Aksara Nusantara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 40:
* [[Aksara Kawi]] (Aksara Jawa Kuno)
* [[Aksara Buda]]
* [[Aksara Sunda Kuno]] (pada abad 21 direvitalisasi dan disederhanakan menjadi [[Aksara Sunda Baku]])
 
Dalam perkembangannya, aksara Kawi kemudian berevolusi menjadi aksara-aksara nusantara baik secara langsung atau melalui perantara yang belum teridentifikasi di berbagai daerah Indonesia.<ref name="holle">{{Cite Journal|title=Tabel van oud-en nieuw-Indische alphabetten|last=Holle|first=K F|journal=Bijdrage tot de palaeographie van Nederlandsch-Indie|year=1882|place=Batavia|publisher=W. Bruining|oclc=220137657|url=http://dbooks.bodleian.ox.ac.uk/books/PDFs/590496015.pdf|page=xi, 9-35}}</ref> Perubahan dari aksara Kawi ini terjadi secara berangsur-angsur dan telah terjadi sejak abad ke-14 hingga 15.<ref>{{cite book|url=https://books.google.co.id/books/about/Indonesian_Palaeography.html?id=cLUfAAAAIAAJ&redir_esc=y|title=Indonesian Palaeography: A History of Writing in Indonesia from the Beginnings to C. A.D. 1500|volume=4|isbn=9004041729|publisher=Brill|year=1975|first=J G de|last=Casparis}}</ref>{{sfn|Behrend|1996|pp=161-162}}
 
*Aksara yang berkembang di wilayah Sumatra Utara:
** [[Aksara Batak]] (Surat Batak)
 
*Aksara yang berkembang di wilayah Sumatra Selatan:
** [[Aksara Rejang]]
** [[Aksara Rencong]] (Surat Incung)
** [[Aksara Lampung]] (Had Lampung)
 
*Aksara yang berkembang di wilayah Jawa:
** [[Aksara Jawa]] (Hanacaraka)
 
*Aksara yang berkembang di Bali dan Lombok:
** [[Aksara Bali]]
 
*Aksara yang berkembang di wilayah Sulawesi Selatan:
** [[Aksara Lontara]]
** [[Aksara Makassar]] (Ukiri Jangang-jangang)
 
Semua aksara Nusantara di atas memiliki konteks dan intensitas penggunaan yang bervariasi antar masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan. Secara umum, aksara Nusantara pada periode tersebut memiliki peran yang substansial dalam masyarakat penggunanya, meski penggunaannya sebagai tulisan sehari-hari seringkali dibarengi dengan huruf Arab dan Latin. Penggunaan aksara Nusantara baru mengalami penurunan yang signifikan pada pertengahan abad 20 M, dan kini sebagian besar aksara Nusantara hanya diterapkan dalam konteks terbatas. Dalam konteks pengguna yang menurun drastis, terdapat berbagai upaya untuk merevitalisasi penggunaan aksara Nusantara di berbagai daerah dengan pendekatan yang berbeda-beda, misal dengan kampanye penggunaan atau penyederhanaan ortografi tradisionanal.
;Zaman Modern
Aksara daerah yang berkembang pada zaman modern memiliki huruf untuk menuliskan bunyi dalam Bahasa Arab (misalnya f dan z) dan Bahasa Latin (misalnya x dan v) yang tidak terdapat dalam bahasa daerah.
* [[Aksara Sunda Baku]]
<!--
== Variasi ==