Ahmad Syathibi al-Qonturi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 14:
* Ibu Hajjah Ruqiyah - Pengajar Pondok Pesantren Cipadang, Cianjur (kakak)
* Mama Hajji Ilyas (Mama Haji Yahya) - Pengajar Pondok Pesantren Babakan Bandung, Sukaraja, Sukabumi (kakak)
* Mama Hajji Muhammad Qurthubi (Mama Gentur Kidul) - Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur (adik).<ref name="Ar-Risalatul Qonturiyyah Fi Manaqibi Asy-Syaikh Al-'Alim Al-'Allamah Al-Kamil Al-Waro', Al-Hajji Ahmad Syathbi, Al-Qonturi Asy-Syanjuri Al-Jawi">''Ar-Risalatul Qonturiyyah Fi Manaqibi Asy-Syaikh Al-'Alim Al-'Allamah Al-Kamil Al-Waro', Al-Hajji Ahmad Syathbi, Al-Qonturi Asy-Syanjuri Al-Jawi'' halaman 02 sampai dengan halaman 03</ref>
|spouse =
* Ibu Hajjah Siti Nafi'ah
Baris 58:
|disciple_of =
|awards =
* Penghargaan dari Belanda {{refn|group=note|name=gelar|Suatu hari, ketika [[Mama Gentur]] sedang ngajar para santrinya dan khalayak yang biasa ngaji rutinan, datanglah utusan dari pemerintah [[Kolonial Belanda]]. Dia diminta hadir dalam diskusi program perpolitikan [[Belanda]]. Mama genturpun menyempatkan diri dulu menghadiri undangan tersebut tanpa didampingi seorangpun. Tidak lama, Mamapun sudah hadir kembali ke madrasah dan melanjutkan kembali pengajarannya. Para santri yang sudah menunggu-nunggu ingin tahu tentang pembicaraan yang didiskusikan oleh kaum Belanda, tapi [[Mama Gentur]] tak membahasnya sedikitpun. Inilah ciri [[Mama Gentur]] tidak ikut-ikutan dalam soal politik, hingga dia mendapat penghargaan keamanan tanda bulan-bintang tiga dari [[Wilhelmina|Wilhelmina (pelafalan Sunda menjadi Wihalminak)]], yaitu Gubernur [[Hindia Belanda]]}}
* Penghargaan dari Jepang {{refn|group=note|name=gelarjepang|Di zaman pemerintahan [[Jepang|Kolonial Jepang]], [[Mama Gentur]] mendapat hadiah dari [[Hirohito|Tenno Heika (dilafalkan ejaan Sunda menjadi Kaisar Tenoheka)]] dikarenakan ideologinya yang murni hanya mengamalkan ajaran agama, tanpa ada maksud mencampuradukan politik dan agama.}}
|influences = Syekh Muhammad Adzro'i (Mama Bojong) Kabupaten Garut, Jawa Barat<br>Syekh Muhammad Shoheh (Mama Bunikasih) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat<br>Syekh Ahmad Syuja'i (Mama Gudang atau Mama Kudang) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat<br>[[Ahmad Syathibi al-Qonturi#Guru-gurunya|Dan Guru lainnya]]
|influenced = Syekh Fakhruddin (Mama Sungapan) Kota Sukabumi, Jawa Barat<br>[[Tubagus Ahmad Bakri as-Sampuri|Syekh Tubagus Ahmad Bakri (Mama Sempur)]] Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat<br>[[Hasan Mustofa|Syekh Hasan Mustofa (Abuya Cilember)]] Kabupaten Bogor, Jawa Barat<br>[[Ahmad Syathibi al-Qonturi#Murid-muridnya|Dan Murid lainya]]