Dr. dr. '''Siti Fadilah Supari''', Sp.JP(K) ({{lahirmati|[[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Jawa Tengah]]|6|11|1949}}) adalah seorang dosen<ref name="tokohindositi">{{id}}{{cite web|url=http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/282-ensiklopedi/2346-siti-fadilah-supari|title=Siti Fadilah Supari. Tegas dan Pekerja Keras|publisher=Tokoh Indonesia|accessdate=2008}}</ref> dan ahli jantung<ref name="tokohindositi"/> yang menjabat sebagai anggota [[Dewan Pertimbangan Presiden]] dari [[25 Januari]] [[2010]] hingga [[20 Oktober]] [[2014]]. Sebelumnya ia menjabat sebagai [[Menteri Kesehatan Indonesia|Menteri Kesehatan]] [[Indonesia]] dalam [[Kabinet Indonesia Bersatu]] pimpinan [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Susilo Bambang Yudhoyono]]. Ia merupakan salah satu dari empat perempuan yang menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu, selain Menteri Perdagangan [[Mari Elka Pangestu]], [[Daftar Menteri Keuangan Republik Indonesia|Menteri Keuangan]] [[Sri Mulyani]], dan Menteri Pemberdayaan Perempuan [[Meutia Hatta]].
Ia bekerja sebagai staf pengajar [[kardiologi]] [[Universitas Indonesia]]. Setelah itu, selama 25 tahun, ia menjadi [[jantung|ahli jantung]] di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.
Pada tanggal [[20 Oktober]] [[2004]], Siti Fadilah dilantik menjadi Menteri Kesehatan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Ia menikah dengan Ir. Muhamad Supari dan dikaruniai 3 orang anak.
Pada tahun [[2007]], ia menulis buku berjudul [[Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung]] yang berisi tentang [[Teori persekongkolan|konspirasi]] [[Amerika Serikat]] dan organisasi [[WHO]] dalam mengembangkan senjata biologis dengan menggunakan virus [[flu burung]]. Buku ini menuai protes dari petinggi WHO dan Amerika Serikat.
Ia menikah dengan Ir. Muhamad Supari dan dikaruniai 3 orang anak.