Mao Zedong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 126:
Mao sebenarnya bukan seorang [[filsuf]] yang orisinil. Gagasan-gagasannya berdasarkan bapak-bapak sosialisme lainnya seperti [[Karl Marx]], [[Friedrich Engels]], [[Lenin]] dan [[Stalin]]. Tetapi ia banyak berpikir tentang [[materialisme dialektik]] yang menjadi dasar sosialisme dan penerapan gagasan-gagasan ini dalam praktik seperti dikerjakan Mao bisa dikatakan orisinil. Mao bisa pula dikatakan seorang filsuf Tiongkok yang pengaruhnya paling besar dalam [[Abad ke 20]] ini.
 
Konsep falsafifalsafah Mao yang terpenting adalah [[konflik]]. Menurutnya: “Konflik bersifat semesta dan absolut, hal ini ada dalam proses perkembangan semua barang dan merasuki semua proses dari mula sampai akhir.” Model sejarah Karl Marx juga berdasarkan prinsip konflik: kelas yang menindas dan kelas yang tertindas, kapital dan pekerjaan berada dalam sebuah konflik kekal. Pada suatu saat hal ini akan menjurus pada sebuah krisis dan kaum pekerja akan menang. Pada akhirnya situasi baru ini akan menjurus kepada sebuah krisis lagi, tetapi secara [[logika|logis]] semua proses akhirnya menurut Mao, akan membawa kita kepada sebuah keseimbangan yang stabil dan harmonis. Mao jadi berpendapat bahwa semua konflik bersifat semesta dan absolut, jadi dengan kata lain bersifat abadi. Konsep konflik Mao ini ada kemiripannya dengan konsep falsafi ''[[yin-yang]]''. Semuanya terdengar seperti sebuah [[dogma]] kepercayaan. Di bawah ini disajikan sebuah cuplikan tentang pemikirannya tentang konflik.
 
:''Dalam ilmu pengetahuan semuanya dibagi berdasarkan konflik-konflik tertentu yang melekat kepada objek-objek penelitian masing-masing. Konflik jadi merupakan dasar daripada sesuatu bentuk disiplin ilmu pengetahuan. Di sini bisa disajikan beberapa contoh: bilangan negatif dan positif dalam [[matematika]], aksi dan reaksi dalam ilmu [[mekanika]], aliran listrik positif dan negatif dalam ilmu [[fisika]], daya tarik dan daya tolak dalam ilmu [[kimia]], konflik kelas dalam ilmu sosial, penyerangan dan pertahanan dalam ilmu [[perang]], [[idealisme]] dan [[materialisme]] serta perspektif [[metafisika]] dan [[dialektik]] dalam ilmu [[filsafat]] dan seterusnya. Ini semua objek penelitian disiplin-disiplin ilmu pengetahuan yang berbeda-beda karena setiap disiplin memiliki konfliknya yang spesifik dan esensi atau intisarinya masing-masing.''