Pada umumnya, negara merupakan kesatuan tahan lama, meskipun mungkin bagi mereka untuk hancur, baik melalui sukarela atau kekuatan-kekuatan luar, seperti penaklukan militer. Menurut sebuah studi tahun 2004, penghapusan ntelahtelah hampir berhenti sejak akhir Perang Dunia II.<ref>{{Cite journal|last=Fazal|first=Tanisha M.|date=2004-04-01|title=State Death in the International System|url=https://www.cambridge.org/core/journals/international-organization/article/state-death-in-the-international-system/293E2E30C054DEE72899DAAA643B61AD|journal=International Organization|volume=58|issue=2|pages=311–344|doi=10.1017/S0020818304582048|issn=1531-5088}}</ref> Karena negara-negara non-fisik yuridis badan, telah berpendapat kepunahan mereka tidak bisa karena kekuatan fisik saja.<ref>{{Cite journal|last=Robinson|first=Edward Heath|year=2011|title=The Involuntary Extinction of States: An Examination of the Destruction of States though the Application of Military Force by Foreign Powers since the Second World War|url=http://www.edwardheath.net/wp-content/uploads/2013/01/Destruction-of-States.pdf|journal=The Journal of Military Geography|volume=1|pages=17–29}}</ref> Sebaliknya, tindakan-tindakan fisik militer harus terkait dengan benar sosial atau peradilan tindakan dalam rangka untuk menghapuskan negara.
