Pax Nederlandica: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Risesian (bicara | kontrib)
Memperbaiki referensi [Revisi Proyek Respati]
Risesian (bicara | kontrib)
k Memperbaiki referensi [Revisi Proyek Respati]
Baris 10:
 
=== Politik Pasifikasi ===
Politik Pasifikasi adalah kegiatan ekspansi militer Belanda untuk menguasai daerah-daerah yang belum dikuasai oleh Belanda, kegiatan Politik Pasifikasi mengakibatkan terjadinya beberapa peperangan di berbagai wilayah Nusantara, salah satunya yaitu [[Perang Aceh]].<ref name="ref3">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=3PTxZVyzIfwC&pg=PA17&dq=politik+pasifikasi&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwj5n_TIwsTpAhXXXSsKHaKeCCsQ6AEIQDAC#v=onepage&q&f=false|title=Politik Syariat Islam: dari Indonesia hingga Nigeria|last=Amal|first=Taufik Adnan|last2=Panggabean|first2=Samsu Rizal|date=Desember 2004|publisher=Pustaka Alvabet|isbn=979-3064-07-2|location=Jakarta|pages=17|url-status=live}}</ref><ref name="ref5"/>
 
=== Perjanjian ===
Baris 16:
 
== Dampak ==
Pax Netherlandica melalui proses Politik Pasifikasi selama abad ke-19 M berdampak pada hilangnya kedaulatan kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah Nusantara karena dikuasai oleh Belanda. Belanda dengan sejumlah kerajaan di Nusantara terikat oleh Perjanjian Panjang (''Lange Veklaring'' atau ''Lange Contract''), salah satunya [[Kesultanan Bima]]<ref>{{en}} {{Cite journal|last=Sukarddin|first=Sukarddin|last2=Musaded|first2=Akhamad Ari; Ediyono, Suryo|year=2018|title=War of Ngali Toward Dutch Colonialism in Bima|url=https://www.researchgate.net/publication/326004562_War_of_Ngali_Toward_Dutch_Colonialism_in_Bima|journal=International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding|volume=5|issue=4|pages=130|doi=10.18415/ijmmu.v5i4.216}}</ref> dan Perjanjian Pendek (''Korte Veklaring''), salah satunya [[Negeri Langsa]]<ref name="ref5">{{Cite journal|last=Muhajir|first=Ahmad|year=2018|title=Langkah Politik Belanda di Aceh Timur: Memahami Sisi Lain Sejarah Perang Aceh, 1873-1912|url=https://www.researchgate.net/publication/337640691_Langkah_Politik_Belanda_di_Aceh_Timur_Memahami_Sisi_Lain_Sejarah_Perang_Aceh_1873-1912?_sg=7r_IBt2ko0gaLJAeViInCFjo8i_YGuIq90rZ50fi_e1rAVhiO_Ncr5Ra79sXqu3Kg0Sgpj4aKqHcP7c|journal=MUKADIMAH|volume=1|issue=2|pages=164161-171|doi=10.30743/mkd.v1i2.515}}</ref>. Berdasarkan perjanjian tersebut, gubernur [[Hindia Belanda]] memiliki kekuasaan untuk mengarahkan serta mengawasi kegiatan sejumlah kerajaan di Nusantara yang terikat perjanjian tersebut, membuat wilayah kerajaan yang terikat perjanjian tersebut menjadi bagian dari kekuasaan pemerintah Belanda serta terjadinya perubahan pada struktur kelembagaan kerajaan yang membuat pemerintahan Belanda memiliki hak untuk mengambil keputusan dalam kerajaan.
 
Pax Netherlandica juga memberikan dampak yang bermanfaat pada infrastruktur transportasi, pemerintah Belanda membangun jalan dan jalur kereta api sehingga memudahkan mobilisasi serta pergerakan pasukan untuk menghadapi perlawanan-perlawanan rakyat pada abad ke-19 M. Di daerah Aceh, Belanda membangun jalur kereta api dari [[Kotaraja]] ke [[Oeluelue]] pada [[1876]] untuk transportasi peralatan perang.<ref>{{Cite journal|lastname=Muhajir|first=Ahmad|year=2018|title=Langkah Politik Belanda di Aceh Timur: Memahami Sisi Lain Sejarah Perang Aceh, 1873-1912|url=https://www.researchgate.net/publication/337640691_Langkah_Politik_Belanda_di_Aceh_Timur_Memahami_Sisi_Lain_Sejarah_Perang_Aceh_1873-1912?_sg=7r_IBt2ko0gaLJAeViInCFjo8i_YGuIq90rZ50fi_e1rAVhiO_Ncr5Ra79sXqu3Kg0Sgpj4aKqHcP7c|journal=MUKADIMAH|volume=1|issue=2|pages=168-169|doi=10.30743/mkd.v1i2.515}}<"ref5"/ref> Di daerah [[Sumatera Barat]] dan [[Sumatera Utara]] pemerintah Belanda juga membangun sarana transportasi untuk menaklukkan perlawanan rakyat.
 
Pax Netherlandica juga memberikan dampak pada migrasi penduduk serta pencampuran budaya, karena tentara yang direkrut Belanda berasal dari berbagai daerah di Nusantara. Para tentara tersebut kemudian bermukim di wilayah tempat tugasnya dan menikah dengan warga setempat sehingga terjadi [[amalgamasi]].