Datokarama: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 23:
== Masuk Agama Islam di Lembah Palu ==
Awal kedatangan Syekh Abdullah Raqie atau Datokarama di Tanah Kaili bermula di Kampung [[Lere, Palu Barat, Palu|Lere]], Lembah Palu (Sulawesi Tengah) pada masa Raja Kabonena, Ipue Nyidi memerintah di wilayah [[Palu]].<ref>{{Cite web|last=DIA|first=Yayasan|date=2019-10-04|title=Safari Ziarah dan Bertawassul di Makam Datok Karama Palu|url=https://www.laduni.id/post/read/65571/safari-ziarah-dan-bertawassul-di-makam-datok-karama-palu.html|website=Safari Ziarah dan Bertawassul di Makam Datok Karama Palu|language=en|access-date=2020-08-30}}</ref> Selanjutnya Datokarama melakukan syiar Islam-nya ke wilayah-wilayah lainnya di lembah Palu yang dihuni oleh masyarakat [[Suku Kaili]]. Wilayah-wilayah tersebut meliputi [[Kota Palu|Palu]], [[Kabupaten Donggala|Donggala]], [[Kulawi, Sigi|Kulawi]], [[Parigi]] dan daerah [[Ampana]].<ref name=":0" />
Seperti beberapa masyarakat lainnya di [[nusantara]], pada masa itu masyarakat suku Kaili juga masih menganut kepercayaan [[animisme]]/[[dinamisme]] yang mereka sebut "tumpuna", dimana mereka mempercayai adanya makhluk yang menunggui benda-benda yang dianggap keramat. Namun dengan metode dan pendekatan yang persuasif serta wibawa dan kharismanya yang tinggi, syiar Islam yang dilakukan Datuk Karama melalui ceramah-ceramah pada upacara-upacara adat suku tersebut akhirnya secara perlahan dapat diterima oleh raja dan masyarakat Kaili. Perjuangan Datuk Karama akhirnya berhasil mengajak Raja Kabonena, Ipue Nyidi beserta rakyatnya masuk Islam, dan dikemudian hari Ipue Nyidi dikenang sebagai raja yang pertama masuk Islam di Lembah Palu.<ref name=":0" />
|