Kasus Mortara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 39:
Marsekal Pietro Lucidi mengajak ayah Edgardo untuk bersama-sama menemui si inkuisitor guna membicakan permasalahan itu, tetapi ditolak Momolo. Marsekal Lucidi selanjutnya mengizinkan Momolo untuk mengutus putra sulungnya, Riccardo, pergi memanggil kaum kerabat dan para tetangga. Paman Marianna, Angelo Padovani, salah seorang pemuka paguyuban Yahudi Bologna, menyimpulkan bahwa satu-satunya peluang yang terbuka bagi mereka adalah mengajukan permohonan resmi kepada Padri Pier Feletti.{{sfn|Kertzer|1998|pp=3–8}} Si inkuisitor menerima Angelo Padovani beserta ipar Marianna, Angelo Moscato, di Basilika San Domenico tak lama selepas pukul 23.00. Sama seperti Marsekal Lucidi, Padri Pier Feletti menjelaskan bahwa ia hanya sekadar menjalankan perintah atasan. Ia menolak mengungkap sebab musabab munculnya dugaan bahwa Edgardo sudah dibaptis, dengan dalih rahasia negara. Si inkuisitor menurut saja ketika diminta memberi kesempatan setidaknya satu hari bagi keluarga Mortara untuk menghabiskan waktu bersama Edgardo, dengan syarat tidak boleh ada usaha apa pun untuk membawa lari anak itu. Ia menerbitkan selembar surat izin kepada Angelo Padovani, yang harus diperlihatkannya kepada Marsekal Lucidi. Marsekal Lucidi meninggalkan kediaman keluarga Mortara seturut arahan yang termaktub dalam surat izin dari Padri Pier Feletti, dan membiarkan Angelo Padovani beserta Angelo Moscato menunggui Edgardo di kamar tidur keluarga Mortara.{{sfn|Kertzer|1998|pp=3–8}}
 
Sepanjang pagi hari tanggal 24 Juni, keluarga Mortara berusaha membatalkan perintah pengambilan paksa yang dikeluarkan Padri Pier Feletti dengan meminta persetujuan dari [[legatus kepausan|Kardinal Legatus]] Bologna, [[Giuseppe Milesi Pironi Ferretti]], atau [[Keuskupan Agung Bologna|Uskup Agung Bologna]], [[Michele Viale-Prelà]], tetapi kedua-duanya sedang keluar kota.{{sfn|Kertzer|1998|pp=8–12}} Sekitar tengah hari, keluarga Mortara akhirnya memutuskan untuk melakukan sejumlah tindakan guna sedapat mungkin meringankan dukacita akibat perpisahan. Saudara-saudara Edgardo diantar mengunjungi kaum kerabat mereka, sementara Marianna dengan berat hati akhirnya bersedia melewatkan waktu sepanjang sore hari itu bersama istri Giuseppe Vitta, salah seorang dari handai taulan Yahudi mereka.{{sfn|Kertzer|1998|pp=8–12}} Sekitar pukul 17.00, Momolo datang ke Basilika San Domenico guna memohon pembatalan untuk terakhir kalinya kepada Padri Pier Feletti. Si inkuisitor mengulaimengulangi perkataan yang sudah ia sampaikan sehari sebelumnya kepada Angelo Padovani dan Angelo Moscato. Ia juga menenangkan Momolo agar tidak perlu mengkhawatirkan Edgardo, karena anak itu akan diurus dengan baik, di bawah perlindungan Sri Paus sendiri. Ia memperingatkan bahwa tidak seorangpun akan diuntungkan jika ada orang yang menimbulkan kegaduhan pada saat pasukan carabinieri kembali ke rumah keluarga Mortara malam hari nanti.{{sfn|Kertzer|1998|pp=8–12}}
 
Momolo akhirnya pulang dan mendapati tempat tinggalnya sudah sepi, hanya ditunggui oleh Vitta, saudara Marianna (juga bernama Angelo Padovani), dua orang petugas polisi, dan Edgardo sendiri.{{sfn|Kertzer|1998|pp=8–12}} Sekitar pukul 20.00, pasukan carabinieri tiba dengan dua kendaraan, satu kendaraan untuk mengangkut Marsekal Lucidi beserta anak buahnya, dan satu kendaraan lagi untuk Brigadir Agostini yang akan mengantar Edgardo. Marsekal Lucidi masuk ke kediaman keluarga Mortara dan mengambil Edgardo dari bopongan ayahnya. Kedua orang petugas polisi yang menjaga Edgardo pun ikut merasa iba sampai-sampai meneteskan air mata.{{sfn|Kertzer|1998|pp=8–12}} Momolo mengikuti langkah pasukan menuruni tangga menuju jalanan, lalu jatuh pingsan. Edgardo diserahkan kepada Brigadir Agostini, yang membawanya pergi meninggalkan tempat itu.{{sfn|Kertzer|1998|pp=8–12}}