Jumhur Hidayat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 17114989 oleh Rahmatdenas (bicara) Tag: Pembatalan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 24:
}}
'''Mohammad Jumhur Hidayat''' {{lahirmati|[[Bandung]]|18|2|1968}}<ref>[https://www.medcom.id/profile/jumhur-hidayat
Jumhur Hidayat sudah menjadi aktivis sejak Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dan pernah dipenjara pada tahun 1989 karena terlibat dalam aksi mahasiswa yang menolak kedatangan Menteri Dalam Negeri, [[Rudini]]. ia ditangkap bersama beberapa teman, di antaranya [[Fadjroel Rachman]], [[Arnold Purba]], Supriyanto alias Enin, Amarsyah, Bambang Sugiyanto Lasijanto, Lendo Novo, A.Sobur, Wijaya Santosa, Adi SR, dan Dwito Hermanadi.<ref>[https://www.kompasiana.com/prestonessss/55110d5e8133115c3bbc7512/sekilas-mohammad-jumhur-hidayat# "Sekilas Mohammad Jumhur Hidayat"] </ref>
Walau pernah terlibat dalam kegiatan real politik, sebenarnya Jumhur lebih tepat disebut aktivis yang berkecimpung di dunia gerakan pemberdayaan rakyat. Saat ini Jumhur Hidayat ikut memimpin gerakan buruh sebagai Wakil Ketua Umum KSPSI. Adapun aktivitas politiknya dimulai saat bergabung dengan [[Partai Daulat Rakyat]] yang dalam pemilu 1999 mendapatkan 1 (satu) kursi DPR RI.<ref>[https://nasional.tempo.co/read/1208504/pimpin-massa-aksi-22-mei-begini-profil-jumhur-hidayat "Pimpin Massa Aksi 22 Mei, Begini Profil Jumhur Hidayat"] tempo dotco 23 Mei 2019 diakses 2 Juni 2020 </ref>. Jumhur menjadi Sekretaris Jenderal di Partai Daulat Rakyat. <ref>[https://twitter.com/fahrihamzah/status/764708804571168768 </ref> Pada Saat Partai Daulat Rakyat bergabung dengan 7
Pada Kongres ke 3 [[Gaspermindo]] (Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia), Jumhur tidak bersedia kembali dipilih sebagai ketua Umum Organisasi tersebut, karena sudah 2 kali menjabat. <ref>[https://www.liputan6.com/news/read/380214/jumhur-hidayat-tak-bersedia-lagi-pimpin-gaspermindo Jumhur Hidayat Tak Bersedia Lagi Pimpin Gaspermindo]liputan 6 dot com 3 maret 2012 diakses 19 juni 2020 </ref>
== Latar Belakang ==
MOHAMMAD Jumhur Hidayat lahir di Bandung, Jawa Barat pada Minggu 18 Februari 1968, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Mohammad Sobari Sumartadinata (almarhum) dan Ati Amiyati. Pria yang sehari-hari gemar berbatik serta hobi bermain musik ini, mempersunting Finalis “Puteri Indonesia 2001”, Alia Febyani Prabandari. Jumhur menikah di Jakarta pada 19 Januari 2007. Dari pernikahannya Jumhur dikaruniai empat orang anak yaitu
Masa kecil Jumhur dilalui di lingkungan perumahan perusahaan perbankan nasional kawasan Saharjo dan Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan. Semasa hidup, ayahnya seorang pejabat di Bapindo (Bank Pembangunan Indonesia). Namun Jumhur lebih senang bermain dengan anak-anak di luar anak-anak kompleks perumahannya, berikut kesukaannya bermain catur di pos ronda milik warga yang berbeda dari tempat tinggalnya. Saat kecil kulitnya hitam terbakar matahari dan bau karena sering bermain-main di got dengan teman sebaya luar kompleks. Ini