Monarkianisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Marcus Arius (bicara | kontrib)
Fixed typo
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi iOS
k ←Suntingan Marcus Arius (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot
Tag: Pengembalian
 
Baris 1:
[[Berkas:Tertullian.jpg|jmpl|ka|Tertulianus]]
'''Monarkianisme''' merupakan sebuah istilah yang berasal dari [[Tertulianus]] untuk menyebut keyakinan [[bidaah]] yang begitu menekankan kesatuan [[TuhanAllah]] sehingga menolak Putra ilahi sebagai pribadi yang sendiri.<ref name="Gerald">{{id}}Gerald O'Collins, SJ. & Edward G Farrugia, SJ. 1996, Kamus Teologi. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 204.</ref> Ajaran ini mengajarkan bahwa [[Allah Bapa|Tuhan Bapa]], [[Putra]] dan [[Roh Kudus]] adalah penampakan dari ketuhanankeallahan yang abstrak dan tak terjangkau.<ref name="Wali">Konferensi Wali Gereja. 1996, Iman Katolik: Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 318.</ref> Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa TuhanAllah memang [[esa]] dan tunggal secara mutlak.<ref name="Groenen">{{id}}C. Groenen, OFM. 1988, Sejarah Dogma Kristologi. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 107.</ref> Sedangkan Anak TuhanAllah dan [[Roh Kudus]] itu hanyalah manifestasi dari [[TuhanAllah]].<ref name="Groenen"/> Oknum yang menjadi manusia, menderita dan bangkit itu adalah TuhanAllah (Bapa) itu sendiri.<ref name="Groenen"/> Oleh karena itu kadang kala Monarkianisme disebut dengan ''patripassionisme'' yang berarti Bapa yang menderita.<ref name="Groenen"/> Para pengikut ajaran ini disebut dengan Monarkian.<ref name="Linwood">{{id}}Linwood Urban. 2006, Sejarah Ringkas Pemikiran Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 68.</ref> Hal ini dikarenakan mereka berpegang teguh pada kesatuan dan ketunggalan dari keilahian.<ref name="Linwood"/> Sebenarnya, monarkianisme muncul dalam usaha untuk menghindari [[politeisme]] yang terjadi pada abad kedua.<ref name="Nico Syukur"/> Kecenderungan akan politeisme itu muncul akibat gereja yang saat itu berubah haluan dari alam pikiran [[Palestina]] ke alam pikiran [[Yunani]].<ref name="Nico Syukur"/> Ajaran ini terbagi dua yaitu Monarkianisme Dinamis dan Monarkianisme Modalistis.<ref name="Linwood"/>
 
== Monarkianisme Dinamis ==
Menurut monarkianisme dinamis, dalam manusia Yesus berkaryalah suatu daya atau suatu kekuatan yang [[ilahi]] tetapi impersonal.<ref name="Nico Syukur">Nico Syukur Dister OFM. 2004, Teologi Sistematika 1 -- Allah Penyelamat. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 132.</ref> Pandangan ini menganggap bahwa [[Yesus]] diangkat menjadi [[Putra|Anak]] [[TuhanAllah]].<ref name="Nico Syukur"/> Yesus bukanlah sungguh sungguh TuhanAllah melainkan manusia ''ilahi''.<ref name="Nico Syukur"/> Yesus yang manusia itu pada saat Ia dibaptiskan atau saat kebangkitan-Nya diangkat menjadi AnakPutra TuhanAllah.<ref name="Nico Syukur"/> Kaum Monarkian Dinamis menganggap hal ini sebagai aktivitas atau energi TuhanAllah.<ref name="Linwood"/> Tokoh dari monarkianisme dinamis adalah [[Theodotus dari Byzantium]].<ref name="Linwood"/>
 
== Monarkianisme Modalistis ==
Monarkianisme modalistis juga berpegang teguh pada kesatuan dan ketunggalan TuhanAllah.<ref name="Linwood"/> TuhanAllah itu hanya satu pribadi saja sedangkan [[Putra|Anak]] dan [[Roh Kudus]] merupakan cara lain TuhanAllah menampakkan diri-Nya.<ref name="Nico Syukur"/> Pandangan ini berusaha menghilangkan perbedaan antara Bapa dan Putra.<ref name="Nico Syukur"/> Tokoh dari pandangan ini yang pertama adalah [[Praxeas]].<ref name="Linwood"/> Ia mengemukakan bahwa TuhanAllah secara keseluruhan haddi di dalam diri Yesus.<ref name="Linwood"/> Nama [[Bapa]], [[Putra]] dan [[Roh Kudus]] adalah gelar yang berbeda yang diberikan kepada satu oknum yang ilahi yaitu TuhanAllah.<ref name="Linwood"/>
 
== Referensi ==