Tuhan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 5 perubahan teks terakhir (oleh Anastasia345) dan mengembalikan revisi 16875209 oleh Paijo17 |
Sy menambahkan: sumber referensi dan penjelasan tentang terjemahan LAI. Saya juga sedikit mengubah susunan paragraf supaya pembaca lebih memahami isi konten. |
||
Baris 9:
}}
{{Konsep Tuhan}}
'''Tuhan''' (Ibrani: ''El,'' ''Eloah'', ''Elohim,'' Aramaik: ''Alaha'', Yunani: ''Theos'', Arab: ''[[Allah|Allāh]],'' Inggris: ''[[:en:God|God]]'') dipahami sebagai Roh Mahakuasa dan asas dari suatu kepercayaan.<ref name="swinburne">{{citation| last=swinburne |first=R.G. |chapter=God |editor=Honderich, Ted |title=The Oxford Companion to Philosophy |place=Oxford | publisher=Oxford University Press |year=1995}}</ref> Tidak ada kesepakatan bersama mengenai konsep ketuhanan, sehingga ada berbagai konsep ketuhanan meliputi [[teisme]], [[deisme]], [[panteisme]], dan lain-lain. Dalam pandangan teisme, Tuhan merupakan pencipta sekaligus pengatur segala kejadian di [[alam semesta]]<ref>Harun Nasution, Falsafat Agama, Jakarta, Bulan Bintang, 1979, hlm. 42</ref>. Menurut deisme, Tuhan merupakan pencipta alam semesta, tetapi tidak ikut campur dalam kejadian di alam semesta
Para cendekiawan menganggap berbagai sifat Tuhan berasal dari konsep ketuhanan yang berbeda-beda. Yang paling umum, di antaranya adalah Mahatahu (mengetahui segalanya), Mahakuasa (memiliki kekuasaan tak terbatas), Mahaada (hadir di mana pun), Mahamulia (mengandung segala sifat-sifat baik yang sempurna), tak ada yang setara dengan-Nya, serta bersifat kekal abadi. Penganut [[monoteisme]] percaya bahwa Tuhan hanya ada satu, serta tidak berwujud (tanpa materi), memiliki pribadi, sumber segala kewajiban moral, dan "hal terbesar yang dapat direnungkan".<ref name="swinburne" /> Banyak filsuf abad pertengahan dan modern terkemuka yang mengembangkan argumen untuk mendukung dan membantah keberadaan Tuhan.<ref name="Platinga" />
Ada banyak nama untuk menyebut Tuhan, dan nama yang berbeda-beda melekat pada gagasan kultural tentang sosok Tuhan dan sifat-sifat apa yang dimiliki-Nya. [[Aten]]isme pada zaman [[Mesir Kuno]], kemungkinan besar merupakan agama monoteistis tertua yang pernah tercatat dalam sejarah yang mengajarkan Tuhan sejati dan pencipta alam semesta,<ref>{{citation| first=M. |last=Lichtheim |title=Ancient Egyptian Literature |volume=2 |year=1980 |pages=96}}</ref> yang disebut [[Aten]].<ref>{{citation| first=Jan |last=Assmann |title=Religion and Cultural Memory: Ten Studies |publiher=Stanford University Press |year=2005 |pages=59}}</ref> Kalimat "[[Keluaran 3#Ayat 14|Aku adalah Aku]]" dalam [[Alkitab Ibrani]], dan "Tetragrammaton" [[YHVH]] digunakan sebagai nama Tuhan, sedangkan [[Yahweh]], dan [[Yehuwa]] kadang kala digunakan dalam [[agama Kristen]] sebagai hasil vokalisasi dari YHVH. Dalam [[bahasa Arab]], nama [[Allah]] digunakan, dan karena predominansi Islam di antara para penutur bahasa Arab, maka nama Allah memiliki konotasi dengan kepercayaan dan kebudayaan Islam. Umat [[muslim]] mengenal [[99 Asma Allah|99 nama suci]] bagi Allah, sedangkan umat Yahudi biasanya menyebut Tuhan dengan gelar [[Elohim]] atau [[Adonai]] (nama yang kedua dipercaya oleh sejumlah pakar berasal dari bahasa Mesir Kuno, ''Aten'').