Observatorium Bosscha: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 45:
Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada tahun [[1933]]. Namun kemudian observasi terpaksa dihentikan─begitu juga dengan lembaga ilmiah di Hindia Belanda lainnya─karena terjadi [[Perang Dunia II]]. Setelah perang usai, dilakukan renovasi besar-besaran pada observatorium ini karena kerusakan akibat perang hingga akhirnya observatorium dapat beroperasi dengan normal kembali.
 
Asia Tenggara, termasuk Hindia Belanda, jatuh ke tangan [[Kekaisaran Jepang]] sebagai dampak dari Perang Dunia II. Pada 1942 kekuatan militer mereka tiba di Jawa dan dengan cepat menggantikan pegawai pemerintahan kolonial dengan pejabat berkebangsaan Jepang atau Indonesia. Bosscha adalah salah satunya. Direkturnya saat itu, [[Joan Voûte]], bekerja di bawah komando bangsa Jepang ketika melakukan observasi bintang kembar. Dukungan kepada bidang astronomi dan biologi di Hindia Belanda mengacu pada ideologi politik Kekaisaran Jepang, yaitu Asia Raya. Ideologi ini bercita-cita menciptakan [[modernitas]] Asia dengan gaya Jepang sebagai tandingan dari modernitas Barat.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/1027945445|title=Kegagalan ilmuan Hindia Belanda.|last=Gross, Andrew.|isbn=978-602-9402-32-2|location=Komunitas Bambu|oclc=1027945445}}</ref>
 
Kemudian pada tanggal [[17 Oktober]] [[1951]], NISV menyerahkan observatorium ini kepada pemerintah RI. Setelah [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) berdiri pada tahun [[1959]], Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.