sangat berbeda dengan kakaknya sendiri atau orang kompleks yang bersih dan wangi. Ia juga dikenal dikenal sebagai anak pemberani, penuh perhatian pada orang lain, sekaligus dididik secara sederhana yang tetap melekat dalam kesederhaan hidupnya hingga saat ini. Mengomentari sosok Jumhur yang penuh nilai-nilai kepedulian sosial dan bersikap sederhana, seorang sahabatnya, Mochammad Fadjroel Rachman berkomentar, “Jumhur Hidayat merupakan pribadi yang menarik. Ia berangkat dengan latar belakang sosial berkecukupan, pintar dan berprestasi, tapi justru hidupnya banyak sekali membantu orang lain,” ujarnya. “Tak ada secuil pun pakaian mahal pada diri Jumhur yang selalu berbatik itu,” tambah Fadjroel. Boleh jadi kesederhanaan begitu mengakar dalam jiwa Jumhur. Saat celana atau bajunya robek ia juga spontan menjahitnya sendiri. Memang, ke mana pun Jumhur pergi, kopernya tak pernah luput dari peralatan alat jahit seperti benang dan jarum
Jumhur masuk Institut Teknologi Bandung (ITB) dan mengambil jurusan Teknik Fisika pada 1986. Sejak tercatat mahasiswa tingkat pertama di ITB, Jumhur telah berkali-kali ambil bagian dalam aksi unjuk rasa mahasiswa di kampus maupun aksi lain bersama mahasiswa di kota Bandung dan Jakarta, utamanya terkait pembelaan hak-hak petani ataupun menentang penggusuran tanah rakyat seperti dalam kasus tanah Badega, Kacapiring, Cimacan, dan Kedung Ombo yang isunya menonjol pada 1988. Akibat berkali-kali menyelenggarakan aksi turun ke jalan, Jumhur merasa dirinya acap menjadi target aparat keamanan. Penangkapan terhadap Jumhur terjadi dalam momentum peristiwa 5 Agustus 1989, yang juga melibatkan kawan-kawannya di antaranya Mochammad Fadjroel Rachman, Arnold Purba, Supriyanto alias Enin, Amarsyah, dan Bambang Sugiyanto Lasijanto. Salah satu alasan mengapa ia ditangkap setelah menyelenggarakan aksi mahasiswa menentang kedatangan Menteri Dalam Negeri Rudini pada hari Sabtu pukul 13.00 WIB tanggal 5 Agustus 1989 di depan kampus ITB, karena memang telah berkali-kali melakukan aksi unjuk rasa. Tentu saja, peristiwa 5 Agustus 1989 yang membuatnya dijebloskan ke penjara merupakan pemicu utama atas penangkapannya. Pada sisi lain, Rektor ITB saat itu juga memecat dirinya dan lima orang rekannya sesama mahasiswa ITB akibat peristiwa 5 Agustus 1989 dan pemecatan itu telah menjadi sejarah baru dalam pergerakan mahasiswa melawan penguasa, yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
Jumhur di bawa ke tahanan militer di kantor Bakorstanasda Jawa Barat Jalan Sumatera 37 Bandung. Jumhur pun langsung diinterogasi oleh sejumlah aparat keamanan berwajah garang. Jumhur sempat dipukul di bagian belakang dekat leher oleh petugas. Interogasinya yang penuh dengan ancaman yang berlangsung secara keras dan mencekam bahkan sempat disodori surat pernyataan untuk bersedia tidak bertemu lagi dengan orangtua bila terjadi apa-apa. Saat itu Jumhur sendirian dan dikelilingi oleh sekitar 6 orang tentara berbadan kekar dan bertampang angker. Rupanya, Jumhur tetap bergeming karena semakin diancam semakin keras sikapnya untuk melawan ketika itu.
