Melayu Pontianak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 32:
Tetapi dalam arti luas, rumpun Melayu Kalimantan mencakup suku asli Kalimantan yang beragama Islam dan mengadopsi Budaya Melayu seperti Senganan/Haloq (Dayak masuk Islam), [[Suku Sambas]], [[Suku Kedayan]] (suku di Brunei Darussalam), [[Suku Banjar]], [[Suku Kutai]], [[Suku Berau]], dan [[Suku Tidung]]. Nama Melayu Pontianak sendiri muncul tahun 1771 saat [[Kesultanan Pontianak|Kesultanan Kadriyah Pontianak]] didirikan oleh [[Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie]], keturunan Rasulullah dari Imam Ali ar-Ridha di daerah muara Sungai Kapuas yang termasuk kawasan yang diserahkan [[Sultan Banten]] kepada VOC Belanda, dan penduduk asli yang memeluk agama Islam dan mendiami Wilayah [[Kesultanan Kadriyah Pontianak|Kesultanan Kadriah Pontianak]] itu lah yang di sebut sebagai Melayu Pontianak.
 
[[Suku Melayu]] di [[Kalimantan Barat]] memiliki hubungan kekeluargaan yang sangat erat dengan [[suku Melayu]] di [[Malaysia]] [[Serawak]] dan [[BrunaiBrunei Darussalam]]. Tidak mengherankan jika pada musim hari Raya Idul Fitri banyak warga [[Malaysia]] dan [[BrunaiBrunei Darussalam]] yang berkunjung ke [[Kalimantan Barat]]. Tujuan utama mereka adalah untuk mempererat hubungan silaturahmi dan mengunjungi makam nenek atau datok mereka.
Selain Melayu Pontianak suku yang termasuk rumpun Melayu di Kalimantan barat sendiri yaitu Melayu Singkawang, Melayu Mempawah, Melayu Sambas, Melayu Bengkayang, Melayu Sanggau, Melayu Sekadau, Melayu Sintang, Melayu Kapuas Hulu, Melayu Kubu, Melayu Sukadana dan Melayu Ketapang merupakan suku-suku Melayu yang ada di Kalimantan Barat.