Tayuban (Kota Salatiga): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 2:
'''Tayuban Desa Tegalrejo''' adalah kesenian yang diselenggarakan ketika berlangsung tradisi ''saparan'' dan digelar sebagai puncak kegiatan dalam rangkaian merti desa atau bersih desa setiap tahun di [[Tegalrejo, Argomulyo, Salatiga|Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga]]. Pertunjukan tayuban memang sudah turun-temurun dilaksakan dan akan terus dijaga oleh masyarakat Kelurahan Tegalrejo. Selain memegang peranan penting sebagai bagian dari upacara bersih desa, tayuban juga digunakan sebagai hiburan masyarakat. Unsur kesenian dalam pertunjukan tayuban meliputi ''ledhek'' (penari wanita), ''pengrawit'' (penabuh gamelan), ''penjanggrung'' (laki-laki yang menari bersama dengan ''ledhek''), dan sesajen.<ref>{{Cite web|url=http://argomulyo.salatiga.go.id/saparan-dusun-tegalrejo/|title=Saparan Dusun Tegalrejo|last=Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga|first=|date=28 Oktober 2018|website=Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga|access-date=27 Mei 2020}}</ref>
 
== Rangkaian Kegiatankegiatan Saparansaparan ==
 
==== Kerja Bakti dan Bersihbersih kubur ====
Kegiatan saparan di Kelurahan Tegalrejo diawali dengan kerja bakti dan bersih kubur pada hari Senin sampai dengan Kamis, yang meliputi seluruh wilayah Kelurahan Tegalrejo di bawah pimpinan ketua RT dan RW masing-masing. Kerja bakti dilaksanakan pada hari Minggu Wage dan dimulai sejak pagi sekitar pukul 07.00 WIB sampai selesai, mulai dari membersihkan rumah masing-masing warga, seluruh jalan desa, dan selokan.
 
Baris 13:
Bersih kubur ini pada awalnya dilakukan oleh masyarakat yang memiliki ahli waris yang dikuburkan di Makam Sufi, terutama keturunan dari Kyai Sufi. Namun, lama-kelamaan kegiatan ini dipandang baik oleh masyarakat setempat dan diikuti oleh masyarakat Kelurahan Tegalrejo yang lain. Makna dari bersih kubur ini adalah bentuk penghormatan kepada leluhur yang sudah meninggal. Dengan membersihkan makamnya secara berkala dan mendoakan, masyarakat ''mikul dhuwur mendhem jero'' (mengubur dalam-dalam segala keburukan serta menjunjung tinggi segala kebaikan dan amanatnya). Adapun makna sosial dari bersih desa adalah terjalinnya komunikasi dan kerukunan di antara warga yang saling berjumpa. Setelah bersih desa selesai dilaksanakan, pada Kamis malam sekitar pukul 19.00 WIB diadakan salat hajat di Masjid Sufi Tegalrejo.
 
==== Dandan Kalikali dan Doadoa Bersamabersama ====
Dandan kali dilaksanakan pada hari Jumat. Dandan kali adalah kegiatan membersihkan Sumur Bandung. Sumur Bandung juga disebut dengan nama Sumur Gandhul oleh masyarakat Kelurahan Tegalrejo karena lokasinya berada di atas sungai. Sumur tersebut terletak di wilayah RT 03/RW 03 dan memiliki kedalaman <u>+</u> 10 meter. Sumur ini dulunya merupakan sumber air satu-satunya yang ada di Kelurahan Tegalrejo, tetapi saat ini jarang digunakan lagi setelah PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) masuk ke Kelurahan Tegalrejo. ''Dandan kali'' diawali dengan membersihkan lingkungan dan sungai di sekitar Sumur Bandung. Sampah-sampah dan rerumputan yang tumbuh liar dibersihkan dengan alat yang sudah dipersiapkan. Tembok dan bibir Sumur Bandung dibersihkan dari lumut-lumut yang menempel serta dicat dengan warna putih. ''Dandan kali'' merupakan bentuk partisipasi masyarakat terhadap penyelamatan sumber daya alam di Kelurahan Tegalrejo, terutama pelestarian sumber air. <br />Setelah kebersihan lingkungan sekitar Sumur Bandung dirasa cukup, kegiatan diteruskan dengan menyiapkan perlengkapan sesajen untuk doa bersama. Kegiatan ini diawali dengan menyembelih ayam jantan oleh ''modin''. Sebagian darah dari ayam tersebut lantas dipercikan di Sumur Bandung, sedangkan sisa darahnya dikubur. Perakitan sesajen dilakukan oleh ''modin'' dan juru kunci Makam Sufi. Sesajen Sumur Bandung meliputi ''sego golong'' (nasi berbentuk bulat) 15 buah, pisang raja dua sisir, ikan sungai yang dimasak sambal goreng, kerupuk atau peyek kacang/kedelai, ''ingkung'' ayam panggang, ketupat, jajan pasar (jenang, ''jadah'', ''krasikan'', ''wajik'', ''brondong'', klepon, tape ketan, kedondong, jeruk, timun, jambu biji, kacang rebus, ''cethil'', dan bengkuang), ''kinangan'' (tembakau, sirih yang digulung, gambir, dan rokok), sepotong tebu wulung, serta ''kembang telon'' (mawar, kanthil, dan kenanga).
 
Baris 37:
* Penutup, yang dilaksanakan pada pukul 24.00 WIB dengan gendhing Ladrang Mugi Rahayu.
 
== Unsur Seni Pertunjukan Tayubanseni ==
 
====''Ledhek''====
Baris 51:
==== ''Penjanggrung'' ====
''Penjanggrung'' adalah satu dari sekian tamu undangan yang mendapatkan kesempatan untuk menari bersama ''ledhek'' di atas panggung. Sebelum menari bersama, para ''ledhek'' akan mengalungkan ''sampur'' kepada satu di antara tamu. Adapun jumlah ''penjanggrung'' yang tampil dalam setiap ''gendhing'' disesuaikan dengan jumlah ''ledhek'', misalnya jumlah ''ledhek'' dalam ''gendhing'' itu ada tiga, jumlah ''penjanggrung'' yang tampil di atas panggung juga harus tiga. ''Penjanggrung'' harus menyelesaikan tariannya sepanjang satu gending selesai dinyanyikan secara berpasang-pasangan.
 
<br />
 
== Lihat pula ==