<ref name="freud">{{citation| first=Freud |last=Sigmund |year=1939 |title=Moses and Monotheism: Three Essays}}</ref><ref>{{citation| first=Gunther Siegmund |last=Stent |title=Paradoxes of Free Will |publisher=American Philosophical Society |publisher=DIANE |year=2002 |pages = 34-38 |isbn=0-87169-926-5}}</ref><ref>{{citation| first=Jan |last=Assmann |title=Moses the Egyptian: The Memory of Egypt in Western Monotheism |publisher=Harvard University Press |year=1997 |isbn=0-674-58739-1}}</ref><ref>{{citation| first=N. |last=Shupak |title=The Monotheism of Moses and the Monotheism of Akhenaten |publisher=Sevivot |year=1995}}</ref><ref>{{citation| first=William F. |last=Albright |title=From the Patriarchs to Moses II. Moses out of Egypt |title=The Biblical Archaeologist |volume=36, No. 2 |date=Mei 1973 |pages=48-76 | doi=10.2307/3211050}}</ref> Dalam [[agama Hindu]], [[Brahman]] biasanya dianggap sebagai Tuhan [[monisme|monistis]].<ref>{{citation| title=Pantheism: A Non-Theistic Concept of Deity |pages=136 |first=Michael P. |last=Levine |year=2002}}</ref> Agama-agama lainnya memiliki panggilan untuk Tuhan, di antaranya: Baha dalam agama [[Baha'i]],<ref>{{citation| title=A Feast for the Soul: Meditations on the Attributes of God | pages=x |chapter=Baháʾuʾlláh |first=Joyce |last=Watanabe |year=2006}}</ref> [[Waheguru]] dalam [[Sikhisme]],<ref>{{citation| title=Philosophy and Faith of Sikhism |pages=ix |first=Kartar Singh |last=Duggal |year=1988}}</ref> dan [[Ahura Mazda]] dalam [[Zoroastrianisme]].<ref>{{citation| title=The Intellectual Devotional: Revive Your Mind, Complete Your Education, and Roam Confidently With the Cultured Class |first1=David S. |last1=Kidder |first2=Noah D. |last2=Oppenheim |pages=364}}</ref>▼
▲Ada banyak nama untuk menyebut Tuhan, dan nama yang berbeda-beda melekat pada gagasan kultural tentang sosok Tuhan dan sifat-sifat apa yang dimiliki-Nya. [[Aten]]isme pada zaman [[Mesir Kuno]], kemungkinan besar merupakan agama monoteistis tertua yang pernah tercatat dalam sejarah yang mengajarkan Tuhan sejati dan pencipta alam semesta,<ref>{{citation| first=M. |last=Lichtheim |title=Ancient Egyptian Literature |volume=2 |year=1980 |pages=96}}</ref> yang disebut [[Aten]].<ref>{{citation| first=Jan |last=Assmann |title=Religion and Cultural Memory: Ten Studies |publiher=Stanford University Press |year=2005 |pages=59}}</ref> Kalimat "[[Keluaran 3#Ayat 14|Aku adalah Aku]]" dalam [[Alkitab Ibrani]]<ref>Keluara 3:14 "Firman ''Alaha'' kepada Musa: AKU ADALAH AKU (אֶהְיֶה אֲשֶׁר אֶהְיֶה - '''EH'YEH 'ASYER 'EH'YEH'') Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."</ref>, dan "Tetragrammaton" [[YHVH]] digunakan sebagai nama Tuhan, sedangkan [[Yahweh]], dan [[Yehuwa]] kadang kala digunakan dalam [[agama Kristen]] sebagai kemungkinan hasil vokalisasi dari YHVH<ref>{{Cite web|url=http://www.jewishencyclopedia.com/articles/11305-names-of-god|title=NAMES
Banyaknya konsep tentang Tuhan dan pertentangan satu sama lain dalam hal sifat, maksud, dan tindakan Tuhan, telah mengarah pada munculnya pemikiran-pemikiran seperti [[omniteisme]], [[pandeisme]],<ref name="Lataster">{{cite book ▼
Dalam [[bahasa Arab]], nama [[Allah]] digunakan, dan karena predominansi Islam di antara para penutur bahasa Arab, maka nama Allah memiliki konotasi dengan kepercayaan dan kebudayaan Islam. Umat [[muslim]] mengenal [[99 Asma Allah|99 nama suci]] bagi Allah. Dalam [[agama Hindu]], [[Brahman]] biasanya dianggap sebagai Tuhan [[monisme|monistis]].<ref>{{citation| title=Pantheism: A Non-Theistic Concept of Deity |pages=136 |first=Michael P. |last=Levine |year=2002}}</ref> Agama-agama lainnya memiliki panggilan untuk Tuhan, di antaranya: Baha dalam agama [[Baha'i]],<ref>{{citation| title=A Feast for the Soul: Meditations on the Attributes of God | pages=x |chapter=Baháʾuʾlláh |first=Joyce |last=Watanabe |year=2006}}</ref> [[Waheguru]] dalam [[Sikhisme]],<ref>{{citation| title=Philosophy and Faith of Sikhism |pages=ix |first=Kartar Singh |last=Duggal |year=1988}}</ref> dan [[Ahura Mazda]] dalam [[Zoroastrianisme]].<ref>{{citation| title=The Intellectual Devotional: Revive Your Mind, Complete Your Education, and Roam Confidently With the Cultured Class |first1=David S. |last1=Kidder |first2=Noah D. |last2=Oppenheim |pages=364}}</ref>
