019|p=26}}
 
 
Salah satu masalah terbesar yang menyebabkan terjadi konlik keluarga dengan gereja adalah diadakannya kegiatan ma'pasilaga tedong (adu kerbau). Melanjutkan penjelasan di atas, ma'pasilaga tedong (adu kerbau) ini sebenarnya kelanjutan dari proses ma'pasa'/ma'tammu tedong. Kerbaukerbau yang telah ditunjukkan kepada orang banyak kemudian digiring oleh para gembalanya ke sawah atau dataran ratadi sekitarnya, di situlah adu kerbau dilakukan. Sebagai catatan, adu kerbau hanya diikuti oleh kerbau milik anak atau kerabat dari orang yang hendak dimakamkan, dan kerbau tersebut biasanya akan dikorbankan dalam pelaksanaan upacara pemakaman.{{Sfn|Pasulu, H.Y., Pilakoannu, R.T., dan Lattu, I.Y.M.|2019|p=28}}
 
 
Ritual ma'pasilaga tedong atau adu kerbau adalah ritual yang dikonstruksi oleh pelakunya melampaui waktu, pengaruh bahwa ritual ini hanya boleh dilakukan golongan kaum bangsawan, bahkan makna awal ma'pasilaga tedong yang menjadi sebuah permainan kaum gembala (golongan bawah) mampu dikonstruksi menjadi permainan kelas atas yang mendatangkan keuntungan.{{Sfn|Pasulu, H.Y., Pilakoannu, R.T., dan Lattu, I.Y.M.|2019|p=29}}
 
 
Dalam rambu solo’ memiliki beberapa rangkaian kegiatan, salah satunya yaitu Ma’pasilaga Tedong (adu kerbau). Adapun kerbau yg di adu biasanya berasal dari jenis Tedong Pudu, yang kulit dan tubuhnya berwarna hitam tanpa corak. Kerbau-kerbau yang menjadi kurban Upacara Rambu Solo ini, akan diarak keliling desa terlebih dahulu sebagai bentuk penghormatan. Kemudian menjelang sore akan diadakan pertarungan kerbau. Setelah acara tersebut baru kemudian kerbau-kerbau ini disembelih. Daging kerbau-kerbau tersebut kemudian dibagikan kepada orang-orang yang telah membantu proses pelaksanaan Rambu Solo. Namun, dalam Ma’pasilaga tedong banyak nilai-milai yang sudah mengalami pergeseran akibat modernisasi.{{Sfn|Patiung, M., dkk|2020|p=1073-1074}}
 
Ma’pasilaga tedong merupakan salah satu dari rangkaian upacara Rambu solo’ atau upacara kedukaan. Adapun nilai-nilai serta tujuan awal dari Ma’pasilaga Tedong itu sendiri untuk memberikan hiburan kepada keluarga yang mengalami kedukaan serta meberikan hiburan kepada masyarakat yang telah bergotong royong dalam membuat pondopondok yang nantinya akan ditemapti untuk mengadakan upacara Rambu Solo’ tersebut. Namun seiring dengan modernisasi tujuan asli dari tradisis Ma’pasilaga Tedong itu sendiri mengalami pergeseran. Khususnya di daerah Palawa’ Ma’pasilaga Tedong sudah banyak dilakukan sebagai ajang perjudian bahkan karena Ma’pasilaga Tedong banyak anak-anak muda yang psikologisnya ikut dipengaruhi.{{Sfn|Patiung, M., dkk|2020|p=1076}}
 
== Referensi ==