Bubuksah dan Gagangaking: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Kembangraps (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 18:
Versi "islamisasi" dari kisah ini pun juga dikenal oleh sebagian masyarakat Jawa. Di Yogyakarta, hikayat menyatakan bahwa Bubuksah, yang juga memiliki nama muda sebagai '''Jaka Bandhem''', berkelana ke pesisir selatan Yogyakarta dan akhirnya tiba di [[pantai Parangtritis]]. Di sana ia kemudian bertemu dengan [[Syekh Maulana Maghribi]], utusan dari [[Sunan Pandanarang]], yang menyebarkan ajaran Islam di bagian selatan Jawa. Bubuksah kemudian menerima ajaran Islam dan berjuluk Syekh Bela Belu<ref name=belabelu/>.
== Naskah tertulis ==
Cerita Bubuksah dan Gagang Aking ditemukan dalam versi tulisan pada lembar [[lontar]] dalam bentuk [[kidung]] menggunakan bahasa Jawa periode Tengahan maupun dalam bentuk prosa yang dilestarikan di Bali<ref>{{Cite web|url=http://tetandinganbanten.blogspot.com/2015/07/lontar-bubuksah.html|title=Lontar Bubuksah|last=Anonim|first=|date=|website=Tetandingan Banten Bali|access-date=1 Mei 2020}}</ref>. Versi Bali cenderung lebih "lengkap", misalnya dengan menyebutkan nama muda dari Gagak Aking (Kebo Milir) dan Bubuksah (Kebo Ngraweg). Detail laku juga dideksripsi lebih jelas.
== Panil cerita di Candi Penataran ==
|