Tayuban (Kota Salatiga): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 29:
Tujuan masyarakat menyelenggarakan tradisi saparan dengan pertunjukan tayuban pada dasarnya adalah untuk mencari ketenangan dengan memahami tatanan alam dan kehidupan yang harmonis. Kegiatan tersebut merupakan warisan nilai-nilai luhur dan menjadi proses masyarakat untuk lebih memahami dan menghayati kehidupan serta mendekatkan diri dengan alam dan Tuhan. Selain itu, tayuban sebagai tari ritual juga diharapkan menumbuhkan budaya spiritual masyarakat dan menjadi sarana dalam membersihkan desa.
Secara garis besar, struktur pertunjukan tayuban diatur dengan urutan sebagai berikut
* Gendhing-gendhing, yang dilantunkan dengan karawitan dan dimaksudkan untuk mengawali tayuban. Penyajian gending juga bertujuan untuk menyambut tamu yang mulai berdatangan. Gendhing yang disajikan adalah Ladrang Sri Wadada dan Ladrang Mugi Rahayu.
▲- Tayuban, yang dimulai dengan urutan ''penjanggrung'', yaitu kepala lurah Tegalrejo, pegawai kelurahan dan panitia, tamu undangan, dan masyarakat umum.
▲- Penutup, yang dilaksanakan pada pukul 24.00 WIB dengan gendhing Ladrang Mugi Rahayu.
== Lihat pula ==
|