Sudi Silalahi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kisti (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
*drew (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
 
==Kasus Renovasi KBRI Seoul==
Pada tanggal 20 Januari 2005, dengan mengatasnamakan jabatannya sebagai Menseskab, Sudi Silalahi mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri RI, dan meminta Menlu untuk merespons dan menerima presentasi dari manajemen PT Sun Hoo Engineering tentang rencana pembangunan gedung KBRI di Seoul, Korea Selatan. Surat ini kemudian disusul dengan surat kedua pada tanggal 21 Februari 2005, dengan isi yang sama, namun diperkuat dengan permintaan untuk 'menindaklanjuti' yang diberi penekanan dengan huruf miring. Surat ini juga melampirkan 4 berkas proposal dan dua maket (sumber:. [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0602/28/Politikhukum/2470000.htm Kompas]).
 
Surat-surat ini kemudian bocor ke tangan wartawan, dan dimuat di berbagai surat kabar setahun kemudian. Banyak pihak, antara lain mantan presiden RI [[Abdurrahman Wahid]], koordinator [[ICW]] [[Teten Masduki]] serta kalangan anggota [[DPR]] menganggap apa yang dilakukan Sudi ini di luar batas-batas kepatutan sebagai pejabat negara.
 
Untuk meredam kasus ini, Sudi melaporkan anakbuahnyaanak buahnya, Aziz Ahmadi, sebagai orang yang dianggap telah memalsukan surat-surat tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya, Aziz diberitakan pula telah mengaku menerima imbalan atas keluarnya surat tersebut.
 
==Pranala luar==