Djasmainar Husein: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
Baris 22:
== Riwayat ==
Secara resmi pada tanggal 1 September 1948, Djasmainar bersama kelima orang koleganya yang ketika itu sama-sama gadis remaja merupakan perempuan Indonesia angkatan pertama yang masuk Pendidikan Inspektur Polisi pada SPN (Sekolah Polisi Negara) di [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]], Sumatra Tengah pada masa [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]] (PDRI) ketika terjadinya [[Agresi Militer Belanda II]]. Pendidikan Inspektur Polisi itu diadakan karena terjadinya pengungsian besar-besaran penduduk untuk menghindari wilayah peperangan yang dibombardir militer [[Belanda]].<ref>[http://www.metrotvnews.com/metronews/video/2013/08/30/1/182351/Mengenang-Sejarah-Lahirnya-Polwan-di-RI ''Mengenang Sejarah Lahirnya Polwan di RI'']{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Metrotvnews.com, 30 Agustus 2013. Diakses 9 September 2013.</ref>
Untuk mengantisipasi penyusupan atau pelaku kriminal yang masuk ke wilayah-wilayah yang dikuasai republik, semua pengungsi harus melalui pemeriksaan bahkan penggeledahan. Namun kaum perempuan ketika itu menolak untuk digeledah oleh polisi pria, sehingga Pemerintah Indonesia menginstruksikan Sekolah Polisi Negara (SPN) di Bukittinggi untuk membuka pendidikan inspektur polisi bagi kaum perempuan. Setelah melalui seleksi yang ketat, maka terpilihlah enam orang yang semuanya merupakan perempuan [[Orang Minang|Minangkabau]], dan resmi menjalani pendidikan sejak 1 September 1948. Tanggal tersebut kemudian dinyatakan sebagai hari lahirnya polisi wanita.<ref>[http://www.tempo.co/read/news/2013/09/02/173509354/Begini-Sejarah-Polwan-di-Indonesia ''Begini Sejarah Polwan di Indonesia''] TEMPO.CO, 2 September 2013. Diakses 9 September 2013.</ref>
|