Wayang sadat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12:
== Refleksi Tauhid ==
Wayang sadat memiliki esensi tauhid yang termuat dalam lakon, ketokohan, dan simbol-simbol di dalamnya. Secara harfiah, kata tauhid dari bahasa Arab yaitu ''Wahhada Yuwahhidu-tauhid'' yang artinya “meng-Esakan”. Jadi bertauhid artinya meng-Esakan Tuhan pencipta semesta yang tidak ada sesuatu bagi-Nya dengan keyakinan yang bulat sehingga yakin seyakin-yakinnya bahwa Allah Mahakuasa tidak ada tandingannya. Tauhid merupakan suatu pegangan, pengilmuan, dan sesuatu yang bersabit dengan penghayatan tentang pengesaan dan Keesaaan Allah Ta’ala. Konsep tauhid terdiri dari tiga asas yaitu iman (kepercayaan), ilmu (pengetahuan) dan amal (perlakuan).Dalam tauhid terdapat enam rukun iman, yaitu: Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat, Iman kepada Kitab Tuhan, Iman kepada Rasul, Iman kepada Hari Akhir, dan Iman kepada Takdir Tuhan. Keenam rukun iman tersebut terdapat pada pementasan wayang sadat dalam Lakon Ki Ageng Pengging.
Iman Kepada Allah
Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama dan menunjukkan kewajiban bagi pemeluk agama Islam untuk percaya kepada keesaan Allah dengan segala kebesarannya. Lakon Ki Ageng Pengging ini dapat terefleksikan pada vokal tunggal dalang yang berbunyi:
''“Niyatingsun amiwiti, anyebut asmaning Allah, ingkang sipat rahman-rahiim, Mahamurah Mahaasih, (mengucapkan doa: Bismillahir rahmaanir rahiim…) maratani jagad raya.”'' Lantunan doa tersebut diucapkan oleh dalang ketika mengawali babak pertama pagelaran wayang sadat yang menunjuk adanya rasa keimanan kepada Allah yang hukumnya wajib. Dalam ajaran Islam setiap awal kegiatan harus dimulai dengan mengucap Basmallah sebagaimana sabda Nabi Muhammad:
“Semua perkara yang baik yang tiada dimulai mengerjakannya dengan bacaan Bismillah hir rahman nir rahiim, maka akan terputus (sia-sisa belaka) (H.R. Abu Dawud dari Abu Hurairah).” Ucapan Basmallah memberi tuntunan kepada Islam, bahwa setiap langkah dan gerak baik yang dilakukan oleh tangan, kaki maupun ucapan yang menuju ke arah perbuatan yang baik dan terpuji. Tujuan dari pengucapan tersebut adalah agar hasil pekerjaan itu betul-betul atas ridha-Nya, sebab pada hakikatnya alat yang digunakan untuk mencapai semua itu adalah milik Allah SWT dan hasil yang diharapkan juga atas kodrat dan irodat Allah semata.
 
== Rujukan ==