Tjingal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) |
Alamnirvana (bicara | kontrib) |
||
Baris 47:
Chengal memiliki luas 69 persegi. geogr. untuk mil dan berbatasan dengan utara ke Pasir, barat ke Bandjakarta, selatan ke Menoenggoel dan Teluk Pamukan, timur ke Selat Makassar.
Kekaisaran berada di bawah administrasi yang sama dengan Bangkalaan, Adji Pati.
Tanahnya subur, tetapi sedikit ditanami, dan keuntungan terbesar yang diambil Adji Pati dari tanah itu berasal dari perdagangan yang dilakukan oleh para pemukim
Tol dan pajak diatur di sini, seperti di Tjantung.
Semua orang
Kecuali Dajak, penduduk negara-negara yang disebutkan di atas adalah orang asing, terutama orang Bugis dan Melayu, atau keturunan mereka. Mereka mendiami pantai atau tepi sungai, sejauh mereka dapat dilayari. Penduduk asli telah mengungsi dan diserahkan ke pemukim asing selama bertahun-tahun. Beberapa yang tersisa tinggal tersebar, atau di kampung-kampung kecil, di pegunungan. Mereka lembut dalam karakter, pemalu dan takut dan bahkan karena penindasan besar mereka sering bertahantidak memprovokasi perlawanan atau ketidaksukaan luar. Mereka hidup tenang di antara mereka sendiri, terpisah dari semua orang asing, yang pendekatan mereka dengan cepat meninggalkan gunung, meninggalkan barang-barang dan harta benda mereka di belakang. Mereka ramping dan bertubuh lemah, warnanya lebih rata daripada orang Melayu, dan sering kali dipenuhi dengan warna pucat yang sakit-sakitan. Mereka sangat menderita karena penyakit kulit yang menjijikkan, mungkin sebagai akibat dari banyak hal tidak wajar yang mereka gunakan untuk makanan, karena mereka memakan segala sesuatu yang disediakan oleh tumbuhan dan hewan dan tidak secara langsung berbahaya. Pakaian mereka sangat sederhana dan biasanya hanya terdiri dari potongan kulit yang terbuat dari kain, yang dililitkan di sekitar pinggang dan di antara kaki dan melalui (well what), selain jilbab. Hanya pada acara-acara khusus mereka mengenakan celana pendek Uganda dan tabung kapas. Tato tidak digunakan di sini. Para wanita mengenakan sarung dan kabajen pendek, tetapi sering memiliki tubuh telanjang. Senjata mereka terdiri dari tombak, perisai, kemudi untuk racun punya panah dan klewang. Mereka juga membuat semacam penguatan untuk melindungi diri dari serangan
Baris 61:
Roh jahat, yang disebut Putut, yang mereka panggil dan kepada siapa mereka mempersembahkan korban, adalah agen dari semua kemalangan
yang menimpa mereka.
Orang mati diselimuti kain putih dan dikubur di ruang bawah tanah alami yang cukup besar untuk menampung beberapa keluarga dalam satu keluarga. Mereka memberikan koin tembaga mereka (pitis) di sepanjang dan menutupi mata, hidung, telinga dan mulut dengan lempengan-lempengan emas
emas, dan membuat busur kecil, sementara para wanita mengerjakan pekerjaan rumah, membuat pakaian, tikar lakukan kepang dan lakukan pekerjaan serupa. Mereka memiliki banyak tradisi luar biasa dan mereka suka pesta, permainan, tarian perang, dll.
Bagian dari populasi yang diturunkan dari orang asing meniru kebiasaan dan kebiasaan
<ref>{{cite book
| lg= nl
Baris 75:
| year= 1851
}}</ref>
== Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe ==
Tjingal merupakan salah satu daerah ''landschap'' dalam [[Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe]] menurut [[Staatblaad]] tahun 1898 no. 178.
|