Jumhur mulai diadili di Pengadilan Negeri Bandung pada hari Rabu 29 November 1989. Ia orang pertama yang diadili. Pada Kamis 8 Februari 1990, majelis hakim Pengadilan Negeri Bandung memvonis Jumhur Hidayat, Amarsyah, dan Bambang masing-masing tiga tahun penjara dipotong masa tahanan sementara. Majelis hakim menolak pledoi Jumhur yang diberi judul “Menggugat Rezim Anti-Demokrasi”. Dalam pledoi yang tebal itu, Jumhur
Pada 25 Februari 1992, Jumhur cs menghirup udara bebas dari Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin. Untuk beberapa lama Jumhur tak beraktivitas ”tetap” sampai akhirnya diajak [[Adi Sasono]] aktif di [[CIDES]] (''[[Center for Information and Development Studies]]'') pada awal 1993, sebuah lembaga pusat kajian pembangunan yang dibidani tokoh-tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia ([[ICMI]]). Jumhur dipercaya menggerakkan CIDES sebagai direktur eksekutifnya dengan [[Adi Sasono]] sebagai Ketua Dewan Direktur CIDES. Dan saat di CIDES Jumhur kembali kuliah di Teknik Fisika [[Universitas Nasional]] (Unas) Jakarta serta menamatkannya pada 1996. Jumhur berada di CIDES sejak 1993-1999. Sebagai direktur pelaksana CIDES, Jumhur berupaya menjadikan lembaga itu bukan hanya eksklusif ‘milik’ [[ICMI]], melainkan dengan mengembangkan terobosan kepada agenda lintas agama, aliran politik, maupun dimensi penguatan hak-hak rakyat (pro rakyat) sehingga CIDES bisa diterima khalayak luas. Keberhasilan CIDES yang dipimpinnya juga ditandai dengan melaksanakan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat kecil, sebagai bagian upaya menjalankan konsep ekonomi kerakyatan. Hal ini tak lepas dari prinsip Jumhur bahwa CIDES harus menjadi jembatan masyarakat dan pemerintah. Artinya, CIDES berdiri di antara keduanya sehingga lembaga itu tampil lebih jernih dalam melihat persoalan yang berkembang di masyarakat. Kala itu CIDES telah berhasil sebagai lembaga kajian kebijakan publik yang memiliki gagasan-gagasan alternatif.
== Kegiatan Diskusi dan Organisasi ==
Di sela-sela waktu penuhnya menggerakkan CIDES, ia meluaskan kiprah dalam mengabarkan perkembangan demokrasi di Indonesia tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di pentas internasional, seperti menjadi pembicara tunggal yang memberikan gambaran situasi ekonomi-politik Indonesia di hadapan para top eksekutif bisnis internasional yang memimpin regional office Asia Tenggara. Tema yang diusung pada acara itu adalah Guarding the Reform Agenda:
Aktivitas Jumhur tak pelak mendapat perhatian negeri Paman Sam. Pemerintah Amerika Serikat mengundangnya selama sebulan pada 1999 untuk memperdalam pengetahuan tentang Amerika Serikat terutama sistem ketatanegaraannya. Selanjutnya, Pemerintah Hongkong juga mengundangnya seminggu pada 1998 untuk memperdalam pengetahuan mengenai Hongkong setelah bergabung dengan Republik Rakyat China. Di lain sisi, Jumhur pernah berjuang sebagai politisi dengan menjabat Sekretaris Jenderal/Pejabat Ketua Umum [[Partai Daulat Rakyat]] (PDR) untuk Pemilihan Umum 1999 dan Sekjen [[Partai Sarikat Indonesia]] (PSI) untuk Pemilu 2004. Satu pengalaman yang sangat menarik ketika mengurusi PDR yang tak berhasil merebut suara maksimal dalam Pemilu 1999, Jumhur menjadi orang terakhir yang mempertahankan PDR hingga akhir hayat partai itu (tidak boleh ikut Pemilu 2004 karena tidak melampaui electoral threshold pada Pemilu 1999, dan PDR tidak membentuk partai baru) dengan mengontrak kantor kecil sederhana di kawasan Lapangan Roos, Tebet, Jakarta Selatan. Kemudian ia menjadi Sekjen [[Partai Sarikat Indonesia]] (PSI) menjelang Pemilu 2004, dan Koordinator Nasional Koalisi Kerakyatan pendukung SBY-JK menjelang Pilpres (Pemilu Presiden) 2004, serta Koordinator Nasional Koalisi Kerakyatan II pendukung SBY-Boediono menjelang Pilpres 2009.
