I Gusti Ngurah Rai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dian Aulia (bicara | kontrib)
Menambahkan informasi kehidupan dan karir
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: Karir → Karier
Baris 24:
Pemerintah Indonesia menganugerahkan [[Bintang Mahaputra]] dan kenaikan pangkat menjadi [[Brigjen]] [[TNI]] (anumerta). Namanya kemudian diabadikan dalam nama [[bandar udara]] di Bali, [[Bandar Udara Internasional Ngurah Rai]] dan nama kapal perang [[KRI I Gusti Ngurah Rai (332)|KRI I Gusti Ngurah Rai]]. Sebagai bentuk penghargaan lain atas jasanya, profil wajahnya pernah dicantumkan pada cetakan mata uang Rupiah pecahan Rp. 50.000 tahun emisi 2005.<ref>{{Cite web|url=https://www.peruri.co.id/banknotes-money-coins/48/uang-rupiah-pecahan-20-000---100-000|title=PERURI {{!}} Uang Rupiah Pecahan 20.000 - 100.000|website=www.peruri.co.id|access-date=2020-06-13}}</ref>
 
== Pendidikan dan KarirKarier Militer ==
I Gusti Ngurah Rai dilahirkan oleh seorang wanita keturunan [[Bali]] yang bernama I Gusti Ayu Kompyang. Ayahnya adalah seorang Camat Petang yang bernama I Gusti Ngurah Palung. Berkat jabatan ayahnya tersebut ia mendapatkan kesempatan untuk bersekolah formal di [[Hollandsch-Inlandsche School|''Holands Inlandse School'' (HIS)]], [[Kota Denpasar|Denpasar]]. Setelah menyelesaikan pendidikannya disana, ia kemudian melanjutkan ke MULO (setingkat [[Sekolah menengah pertama|Sekolah Menengah Pertama]]) di [[Kota Malang|Malang]]. Pada tahun 1936 I Gusti Ngurah Rai yang sejak kecil tertarik dengan dunia militer<ref name=":0">{{Cite web|url=https://m.merdeka.com/i-gusti-ngurah-rai/profil/|title=Profil - I Gusti Ngurah Rai|website=merdeka.com|language=en|access-date=2020-06-13}}</ref> melanjutkan pendidikannya di Sekolah Kader Militer di Prayodha Bali, Gianyar. Pada tahun 1940, Ngurah Rai dilantik sebagai Letnan II yang kemudian meneruskan pendidikan di [[Corps Opleiding Voor Reserve Officieren|''Corps Opleiding Voor Reserve Officieren'' (CORO)]], [[Kota Magelang|Magelang]] dan Pendidikan Artileri, [[Kota Malang|Malang]].<ref name=":0" /> Bekal ilmu kemiliteran yang telah diperolehnya semasa muda dan pribadinya yang cerdas telah membawanya menjadi seorang intel sekutu di daerah [[Bali]] dan [[Pulau Lombok|Lombok]], semasa penjajahan kolonial.<ref>{{Cite web|url=http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/Yuk%20Kenali%20Pahlawan%20Kita%20Melalui%20Permainan%20Monas%20dan%20Kwarnas%20(Rachmawati).pdf|title=Yuk Kenali Pahlawan Kita Melalui Permainan|last=|first=Rachmawati|date=November 2018|website=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan|access-date=13 Juni 2020}}</ref> Tahun 1945 setelah Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya, ia bersama dengan rekan militernya ikut membentuk Tentara Kemanan Rakyat (TKR) Sunda Kecil, kemudian ia diangkat menjadi komandannya. Berbekal rasa tanggung jawab sebagai Komandan TKR, I Gusti Ngurah Rai pergi ke Yogyakarta yang menjadi markas besar TKR untuk berkonsolidasi dengan pimpinan pusat. Saa itu juga, ia dilantik menjadi Komandan Resimen Sunda Kecil berpangkat Letnan Kolonel.<ref name=":0" /> TKR Sunda Kecil di bawah pimpinannya, dengan kekuatan 13,5 kompi ditempatkan tersebar diseluruh kota di Bali, saat itu pasukannya dikenal dengan nama [[Ciung Wanara]].<ref>{{Cite web|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/8207/1/SEJARAH%20KOTA%20DENPASAR%201945-1979.pdf|title=Sejarah Kota Denpasar 1945 - 1979|last=Gde Putra Agung|first=A.A.|date=Juli 1986|website=Layanan Informasi Publikasi Bidang Pendidikan dan Kebudayaan|access-date=13 Juni 2020}}</ref>
 
== Galeri ==
Baris 44:
 
{{Pahlawan Indonesia}}
 
{{indo-bio-stub}}
{{DEFAULTSORT:Ngurah Rai, I Gusti}}
[[Kategori:Tokoh dari Badung]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh yang gugur dalam perang]]
 
 
{{indo-bio-stub}}