▲Banyaknya konsep tentang Tuhan
|author= Raphael Lataster|title= There was no Jesus, there is no God: A Scholarly Examination of the Scientific, Historical, and Philosophical Evidence & Arguments for Monotheism|page= 165|year= 2013|ISBN= 1492234419 }}</ref><ref name="Dawe">{{cite book
|title= The God Franchise: A Theory of Everything|author = Alan H. Dawe|year = 2011|ISBN = 0473201143|page = 48 }}</ref> atau filsafat Perennial, yang menganggap adanya satu kebenaran [[teologi]]s yang mendasari segalanya, yang diamati oleh berbagai agama dalam sudut pandang yang berbeda-beda, maka sesungguhnya agama-agama di dunia menyembah satu Tuhan yang sama, tetapi melalui konsep dan pencitraan mental yang berbeda-beda mengenai-Nya.<ref>{{citation|title=Christianity and Other Religions |first1=John |last1=Hick |first2=Brian |last2=Hebblethwaite |year=1980 |pages=178}}</ref>
Baris 21 ⟶ 25:
Kata Tuhan dalam [[bahasa Melayu]] berasal dari kata '''[[:wikt:tuan|tuan]]'''. Buku pertama yang memberi keterangan tentang hubungan kata tuan dan Tuhan adalah ''Ensiklopedi Populer Gereja'' oleh Adolf Heuken SJ (1976). Menurut buku tersebut, arti kata ''Tuhan'' ada hubungannya dengan kata Melayu ''tuan'' yang berarti atasan/penguasa/pemilik.<ref>{{citation| first=Adolf |last=Heuken |title=Ensiklopedi Populer Gereja |year=1976}}</ref> Kata "tuan" ditujukan kepada manusia, atau hal-hal lain yang memiliki sifat menguasai, memiliki, atau memelihara. Digunakan pula untuk menyebut seseorang yang memiliki derajat yang lebih tinggi, atau seseorang yang dihormati. Penggunaannya lumrah digunakan bersama-sama dengan disertakan dengan kata lain mengikuti kata "tuan" itu sendiri, dimisalkan pada kata "tuan rumah" atau "tuan tanah" dan lain sebagainya. Kata ini biasanya digunakan dalam konteks selain keagamaan yang bersifat ketuhanan.<ref name="KBBID">{{cite web| publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan [[Republik Indonesia]] |url=http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php |title=Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan |accessdate=2013-08-15}}</ref>
Ahli bahasa [[Remy Sylado]] menemukan bahwa perubahan kata "tuan" yang bersifat insani, menjadi "Tuhan" yang bersifat ilahi, bermula dari [[terjemahan Alkitab|terjemahan]] [[Alkitab]] ke dalam bahasa Melayu karya [[Melchior Leijdecker]] yang terbit pada tahun 1733.<ref name="Remy">{{citation| url=http://smystery.wordpress.com/2008/07/20/asal-kata-tuhan/ |title=Asal kata Tuhan | first=Remy |last=Sylado}}</ref><ref>{{nl}} [http://alkitab.mobi/ldkdr/Luk/1/46/ Luk 1:46 (Pujian Maria) terjemahan Leydekker/Leijdecker]</ref> Dalam terjemahan sebelumnya, yaitu kitab suci [[Nasrani (sekte)|Nasrani]] bahasa Melayu beraksara Latin terjemahan Brouwerius yang muncul pada tahun 1668, kata yang dalam bahasa Yunaninya, ''Kyrios/Kurios'', dan sebutan yang diperuntukkan bagi [[