Aktivitas Jumhur dalam dunia perburuhan dimulai dengan mendirikan Yayasan Kesejahteraan Pekerja Indonesia (YKPI) dan Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia (Gaspermindo) sekaligus menjadi ketua umumnya hingga 2012. YKPI utamanya bergerak dalam bidang pemberdayaan buruh/pekerja. Di antaranya memberikan pelatihan kepada para buruh/pekerja serta membentuk serikat pekerja tingkat perusahaan di masa Orde Baru, yaitu suatu serikat pekerja yang tidak berafiliasi dengan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Jumhur juga pernah menjadi Ketua Bidang Buruh dan Ketenagakerjaan ICMI Pusat, serta Anggota Dewan Pakar ICMI. Selanjutnya, Jumhur menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Gapersi (Gabungan Persatuan Supir Indonesia). Organisasi ini merupakan ormas sektoral yang khusus memperdayakan para supir, seperti supir taksi, mikrolet, angkutan kota, metromini, bus dan sebagainya. Kegiatan yang dilakukan Gapersi di antaranya mengurangi pungutan-pungutan liar, pelatihan etika berkendaraan dan sebagainya. Gapersi juga memiliki perwakilan di daerah tingkat propinsi dan kabupaten/kota. Aktivitasnya yang bersinggungan dengan sektor informal terus meningkat ketika menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat APGKI (Asosiasi Pedagang Grosir Keliling Indonesia). Organisasi ini merupakan ormas sektoral tingkat nasional yang memiliki perwakilan di propinsi dan kabupaten/kota yang khusus memberdayakan para pedagang grosir keliling. Pedagang grosir keliling adalah mereka yang menghubungkan antara pedagang besar grosir (pusat grosir) dengan warung-warung atau toko-toko yang tersebar di lingkungan masyarakat. Pedagang grosir keliling membeli barang kepada pusat grosir dan menjualnya kembali kepada sekitar 10 sampai 15 warung atau toko di masyarakat. APGKI di antaranya memberikan pelatihan dan membantu penyaluran permodalan. Tak jauh berbeda, Jumhur juga menjadi anggota Dewan Penasehat APKLI (Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia). Organisasi ini juga merupakan ormas sektoral tingkat nasional yang khusus menangani pedagang kaki lima. Di antara upaya pemberdayaan pedagang kaki lima oleh APKLI adalah pelatihan manajemen, penyaluran permodalan, pengadaan ruang usaha dan memberikan masukan kepada pemda-pemda setempat perihal tata ruang yang layak bagi kehidupan. APKLI memiliki perwakilan di tingkat propinsi dan kabupaten/kota di Indonesia.
<br />
== Penghargaan ==
# Tahun 2012: ''Sugeng Sarjadi School of Government'' (SSSG) untuk bidang ''Good Governance for Publik Responsiveness and Accountability'' saat memimpin BNP2TKI sebagai satu-satunya lembaga pemerintah yang mendirikan ''Call Center'' (08001000), gratis, 24 jam bagi TKI Bermasalah serta berhasil memimpin BNP2TKI sehingga memperloleh penilaian keuangan terbaik (WTP) berturut-turut sejak berdiri.
Baris 64:
# Menulis artikel di berbagai media antara lain Kompas, Media Indonesia, Sinar Harapan dan Republika.
# Buku dengan judul [[Manifesto Kekuatan Ketiga: Mengobarkan Asas Nasionalisme Kerakyatan Menuju Indonesia Raya]], tahun 2002.<ref>{{cite book|last1=Hidayat|first1=Jumhur|date=2002|title=[[mengobarkan asas nasionalisme kerakyatan menuju Indonesia raya]]|edition=ke-1|isbn=9789799726407|}} </ref>
# Buku dengan judul [[Surat-Surat dari Penjara]], tahun 2000.<ref>{{cite book|last1=Hidayat|first1=Jumhur|date=2000|title=[[judul Surat-Surat dari Penjara]]|publisher= [[
# Buku dengan judul Jujur Terhadap Habibie, tahun 1999.
# Editor Buku, Pertumbuhan Ekonomi dan Pemerataan Bertumpu pada SDM, Teknologi dan Partisipasi Masyarakat, tahun 1995
# Editor buku, Membangun Hubungan Industrial Pancasila, tahun 1994
# Editor buku, Pembaruan Sistem Upah, tahun 1994
|