Suku Polahi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
Mereka hidup di pedalaman hutan daerah [[Boliyohuto, Gorontalo|Boliyohuto]], [[Paguyaman, Boalemo|Paguyaman]] dan [[Suwawa, Bone Bolango|Suwawa]], [[Gorontalo|Provinsi Gorontalo]].<ref>{{Cite web|last=Solihin|first=ANTARA FOTO/Adiwinata|title=Mengenal Kehidupan Suku Pedalaman Polahi di Gorontalo|url=https://news.detik.com/foto-news/d-4562257/mengenal-kehidupan-suku-pedalaman-polahi-di-gorontalo|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2020-09-21}}</ref>
 
== Asal Mula OrangSuku Polahi ==
Konon orang Polahi adalah pelarian pada zaman [[Belanda]], ''Polahi'' atau dalam [[bahasa Gorontalo]] berarti "pelarian", merupakan sekelompok orang yang tinggal di hutan, tepatnya lereng gunung [[Boliyohuto, Gorontalo|Boliyohuto]] Desa [[Tamaila Utara]], Kecamatan [[Tolangohula, Gorontalo|Tolangohula]], [[Kabupaten Gorontalo]].<ref name=":0" />
 
Baris 11:
 
== Kehidupan Suku Polahi ==
Keterasingan selama berada di hutan rimba membuat orang Polahi tidak terjangkau dengan etika sosial, pendidikan dan agama. Keturunan Polahi menjadi warga masyarakat yang sangat termarginalkan dan tidak mengenal tata sosial pada umumnya. Polahi juga tidak mengenal baca tulis serta menjadikan lagi Polahi suku yang tidak menganut [[agama]].<ref name=":1" />
 
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah
dialek Gorontalo dan menganut agama tradisional. Suku Polahi hidup dari bercocok tanam sekedarnya dan berburu binatang babi hutan, rusa, serta ular sanca. Belum mengenal pakaian seperti masyarakat Indonesia pada umumnya, hanya memakai penutup syahwat dari daun palma dan kulit kayu. Rumah suku Polahi sangat sederhana, tak berdinding, dapur dibuat di tengah, juga berfungsi untuk penghangat badan. MerekaPolahi takjuga mengenaltidak bersekolah dan menikmati fasilitas kesehatan modern. Untuk sampai ke tempat suku polahi, diperlukan jalan kaki naik gunung sekitar tujuh jam.
sekolah dan fasilitas kesehatan modern. Untuk mencapai Kelompok
9, diperlukan jalan kaki naik gunung sekitar tujuh jam.
 
Orang Polahi sangat terbelakang, tak hanya karena keterpencilan dan tak mempunyai pendidikan formal, bahkan dalam kebudayaan suku Polahi tidak mengenal hitung-menghitung dan tidak mengenal nama hari dalam kalender. Atas bantuan para