Ahmad Yunus Mokoginta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 180.249.84.11 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Ahmad.baddawi Tag: Pengembalian |
Rescuing 1 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
Baris 41:
}}
[[Letnan Jenderal]] [[TNI]] [[Purnawirawan|(Purn.)]] '''Ahmad Yunus Mokoginta''' atau biasa juga dikenal sebagai '''A.Y. Mokoginta''' ({{lahirmati|[[Kotamobagu]]|28|4|1921|[[Jakarta]]|11|1|1984}}) adalah tokoh militer [[Indonesia]] yang juga menjadi salah satu penandatangan [[Petisi 50]]. Ia berasal dari keluarga [[aristokrat]] di [[Bolaang Mongondow]]. Pada tahun [[1926]] ia hijrah ke [[Jawa]] mengikuti ayahnya, [[Abraham Patra Mokoginta]], seorang Jogugu (Perdana Menteri) yang diasingkan oleh pemerintah kolonial [[Belanda]] karena mendukung gerakan [[Serikat Islam]] di Kotamobagu.<ref>
== Karier militer ==
Pada masa perang Pasifik dia masuk Akademi Militer Breda di [[Bandung]]. Saat pendudukan [[Jepang]] dan masa-masa menjelang dan setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Proklamasi]], ia terlibat dalam gerakan pemuda. Mokoginta bergerilya di [[Jawa Barat]] saat terjadi perang Revolusi. Pada saat itu ia menjabat staf perwira pada Brigade III [[Divisi Siliwangi]]. Pada masa itu dia juga pernah menjadi ajudan Jenderal [[Oerip Soemohardjo]]. Setelah itu ia menjabat Komandan Polisi Militer Daerah Jawa, menggantikan [[Gatot Soebroto]] pada periode 1948-1950. Pada tahun [[1949]], ketika terjadi penyerahan kekuasaan dari Belanda ke Republik Indonesia, Mokoginta dipiliih sebagai perwira yg bertanggung jawab atas Daerah Teritorial Indonesia Timur. Penyerahan dilakukan secara langsung oleh Kolonel Schootborg, seorang perwira [[KNIL]]. Pada tanggal [[20 Juni]] [[1950]] dibentuk tujuh Teritorium di seluruh Indonesia. Ia ditunjuk untuk memimpin Teritorium VII yang berkedudukan di [[Makassar]] dengan pangkat [[Letnan Kolonel]]. Teritorium VII/Indonesia Timur membawahi wilayah [[Sulawesi]] dan [[Maluku]] dan merupakan cikal bakal lahirnya [[Kodam VII/Wirabuana]] (kini [[Kodam XIV/Hasanuddin]]). Pada Agustus 1950 istilah Teritorium VII diubah menjadi Tentara dan Teritorium (TT) VII/Wirabuana. Pada saat itu Letkol A.Y. Mokoginta menyerahkan tongkat Komando kepada komandan baru [[A.E. Kawilarang]].<ref>[https://qomaidiansyah.wordpress.com/2014/01/15/letjend-ahmad-yunus-mokoginta-sebuah-catatan-melawan-lupa/ "Letjend Ahmad Yunus Mokoginta: Sebuah Catatan Melawan Lupa"]</ref><ref>[https://radarbolmongonline.com/2015/11/pahlawan-yang-terlupakan-letjen-purn-ay-mokoginta-dan-lena-hadidjah-mokoginta/ "Pahlawan yang Terlupakan, Letjen Purn AY Mokoginta dan Lena Hadidjah Mokoginta"]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Sebagai alumnus Akademi Militer Breda di Bandung (1941), dirinya pernah dipercayakan menjadi Komandan SSKAD pertama selang tahun 1951-1953, yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan [[Seskoad]]. Selain itu ia pernah dipercayakan menjadi ketua tim Panitia Doktrin Angkatan Darat. Tim ini merumuskan ideologi TNI dalam rangka menghadapi inflitrasi kekuatan asing dan ganguan dari dalam negeri. Bersama dengan Kolonel [[Soewarto]], mereka menggodok SESKOAD sebagai lembaga yg mencetak perwira-perwira modern Indonesia.
|