Candi Jawi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
k {{rapikan}}
ESCa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
 
Mengapa Kertanegara membangun candi di sini. Padahal, letaknya jauh dari pusat kerajaan? Bisa jadi karena di kawasan ini pengikut agama Siwa-Buddha sangat kuat. Rakyat di daerah itu sangat setia. Sekalipun Kertanegara dikenal sebagai raja yang masyhur, ia juga memiliki banyak musuh di dalam negeri. Kidung Panji Wijayakrama, misalnya, menyebutkan terjadinya pemberontakan Kelana Bayangkara. [[Negarakertagama]] mencatat adanya pemberontakan Cayaraja.
 
Mungkin saja, kawasan Candi Jawi dijadikan basis pendukung Kertanegara. Terbukti, saat Dyah Wijaya, menantu Kertanegara, melarikan diri setelah Kertanegera dikudeta raja bawahannya, [[Jayakatwang]] dari Gelang-gelang (daerah Kediri), sempat bersembunyi di daerah ini, sebelum akhirnya mengungsi ke [[Madura]].
 
Baris 11 ⟶ 9:
 
Biasanya, candi untuk peribadatan menghadap ke arah gunung, tempat bersemayam kepada Dewa. Candi Jawi justru membelakangi [[Gunung Penanggungan]]. Sementara ahli lain menganggap sebagai candi pemujaan. Posisi pintu yang tidak menghadap ke gunung karena pengaruh dari Buddha.
 
Keunikan Candi Jawi adalah adanya relief di dinding. Sayangnya, [[relief]] ini belum bisa dibaca. Bisa jadi karena pahatannya yang terlalu tipis, atau karena kurangnya informasi pendukung, seperti dari [[prasasti]] atau [[naskah]]. Negarakertagama yang secara jelas menceritakan candi ini tidak menyinggung sama sekali soal relief tersebut. Berbeda dengan relief di Candi Jago dan [[Candi Penataran]] yang masih jelas. Salah satu fragmen yang ada pada dinding candi, menggambarkan sendiri keberadaan candi Jawi tersebut beserta beberapa bangunan lain disekitar candi. Nampak Jelas pada fragmen tersebut pada sisi timur dari candi terdapat [[candi perwara]] sebanyak tiga buah, namun sayang sekali kondisi ketiga perwara tersebut saat ini bisa dibilang rata dengan tanah. demikan juga di fragmen tersebut terlihat jelas bahwa terdapat [[candi bentar]] yang merupakan pintu gerbang candi, terletak sebelah barat. Sisa-sisa bangunan tersebut memang masih ada, namun bentuknya lebih mirip onggokan [[batu bata]], karena memang gerbang candi tersebut dibangun dari batu bata merah.
 
Disamping relief yang terletak dibagian dinding candi, terdapat pula relief lain yang terletak dibagian dalam candi. Terletak tepat dibagian tengah candi yang merupakan bagian tertinggi dari bagian dalam candi, terdapat sebuah relief Dewa Surya yang terpahat jelas.
 
Keunikan lain dari Candi Jawi adalah batu yang dipakai sebagai bahan bangunannya terdiri dari dua jenis. Bagian bawah terdiri dari batu hitam, sedangkan bagian atas batu putih. Bisa jadi ada dua periode pembangunannya.
 
Baris 29 ⟶ 23:
 
Bentuk bangunan Candi Jawi memang utuh, tetapi isinya berkurang. Negarakertagama menyebutkan, di dalam bilik candi terdapat arca Siwa. Di atasnya terdapat Maha Aksobaya. Ada sejumlah arca bersifat Siwa, seperti Nandiswara, Durga, Ganesa, Nandi, dan Brahma.
 
Arca [[Durga]] kini disimpan di [[Museum Empu Tantular]], [[Surabaya]]. Lainnya disimpan di [[Museum Trowulan]] untuk pengamanan. Sedangkan yang lainnya lagi, seperti arca [[Brahmana]], tidak ditemukan. Mungkin saja sudah berkeping-keping.
 
Baris 38 ⟶ 29:
 
Pemindahan arca pada satu sisi memang tepat untuk menghindarkan dari pencurian. Akan tetapi, dapat mengurangi substansi sejarahnya. Menjadi tidak lengkap. Arca-arca yang dipindah dari habitatnya menjadi kehilangan nilai historisnya. Lihat saja arca yang disimpan di Hotel Tugu Park, Malang. Arca-arca itu memang terawat baik, tetapi lantas tercabut dari nilai historis dan ritualitasnya. Suatu hal yang memang dilematis.
 
==Gallery==
[[Berkas:Candi Jawi A.JPG|150px]] [[Berkas:Candi Jawi B.JPG|150px]] [[Berkas:Candi Jawi C.JPG|150px]] [[Berkas:Candi Jawi D.JPG|150px]]
 
{{DEFAULTSORT:Jawi}}