Kerajaan Kampar Kiri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
IstinggarKhas (bicara | kontrib)
Suntingan ketiga.
Baris 3:
|conventional_long_name = Kerajaan Kampar Kiri
|common_name = Kerajaan Kampar Kiri
|status = vasal [[Pagaruyung]] (1700-18251833), [[Hindia Belanda]] (1905-1942),<ref name="kat1">{{Cite book|title=Kitab Sedjarah Adat Istiadat Kampar Kiri|last=Ibrahim|first=T.H.|publisher=Tsamaratoel Ichwan|year=1939|location=Bukittinggi}}</ref> dan [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] (1942-1945)
|religion = [[Islam]]
|image_flag =
Baris 30:
}}
 
'''Kesultanan Kampar Kiri''' atau '''Kerajaan Gunung Sahilan''' ialah kerajaan yang berada di sekitar [[Sungai Kampar|Batang Kampar Kiri]], sekarang masuk ke dalam wilayah [[Kabupaten Kampar]], [[Riau]]. Kerajaan ini didirikan pada 1700 oleh ''Tengku Yang Dipertuan Bujang Sati''<ref name="kat2">{{cite news|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/kompleks-makam-raja-raja-gunung-sahilan/|title=Kompleks Makam Raja-Raja Gunung Sahilan|date=1 November 2017|access-date=9 September 2020|last=Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat}}</ref> yang merupakan putra [[Yang Dipertuan Pagaruyung|Yang Dipertuan]] [[Pagaruyung]].<ref name="kat3">{{cite news|url=https://herimulyadi.staff.unri.ac.id/2013/03/27/sejarah-kerajaan-gunung-sahilan/|title=Sejarah Kerajaan Gunung Sahilan|date=27 Maret 2013|access-date=9 September 2020|first=Heri|last=Mulyadi}}</ref>
 
== Sejarah ==
Sebelum berdirinya kerajaan Kampar Kiri, wilayah ''[[Rantau]] Kampar Kiri'' pernah dikuasai oleh [[Kesultanan Kuntu|Kerajaan Kuntu]] di [[Dataran Tinggi Minangkabau|Minangkabau Timur]]. Belum banyak peninggalan fisik yang ditemukan di [[Kuntu, Kampar Kiri, Kampar|Kuntu]] selain makam Syaikh Burhanuddin al-Kamil yang wafat pada 610 [[Kalender Hijriah|H]] ([[1214]] [[Kalender Masehi|M]]). Kubur ini mengisyaratkan bahwa [[Islam]] telah masuk ke [[Sumatra]] bagian tengah sejak abad ke-13.<ref name="kat4">{{Cite book|title=Sedjarah Islam di Minangkabau|last=Junus|first=Mahmud|publisher=al-Hidajah|year=1971|location=Jakarta}}</ref>
 
Kerajaan Kampar Kiri didirikan oleh salah satu putra [[Yang Dipertuan]] [[Pagaruyung]], Tengku Yang Dipertuan Bujang Sati gelar ''Sutan Pangubayang''.<ref name="kat3"/> Sutan Pangubayang dipilih setelah rakyat Kampar Kiri meminta raja kepada Pagaruyung sesuai dengan pepatah adat [[Minangkabau]], ''luhak bapanghulu, rantau barajo''. Setelah raja sampai ke Kampar Kiri, [[Gunung Sahilan, Gunung Sahilan, Kampar|Gunung Sahilan]] ditetapkan sebagai pusat pemerintahan.<ref name="kat1"/>
 
Kampar Kiri berstatus sebagai [[vasal]] Pagaruyung sampai jatuhnya Pagaruyung pada [[1833]] akibat [[Perang Padri]]. Selama perang berlangsung, Yang Dipertuan Gadis Puti Reno Sori, adik [[Sultan Bagagarsyah]], bersama suaminya, Sultan Abdul Jalil, melarikan diri ke [[Singingi, Kuantan Singingi|Singingi]], wilayah yang berbatasan langsung dengan bagian selatan Kampar Kiri. Tuanku Ismail gelar ''Yang Dipertuan Gunung Hijau'' dari Gunung Sahilan kemudian menikah dengan Yang Dipertuan Gadis Puti Reno Sumpu, putri Yang Dipertuan Gadis Puti Reno Sori.<ref name="kat5">{{cite news|url=http://yandrasingingi.blogspot.com/2014/01/sejarah-hijrahnya-petuan-gadis-nan.html|title=Sejarah Hijrahnya Petuan Gadis Nan Halus Puti Reno Sori|date=20 Januari 2014|access-date=12 September 2020|last=Zalis Dt. Bandaro}}</ref>
 
Pada 1905, Kampar Kiri berstatus sebagai ''[[zelfbestuur]]'' [[Hindia Belanda]] di bawah [[Keresidenan]] [[Keresidenan Sumatra Timur|Sumatra Timur]].<ref name="kat1"/>
 
== Keturunan Kerajaan ==
Tengku Muhammad Nizar bin Tengku Ghazali bin Tengku Yang Dipertuan Besar Sulung dinobatkan sebagai waris takhta Kampar Kiri.<ref name="kat6">{{cite news|url=https://pekanbaru.tribunnews.com/2017/01/22/suara-meriam-tanda-gunung-sahilan-dipimpin-raja-yang-baru|title=Suara Meriam Tanda Gunung Sahilan Dipimpin Raja yang Baru|date=22 Januari 2017|access-date=12 September 2020|first=Fernando|last=Sihombing}}</ref>
 
== Daftar ==
 
=== Yang Dipertuan ===
# Tengku Yang Dipertuan Bujang Sati (1700-1730)
# Tengku Yang Dipertuan Nan Elok (1730-1760)
# Tengku Yang Dipertuan Muda (1760-1800)
# Tengku Yang Dipertuan Hitam (1800-1840)
# Tengku Yang Dipertuan Abdul Jalil Khalifatullah (1840-1870)
# Tengku Yang Dipertuan Besar Daulat (1870-1905)
# Tengku Yang Dipertuan Muda Abdurrahman (1905-1930)
# Tengku Yang Dipertuan Besar Sulung (''Raja Adat'') dan Tengku Yang Dipertuan Sati Abdullah (''Raja Ibadat'') (1930-1945)<ref name="kat3"/>
 
=== Raja Tituler ===
# Tengku Muhammad Nizar (2017-kini)
 
== Rujukan ==