Bakaua: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
sedang membuat artikel |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Bakaua''' adalah sebuah tradisi berkenaan dengan pertanian yang terdapat di beberapa daerah [[Minangkabau]]. Tradisi ini yaitunya semacam ritual [[tolak bala]] yang dilakukan sebelum atau bersamaan dengan kegatan turun ke sawah atau proses awal mengerjakan sawah. Bakua dilakukan dengan
==
Secara garis besarnya bakaua dibagi atas dua bagian, yakni ''bakaua ketek'' dan ''bakaua gadang''. Pada dasarnya pembagian ini terletak pada besar kecilnya bentuk acara yang dilakukan. ''Bakaua ketek'' dilakukan dengan acara sederhana tidak membutuhkan biaya yang cukup besar, sedangkan ''bakaua gadang'' dilakukan dengan menyembelih sapi (''manggoroh'') sebagai bentuk jamuan.
== Penyelenggara ==
Acara bakaua biasanya dipimpin oleh "orang siak" atau pemuka keagamaaan yang ada di nagari. Orang siak yang dipilih yaitunya melalui kesepakatan bersama. Tugasnya adalah memimpin warga berdoa pada Allah. Mereka berdoa pada Allah agar tanaman padi dapat tumbuh subur serta agar masyarakat dapat hidup rukun dan damai terhindar dari bala bencana. Kaum perempuan dalam tradisi bakuau bertugas memasak makanan.<ref name=":2" />
Dalam acara bakaua ini pakaian yang dikenakan peserta disesuaikan dengan tempat pelaksanaannya. Pada acara ''bakaua ketek'' yang tempatnya berada di lokasi kegiatan, maka pakaian kaum laki-Iaki ikut dalam acara bakaua memakai pakaian kerja biasa, sedangkan orang siaknya tetap memakai pakaian keagamaan, baik dalam acara ''bakaua ketek'' maupun acara ''bakaua gadang''. Sementara itu, dalam acara ''bakaua gadang'' pakaian bagi kaum laki-laki disesuaikan dengan status sosialnya di tengah-tengah masyarakat, sekiranya ia seorang penghulu maka pakaiannya haruslah pakaian penghulu. Bagi kaum perempuan, terutama ipa bisan, tetap memakai [[Baju kuruang basiba|''baju kuruang basiba'']] berwama hitam. Foto di bawah ini memperlihatkan kostum yang dipakai dalam pelaksanaan tradisi Bakaua di Solok.<ref name=":2" />
== Kondisi saat ini ==
Dalam perjalannnya tradisi ''bakaua gadang'' sudah jarang ditemui, karena banyak faktor yang menyebabkan tradisi ini mulai dilupakan masyarakat, karena masa turun ke sawah tidak serentak, sedangkan ''bakaua ketek'' masih ada dilakukan oleh masyarakat seiring dengan acara tolak bala.<ref name=":2" />
== Referensi ==
|