Sarwono Prawirohardjo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dhivereine (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 37:
Selepas penjajahan Jepang, pada 19-20 Agustus 1945, Sarwono bersama Sutomo Tjokronegoro, Sudiman Kartodihardjo, dan Slamet Imam Santoso mendirikan Balai Perguruan Tinggi RI. Sesudah pengakuan kedaulatan pada 1950, balai ini dilebur bersama [[Universiteit van Indonesie|Universiteit van Indonesia]], dimana Sarwono mengajar sebagai guru besar ilmu kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
 
Sebagai seorang dokter kebidanan dan kandungan, Sarwono sempat membantu kelahiran putra-putri Presiden Pertama RI Soekarno, M.Hatta, keluarga Kusumaatmadja (yang memberi anaknya nama yang sama, [[Sarwono Kusumaatmadja]]), dan wartawan senior [[Rosihan Anwar]].<ref> name=Adam, Asvi Warman. (2009). ''Sarwono Prawirohardjo: pembangunan institusi ilmu pengetahuan di Indonesia''. Jakarta: LIPI Press</ref> Meski demikian, Sarwono juga sempat bersinggungan dengan Presiden Soekarno, aktivitasnya memasyarakatkan program [[Keluarga Berencana]] (KB), pernah ditentang oleh Presiden Soekarno yang beranggapan, "banyak anak banyak rejeki."<ref>{{cite web|url=http://lipi.go.id/berita/sarwono-prawirohardjo-tokoh-yang-membidani-kelahiran-lipi/3259|title=SARWONO PRAWIROHARDJO, TOKOH YANG MEMBIDANI KELAHIRAN LIPI|work=lipi.go.id|accessdate=10 Januari 2020}}</ref>
 
Selain mendalami masalah ilmu kebidanan, Sarwono juga berkiprah dalam pendirian beberapa organisasi bidang kesehatan, di antaranya Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).<ref>{{cite web |url=http://lipi.go.id/berita/sarwono-prawirohardjo-tokoh-yang-membidani-kelahiran-lipi/3259 |title=SARWONO PRAWIROHARDJO, TOKOH YANG MEMBIDANI KELAHIRAN LIPI |work=lipi.go.id |accessdate=10 Januari 2020}}</ref> Sarwono sempat terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama melalui muktamar pertama Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) tahun 1950 yang digelar di Deca Park yang kemudian menjadi gedung pertemuan Kotapraja Jakarta.<ref>{{cite web |url=http://www.idionline.org/about/about-idi/ |title=Sejarah IDI |work=www.idionline.org |accessdate=10 Januari 2020}}</ref> Sarwono juga sempat menjadi ketua pertama POGI saat didirikan pada tanggal 5 Juli 1954 di Jakarta, Ia menjabat selama periode 1954-1963.<ref>{{cite web |url=https://pogi.or.id/publish/profile/sejarah/ |title=Sejarah POGI |work=pogi.or.id |accessdate=10 Januari 2020}}</ref>