Di dalam [[Alkitab]] [[Terjemahan Baru]] (1974), kata Tuhan (dan keluarga katanya, mis. Tuhanku) disebutkan sebanyak 7677 kali dalam 6510 ayat di seluruh [[protokanonika]] Perjanjian Lama (Ibrani) dan Perjanjian Baru (Yunani).<ref>[http://alkitab.sabda.org/search.php?search=tuhan&tab=text&page=1&order=book&version=tb Tuhan, hasil pencarian alkitab.sabda.org]</ref> Kata ini paling sering digunakan untuk menerjemahkan kata ''{{Strong|Kurios|2962}}''/'''''Kurios''''' (Yunani) dan ''{{Strong|Adonai|0136}}'' (Ibrani). Selain itu, khusus untuk menerjemahkan [[Tetragrammaton|Tetragrammaton YHWH]], penerjemah TB dalam edisi cetak menggunakan huruf kapital (''smallcaps'') {{smallcaps|Tuhan}}, mengikuti tradisi terjemahan yang sudah ada<ref>Misalnya dalam bahasa Inggris {{smallcaps|''Lord''}} {{Cite book|title=Holman Illustrated Bible Dictionary|publisher=Holman Bible Publishers|year=2003|location=Nashville, TN|page=1046|isbn=0-8054-2836-4}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.arrahmah.com/2008/07/17/pemakaian-nama-allah-dalam-alkitab-digugat-oleh-pendeta-yeremiah-leonard/|title=Pemakaian Nama "Allah" dalam Alkitab Digugat Oleh Pendeta Yeremiah Leonard|last=|first=|date=7/17/2020|work=Arrahmah.com|access-date=5/24/2020|others=Sidang ini muncul dikarenakan banyak sarjana Kristen yang meyakini Terjemahan LAI perlu diperbaiki karena belum memenuhi kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan beberapa kata pentingnya (seperti Tuhan dan Allah) juga tidak sesuai dengan isi KBBI yg seharusnya dijadikan referensi dalam proses penterjemahan ini.}}</ref>, misalnya dalam Kejadian 2:4, "Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika {{smallcaps|Tuhan}} Allah ([[YHWH]] [[Elohim]]) menjadikan bumi dan langit, --".<ref>[http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Kej&chapter=2&verse=4&version=tb Catatan Full Life Study Bible: Kejadian 2:4]</ref> (Namun untuk menulis "Adonai YHWH" digunakan "Tuhan {{smallcaps|Allah}}", misalnya dalam Yesaya 61:1, "Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,"). Selain itu dalam teks terkadang juga digunakan kata "tuhan" dengan huruf kecil (mirip dengan kata "allah" dengan huruf kecil), terutama ketika memperbandingkan antara Tuhan Allah yang esa dengan tuhan (tuan) yang lain, ini menimbulkan adanya perbedaan pendapat di dalam internal Kristen. Kalangan yang menginginkan menolak adanya kata "tuhan" dalam huruf kecil ini dipakai dalam terjemahan berupaya supaya LAI di kemudian hari menerbitkan edisi revisi yang lebih sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang berlaku sekarang ini. Perhatikan beberapa contoh ayat dengan kata "tuhan" ini: {{Ula|10|17}}: "Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap; " {{1Kor|8|5}}<ref>1 Kor 8:5 Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah ", baik di sorga, maupun di bumi--dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian--</ref>, dan {{Maz|136|3}}<ref>Mazmur 136:3 Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.</ref>.
Dalam bahasa Indonesia modern, kata "Tuhan"
Di dalam [[bahasa Melayu]] atau [[bahasa Indonesia]], dua [[konsep]] atau nama yang berhubungan dengan ketuhanan, yaitu: Tuhan sendiri, dan [[dewa]]. Penganut [[monoteisme]] biasanya menolak menggunakan kata dewa, karena merujuk kepada entitas-entitas dalam agama [[politeisme|politeistis]]. Meskipun demikian, penggunaan kata dewa pernah digunakan sebelum penggunaan kata Tuhan. Dalam [[Prasasti Trengganu]], [[prasasti]] tertua di dalam [[bahasa Melayu]] yang ditulis menggunakan [[huruf Arab]] ([[huruf Jawi]]) menyebut ''Sang Dewata Mulia Raya''. Dewata yang dikenal orang Melayu berasal dari kata ''[[dewata|devata]]'', sebagai hasil [[sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha|penyebaran agama Hindu-Buddha]] di [[Nusantara]]. Bagaimanapun, pada masa kini, pengertian istilah Tuhan digunakan untuk merujuk Tuhan yang tunggal, sementara dewa dianggap mengandung arti salah satu dari banyak Tuhan sehingga cenderung mengacu kepada politeisme.
== Konsep tentang Tuhan ==
Baris 101 ⟶ 109:
* [[Tuhan dalam agama Buddha]]
* [[Lord]]
*(Inggirs) [[:en:Allah|Allah]]
== Referensi ==
|