Temu lawak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 74:
Minuman ekstrak rimpang temu lawak berkarbonasi ([[Limun (minuman)|limun]] temu lawak) juga dikenal di Indonesia, khususnya di Jawa. Minuman penyegar ini diproduksi mulai akhir dekade 1960-an dan mengalami kejayaan di sekitar 1970 sampai 1980-an.<ref>{{Cite news|url=https://sains.kompas.com/read/2012/05/26/06012468/temulawak.berkarbonasi?page=1|title=Temulawak Berkarbonasi|last=|first=Siwi Yunita C|date=26 Mei 2012|work=Kompas.com|access-date=8 Juni 2020}}</ref>
Rimpang temu lawak dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil [[Amilum|pati]]<nowiki/>nya, kemudian diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan<ref> Sastrapradja, S., Naiola, BP, Rasmadi, ER, Roemantyo, Soepardjono, EK, Waluyo, EB: "Tanaman Pekarangan", halaman 67-68. Jakarta. Balai Pustaka, 1981</ref>. Di sisi lain, temu lawak juga mengandung senyawa pengusir (''repellant'') [[nyamuk]], karena tumbuhan tersebut menghasilkan [[minyak atsiri]] yang mengandung [[linelool|linalool]], suatu [[geraniol]] yaitu golongan [[fenol]] yang tidak disukai ''[[Aedes aegypti]]''.<ref>Ningsih SU: Pengaruh konsentrasi ekstrak temu lawak (''Curcuma xanthorrhiza'') terhadap jumlah nyamuk ''Aedes aegypti'' yang hinggap pada tangan manusia [skripsi]. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008</ref>
== Kandungan ==
|