Museum Perundingan Linggajati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-\bdi tahun\b +pada tahun)
Koreksi kecil
Baris 5:
<ref>{{Cite book|title=Direktori Museum Indonesia|last=|first=|publisher=Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year=2012|isbn=|location=Jakarta|page=286|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/10914/1/direktori%20museum%20indonesia.pdf}}</ref>
 
Saat Jepang masih menjajah Indonesia, hotel tersebut mengalami perubahan terhadap namanya menjadi Hotel Hokay Ryokan. Setelah Jepang kalah dan Indonesia menjajaki kemerdekaannya pada tahun 1945, Hotel Hokay Ryokan diubah namanya menjadi Hotel Merdeka. Karena sebelumnya museum ini lebih sering dimanfaatkan sebagai hotel, kebanyak interior serta pembagian ruangan di museum ini menyerupai bangunan hotel. Ini lah yang menjadi salah satu daya tarik dari Museum Perundingan Linggarjati. Berdasarkan nama museum ini, di Hotel Merdeka terjadilah perundingan Linggarjati yang menjadi salah satu peristiwa paling bersejarah di Indonesia. Di perundingan tersebut, perwakilan dari pemerintah Indonesia dan Belanda dipertemukan. Perwakilan dari Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Sjahrir bersama beberapa anggota, yaitu: Mr. Moh. Roem, Mr. Amir Sjarifoeddin, Mr. Soesanto Tirtoprodjo, Dr. A.K. Gani dan Mr. Ali Boediardjo. Sedangkan perwakilan dari Belanda dipimpin oleh Prof. ScermerhornSchermerhorn bersama para anggotanya, yaitu Max Van Poll, F. de BaerBoer dan H.J. Van Mook. Pertemuan tersebut merupakan salah satu upaya diplomatik untuk memperjuangkan wilayah persatuan Indonesia dari penjajahan.
 
Pertemuan antara kedua pihak menghasilkan suatu Naskah Linggarjati sehingga gedung ini pun disebut sebagai Gedung Perundingann Linggarjati. Bangunan ini yang merupakan hotel beralih fungsi menjadi markas Belanda pada tahun 1948-1950 setelah Agresi Militer Tentara II Belanda. Kemudian pada tahun 1950-1975, bangunan ini dimanfaatkan sebagai Sekolah Dasar Negeri Linggarjati.