Emha Ainun Nadjib: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Membalikkan revisi 16978531 oleh Ms.munir moh (bicara) Tag: Pembatalan |
||
Baris 140:
=== ''Husnul Khatimah'' ===
Surat atau konsep ''Husnul Khatimah'' merupakan gagasan luhur yang lahir dari pemahaman atas Islam. Cak Nun mengungkapkan, jika ada seorang maling berhenti dari kemalingannya tidak harus melalui peristiwa dikepung lalu dipukuli beramai-ramai dulu. Tuhan masih memberi peluang ''Taubat'' dan ''Husnul Khatimah''. Maka Soeharto perlu diambil perasaan dan psikologinya sehingga ia menyadari memang perlu mundur.<ref name=":26">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=FBBpDAAAQBAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|title=Saat-saat Terakhir Bersama Soeharto: 2,5 Jam di Istana|last=|first=|publisher=|year=|isbn=|location=|pages=94|url-status=live}}</ref>
Kerusuhan yang menewaskan banyak orang termasuk mahasiswa, penculikan-penculikan, situasi ekonomi yang sulit, korupsi-kolusi-kronisme-nepotisme yang akut, represi militer bertahun-tahun, ketidakbebasan berpendapat yang lama, dan berbagai kesalahan Soeharto lainnya, maka bisa dipahami segala situasi itu menyebabkan kebencian dan dendam yang mendalam masyarakat kepadanya. Mereka menghendaki pengalihan kekuasaan total dan tidak menoleransi keterlibatan Soeharto dalam reformasi. Sementara menurut pertimbangan dengan logika berpikir ''Husnul Khatimah'', yang paling bertanggung jawab atas semua kesalahannya adalah Soeharto sendiri.<ref name=":24">{{Cite book|url=https://www.caknun.com/2018/pusparagam-dimensi-pemikiran-cak-nun/|title=Semesta Emha Ainun Nadjib|last=|first=|publisher=|year=|isbn=|location=|pages=95|url-status=live}}</ref>
Baris 148:
Sebelum menawarkan ''Husnul Khatimah'', terlebih dahulu dijelaskan tiga bentuk aspirasi reformasi yang muncul. ''Pertama'', reformasi masih dalam kerangka sistem pemerintahan Orde Baru, yang berarti dilakukan bertahap hingga selesainya masa jabatan tahun 2003. ''Kedua'', reformasi dalam sistem yang sangat berbeda dari Orde Baru. Yaitu Soeharto harus mundur. ''Ketiga'', reformasi dengan proses kudeta. Dijelaskan dalam surat tersebut bahwa bentuk pertama tidak banyak menjanjikan dan terlalu lama. Sedangkan bentuk kedua dan ketiga akan memunculkan gerakan penentangan yang berpotensi menimbulkan perpecahan. Maka Cak Nur, Cak Nun, dan kawan-kawan menawarkan bentuk keempat yang tetap mengandung kesulitan, tetapi relatif aman dan dapat memberi landasan legitimasi baru yang kuat untuk pemerintahan yang akan datang.<ref name=":30" />
Bentuk keempat inilah sebuah ''Husnul Khatimah'' yang intinya bahwa Soeharto bertekad memimpin sendiri reformasi secara menyeluruh. Dengan menyesali terjadinya krisis moneter, mengakui semua kesalahan dan segala kekeliruannya. Menyerahkan kekayaan pribadi dan keluarga untuk kepentingan bangsa dan negara. Kemudian Soeharto memimpin perbaikan-perbaikan yang ketentuan-ketentuannya dituangkan dalam legal-formal-konstitusional. Menyatakan bersedia mundur dari jabatan kepresidenan secepat mungkin melalui cara-cara damai dan konstitusional. Lalu membimbing bangsa Indonesia memasuki Millenium Ketiga. Juga disampaikan teknis waktu yang matang yaitu selama 20 bulan berikutnya, sampai tidak lebih dari tanggal 10 Januari 2000, pemilihan umum sudah harus terlaksana. Maksimal tanggal 11 Maret 2000 sudah terpilih presiden baru.<ref name=":30" />
=== Komite Reformasi ===
|