Gresik United: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nassie5 (bicara | kontrib)
Menghapus pengalihan ke Persegres Gresik United
Tag: Menghapus pengalihan Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nassie5 (bicara | kontrib)
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 54:
 
Pada musim 2018, sayangnya klub ini kembali mengalami hal serupa seperti tahun sebelumnya, di mana mereka hanya berhasil finis di posisi 10 dari 12 tim penghuni Region Timur [[Liga 2 2018|Liga 2]], sehingga terpaksa mengalami degradasi dua musim berturut-turut ke [[Liga 3]].
 
== Sejarah<ref name="sejarah">[http://ultrasahabat.blogspot.com/2013/03/sejarah-klub-gresik-united.html Sejarah Klub Gresik United], Diakses 1 Januari 2014.</ref> ==
=== Petrokimia Putra ===
Awalnya Petrokimia Putra Gresik didirikan pada Jumat 20 Mei 1988 oleh pihak manajemen [[Petrokimia Gresik|PT. Petrokimia Gresik]]. Sejak berdiri hingga sekarang, klub yang didanai pabrik pupuk [[Petrokimia Gresik|PT Petrokimia Gresik]] tersebut telah lebih dari 15 tahun berkiprah di [[Divisi Utama Liga Indonesia]]. Banyak klub besar di Indonesia yang pernah satu kelas dengan Petro Putra kini tinggal nama alias almarhum. Misalnya, [[Bandung Raya]] [[Bandung]], [[Niac Mitra]] [[Surabaya]], [[Warna Agung]] [[Jakarta]], Assyabaab Surabaya, Perkesa, BPD Jateng, dan lain-lain.
 
Setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa dicatat dalam perjalanan Petro Putra di dunia persepak bolaan nasional. Kiprah perdana klub ini mengikuti kompetisi pada era [[Galatama]] 1988-1989. Ketika itu, kompetisi sepak bola secara nasional ada dua kutub besar. Yakni, Galatama yang diikuti klub-klub semiprofesional dan perserikatan yang diikuti klub yang didanai dan dikelola Pemda.
 
Ketika kali pertama masuk Galatama, sebenarnya di Gresik ada klub perserikatan yang bertengger di Divisi Utama Perserikatan, yakni Persegres. Bahkan, sebagian pemain Petro Putra angkatan pertama adalah alumni Persegres. Ketika itu, antusiasme warga Gresik lebih condong ke Persegres daripada ke Petro Putra. Beberapa pemain angkatan pertama Petro Putra yang alumni Persegres, antara lain Sasono Handito (kiper), Ferril Raymond Hattu, Rubianto, Reno Latupeirissa, Karyanto, Abdul Muis, Masrukan, Lutfi, Hasan Maghrobi, Derry Krisyanto, dan lain-lain. Mereka di bawah pelatih Bertje Matulapelwa dengan asisten pelatih Hendrik Montolalu dan Slamet Haryono. Hendrik merupakan mantan kiper [[Niac Mitra]] Surabaya.
[[Berkas:Petrokimia94.jpg|jmpl|kiri|250px|Skuat Petrokimia musim 1994-95]]
Saat Liga Indonesia pertama digelar pada 1994-95, Petrokimia Putra oleh banyak kalangan diberi gelar “juara tanpa mahkota”. Sebab, di partai final Liga Indonesia di [[Stadion Gelora Bung Karno]] [[Jakarta]], Petro yang saat itu di bawah besutan pelatih [[Andi Muhammad Teguh]] dengan asisten pelatih [[Ferril Raymond Hattu]] dan [[Bambang Purwanto]] kalah dari [[Persib Bandung]] dengan skor 0-1. Padahal, dalam pertandingan tersebut, Petro memasukkan gol lebih dulu melalui kaki [[Jacksen F. Tiago]]. Namun, dianulir wasit tanpa alasan jelas.
 
Kiprah Petro Putra saat itu memang luar biasa. Petro ketika itu mendatangkan tiga pemain asing, yakni [[Derryl Sinnerine]] asal [[Trinidad and Tobago]]. Posisinya sebagai kiper. Lalu Carlos de Mello di posisi ''playmaker'' dan [[Jacksen F. Tiago]] sebagai striker. Selain Jacksen dan Carlos, tim Petro melahirkan banyak bintang baru, seperti [[Widodo Cahyono Putro]], [[Eri Irianto]], dan Suwandi HS. Ketiganya kemudian jadi langganan masuk pelatnas PSSI.
 
Melalui perjalanan panjang, Petro berhasil menjadi jawara Liga Indonesia 2002. Prestasi tersebut mendobrak hegemoni klub klub kotabesar di deretan utama persepak bolaan nasional. Biasanya jawara liga direbut tim-tim dari kota-kota besar dan secara tradisional memiliki kiprah dan prestasi sepak bola yang melegenda. Misalnya, [[Persebaya Surabaya]], [[Persib Bandung]], [[PSIS Semarang]], [[Persija Jakarta]], maupun [[PSM Makassar]].
 
Berbeda dengan Liga Indonesia 1994-95 yang menghasilkan kekecewaan mendalam bagi Petro, pada Liga Indonesia 2002 Petro dinaungi oleh dewi fortuna. Setelah di penyisihan menjadi kampiun Wilayah Timur, Skuat yang ditukangi Sergei Dubrovin ini sempat berada di ujung tanduk dalam babak delapan besar Grup K yang digelar di kandang sendiri. Menang 3-0 dari [[Arema FC|Arema]] pada pertandingan pembuka, Petro ditaklukkan oleh [[Persipura Jayapura]] 0-1. Dalam laga penentuan Petro kembali takluk dari [[Persita Tangerang|Persita]] 0-1, sehingga mereka tinggal berharap [[Persipura Jayapura]] dapat dikalahkan oleh [[Arema FC|Arema]] dengan skor tipis. Harapan mereka terkabul, gol [[Khusnul Yuli]] ke gawang [[Persipura Jayapura]] membawa Petro ke semifinal.
 
=== Era baru Gresik United ===
Pada November 2005 lalu persepakbolaan gresik nyaris hilang dengan adanya ultimatum dari pihak Petro sebagai pengelola PS. Petrokimia Putra dikarenakan alasan dana, dengan segala cara Ultras mengambil cara dan jalan agar sepak bola di kota Gresik tidak sampai hilang begitu saja. Demo penyampaian aspirasi ke Kantor DPR dan juga ke Kantor Utama Graha Petro Kimia. Dengan membuahkan hasil adanya Komitmen dari Pihak Pemkab Gresik dan juga PT. Petrokimia yang dijembatani melalui Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gresik, maka lahirlah GRESIK UNITED sebagai ganti hilangnya Persegres dan sang legenda Petrokimia Putra yang pernah mengharumkan nama Kota Gresik sebagai Jawara Ligina 2002.Pada tahun 2013, mereka naik ke kasta tertinggi [[Liga Super Indonesia]]. Namun,sangat disayangkan pada tahun 2017 mereka tidak sanggup mempertahankan kejayaan mereka dan akhirnya terdegradasi menuju Liga 2. Lalu, pada tahun 2018 mereka kembali didegradasikan menuju Liga 3. Kejayaan Gresik United tidaklah seperti tetuanya sang legenda Petrokimia Putra