Depok Dua Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k pengalihan
Baris 23:
Pengembang yang membangun perumnas di Depok itu adalah Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional atau suatu [[Badan Usaha Milik Negara]] ([[BUMN]]) yang bergerak di bidang perumahan yang didirikan pada tahun 1974. Kini BUMN tersebut telah membangun perumahan dan pemukiman di 400 lokasi di Indonesia dengan total 500.000 unit rumah.
 
#ALIH [[Sukmajaya, Depok]]
== Akses Jalan ==
 
[[Berkas:Agus Sutondo Ketua Panitia khusus RTRW Kota Depok.jpg|jmpl|262px|[[Agus Sutondo]] selaku Ketua Komisi di Bidang Pembangunan dan Ketua Panitia Khusus RT/RW Kota Depok 2000-2010 memberikan penjelasan dengan dinas terkait tentang keberadaan tembok berlin di Depok II Tengah dan perencanaan pembangunan akses jalan untuk mengatasi kemacetan di Jalan Tole Iskandar maupun Jalan Siliwangi, serta rencana pengembangan jalan meliputi pembangunan ruas Jalan Tol Cinere-Jagorawi dan Jalan Tol Depok-Antasari]]
 
Dahulu akses jalan di wilayah Depok II Timur dan Depok II Tengah tidak seperti sekarang ini. Bagi masyarakat yang tinggal di Depok II Timur maupun Depok II Tengah bila ingin menuju ke Jalan Margonda, selalu mengarah ke Jalan Tole Iskandar maupun Jalan Siliwangi.
 
Karena Jalan Tole Iskandar dan Jalan Siliwangi hanya satu-satunya jalan yang aksesnya sangat dekat dengan Depok II Tengah maupun Depok II Timur, maka bisa dibayangkan kondisi lalu lintas waktu itu, sungguh luar biasa macetnya.
 
Kondisi ini terjadi karena tidak ada alternatif jalan lain menuju akses Jalan Margonda selain melewati Jalan Tole Iskandar maupun Jalan Siliwangi. Dahulu setiap pagi, siang maupun sore hari, Jalan Tole Iskandar dan Jalan Siliwangi selalu macet parah.
 
Tapi kini walaupun tidak separah dahulu, setidaknya masyarakat Depok II Tengah maupun Depok II Timur masih punya pilihan untuk mengambil akses jalan lain, misalkan melalui Jalan Ir H. Juanda dan sebagainya.
 
Kondisi sekarang ini tak lepas dari banyaknya akses jalan yang dibangun pada era pemerintahan Walikota Depok [[Badrul Kamal]]. Semua berawal dari keinginan untuk membuka akses jalan yang terhalang karena berdirinya perumahan mewah yakni Perumahan Pesona Khayangan Depok. Saat itu memang tidak ada akses jalan yang bisa ditempuh apalagi waktu itu Perumahan Pesona Khayangan Depok seakan-akan menutup diri pada daerah sekitarnya. Hingga terkesan ada jurang pemisah antara warga Perumahan Pesona Khayangan Depok dengan warga sekitarnya, jurang pemisah itu sering disebut bagaikan terhalang tembok berlin.<ref name="Akses Jalan">[http://pelita.or.id/baca.php?id=12894 Atasi Kemacetan, Sebaiknya Jalan Tembus Pesona Dibuka, Lebih Lama] pelita.or.id</ref>
 
Berbagai upaya dilakukan oleh warga untuk meminta pihak pengelola Perumahan Pesona Khayangan Depok agar kiranya mau membuka akses jalan menuju ke Jalan Margonda. Tapi bagaikan menembus tembok berlin yang kokoh, upaya itu selalu mengalami hambatan.
 
Peruntukan akses jalan dan rencana ruas Jalan Tol inilah yang direncanakan dalam perencanaan tata ruang wilayah Kota Depok. Melalui perencanaan RT/RW Kota Depok 2000-2010, akses Jalan Ir H. Juanda dan Jalan Sentosa Raya dapat terealisir, sehingga bermanfaat dan dapat mengurangi kemacetan di Jalan Tole Iskandar dan Jalan Siliwangi. Begitu juga terwujudnya ruas [[Jalan Tol Jagorawi|Jalan Tol]] [[Cinere, Depok|Cinere]]-[[Jagorawi]] dan rencana ruas jalan tol Depok-Antasari yang nantinya akan menghubungkan wilayah [[Jakarta]], [[Kota Depok|Depok]] dan [[Bogor]].<ref name="Jalan Tol">[http://metropolitan.inilah.com/read/detail/2098920/jalan-tol-depok-antasari-segera-dibangun#.U3ZjX_mSzNI Jalan Tol Depok-Antasari Segera Dibangun] metropolitan.inilah.com, Diakses 8 mei 2014</ref>
 
<br />
== Referensi ==