Tayuban (Kota Salatiga): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 15:
==== Dandan Kali dan Doa Bersama ====
Dandan kali dilaksanakan pada hari Jumat. Dandan kali adalah kegiatan membersihkan Sumur Bandung. Sumur Bandung juga disebut dengan nama Sumur Gandhul oleh masyarakat Kelurahan Tegalrejo karena lokasinya berada di atas sungai. Sumur tersebut terletak di wilayah RT 03/RW 03 dan memiliki kedalaman <u>+</u> 10 meter. Sumur ini dulunya merupakan sumber air satu-satunya yang ada di Kelurahan Tegalrejo, tetapi saat ini jarang digunakan lagi setelah PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) masuk ke Kelurahan Tegalrejo. ''Dandan kali'' diawali dengan membersihkan lingkungan dan sungai di sekitar Sumur Bandung. Sampah-sampah dan rerumputan yang tumbuh liar dibersihkan dengan alat yang sudah dipersiapkan. Tembok dan bibir Sumur Bandung dibersihkan dari lumut-lumut yang menempel serta dicat dengan warna putih. ''Dandan kali'' merupakan bentuk partisipasi masyarakat terhadap penyelamatan sumber daya alam di Kelurahan Tegalrejo, terutama pelestarian sumber air. <br />Setelah kebersihan lingkungan sekitar Sumur Bandung dirasa cukup, kegiatan diteruskan dengan menyiapkan perlengkapan sesajen untuk doa bersama. Kegiatan ini diawali dengan menyembelih ayam jantan oleh ''modin''. Sebagian darah dari ayam tersebut lantas dipercikan di Sumur Bandung, sedangkan sisa darahnya dikubur. Perakitan sesajen dilakukan oleh ''modin'' dan juru kunci Makam Sufi. Sesajen Sumur Bandung meliputi ''sego golong'' (nasi berbentuk bulat) 15 buah, pisang raja dua sisir, ikan sungai yang dimasak sambal goreng, kerupuk atau peyek kacang/kedelai, ''ingkung'' ayam panggang, ketupat, jajan pasar (jenang, ''jadah'', ''krasikan'', ''wajik'', ''brondong'', klepon, tape ketan, kedondong, jeruk, timun, jambu biji, kacang rebus, ''cethil'', dan bengkuang), ''kinangan'' (tembakau, sirih yang digulung, gambir, dan rokok), sepotong tebu wulung, serta ''kembang telon'' (mawar, kanthil, dan kenanga).
Rakitan sesajen tersebut ditempatkan dalam sebuah wadah yang bernama ''ancak'', ''tampah'', atau ''tambir''. Sesajen kemudian dibagi dalam porsi yang lebih kecil menjadi delapan bagian sebagai sesajen buangan. Masing-masing bagian harus mengandung unsur-unsur sesajen di atas. Tujuh bagian dibuang di sepanjang sungai yang ada di Kelurahan Tegalrejo, sedangkan satu lagi ditempatkan di Sumur Bandung. Setiap melaksanakan sesajen buangan selalu disertai dengan rapal atau mantra yang diucapkan oleh juru kunci.
Ketika sesaji Sumur Bandung selesai, kegiatan dilanjutkan dengan kenduri bersama yang dilakukan di Sumur Bandung. Sekitar pukul 10.00 WIB, beberapa warga yang ditunjuk oleh panitia Saparan untuk datang dengan membawa ''ambengan'' (nasi dengan lauk-pauk). Upacara kenduri dipimpin oleh lurah Tegalrejo dengan pembacaan doa yang diamini oleh warga yang datang. Selesai berdoa, kegiatan dilanjutkan dengan makan ''ambengan'' bersama yang dibawa oleh masing-masing warga yang hadir.
== Lihat pula ==
|