Anak Krakatau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k ←Suntingan 182.253.250.196 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Silencemen21
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 2:
|name=Anak Krakatau
|image=File:Uprising-mt anak krakatau.jpg
|image_caption=Atas: Anak Krakatau (2012). Bawah: Citra Anak Krakatau dan sekitarnya tanggal 20 Desember 2018, dua hari sebelumnyasebelum [[Tsunami Selat Sunda 2018|tsunami akibat letusannya pada tahun 2018]].
|image_map=Anak Krakatau 2018-12-20 Landsat 8 T1 SR.jpg
|map=Jawa
Baris 85:
Dimulai sejak 29 Juni 2018, aktivitas vulkanik di pulau ini mulai meningkat kembali, sehingga statusnya meningkat menjadi level II (Waspada). Semua aktivitas manusia dilarang pada radius 3 km dari titik puncak. Frekuensi erupsi semakin meningkat pada bulan Oktober-November, dengan munculnya letusan yang disertai lontaran [[lava]] pijar dan batu, serta [[awan panas]]. Setelah sempat agak mereda, pada pertengahan Desember aktivitas kembali meningkat.
 
Pada tanggal 22 Desember, gunung Anak Krakatau seperti hari-hari sebelumnya mengalami rangkaian letusan dengan tinggi asap berkisar 300 - 1500 meter di atas puncak kawah dan mencatatkan gempa tremor terus-menerus dengan [[amplitudo]] ''overscale'' (58 mm). Letusan yang terjadi pada pukul 21.03 WIB, yang tak teramati secara visual maupun terdeteksi oleh alat pencatat kegempaan tektonik, tampaknya menimbulkan peristiwa luar biasa berupa longsoran tubuh gunung yang masuk ke laut, yang berakibat fatal. Selang beberapa menit dilaporkan terjadi [[tsunami Selat Sunda 2018|tsunami di beberapa pantai barat Banten dan selatan Lampung]]. Longsoran yang menyebabkan tsunami ini dikonfirmasi berdasarkan citra satelit yang diterima oleh [[PVMBG]] sehari setelah tsunami terjadi. Diperkirakan ada luasan minimal 64 hektare yang " hilang", yang diukur melalui tafsiran citra satelit sehari setelah laporan tsunami.
 
Aktivitas erupsi setelah longsor besar tetap berlangsung dengan frekuensi tinggi tetapi tipe erupsi tidak lagi tipe Stromboli melainkan tipe Surtsey, yaitu bercampurnya [[magma]] dengan air laut<ref>Erik Klemetti. [http://blogs.discovermagazine.com/rockyplanet/2018/12/31/time-to-award-the-2018-pliny-for-volcanic-event-of-the-year/#.XDrWHlwzbb0 Announcing the 2018 Volcanic Event of the Year]. Blog Rocky Planet. December 31, 2018 10:28 am. Diakses 13 Januari 2019.</ref>. Pada tanggal 26 Desember 2018 dilaporkan terjadi hujan debu vulkanik di kawasan Cilegon (Banten) yang telah dikonfirmasi. Pihak berwenang sejak pukul 06.00 tanggal 27 Desember 2018 menaikkan status Gunung Anak Krakatau menjadi level III (Siaga). Pada status ini, semua aktivitas pada radius 5 km dari puncak harus ditiadakan<ref name="pvmgb20181227" />. Level ini adalah level bahaya tertinggi yang dapat diberikan untuk gunung ini.
 
Pengamatan visual dan perkiraan berdasarkan citra satelit yang dilakukan pada tanggal 28 Desember 2018 menunjukkan perubahan morfologi besar. Ketinggian puncak Gunung Anak Krakatau tinggal 110 m dari muka laut, dan volume daratan yang longsor ke dalam laut diperkirakan 150 juta sampai 180 juta meter kubik, menyisakan bagian daratan sebesar 40 juta sampai 70 juta meter kubik<ref name="vsi181229">Kasbani. [https://magma.vsi.esdm.go.id/press/view.php?id=173 PERS RILIS AKTIVITAS GUNUNG ANAK KRAKATAU, 28 DESEMBER 2018]. PVMBG, 29 Desember 2018 16:37 WIB</ref>. Dengan ketinggian baru ini, Pulau Anak Krakatau sejak 26 Desember 2018 memiliki puncak tertinggi lebih rendah daripada pulau-pulau tetangganya, Pulau Sertung (182 m dpl) dan Pulau Panjang (132 m dpl).
 
Memasuki tahun 2019, tercatat aktivitas letusan yang meskipun masih tinggi, namun semakin melemah. Aktivitas yang tinggi ini menyulitkan pengamatan morfologi pulau karena asap dan abu tebal menghalangi pandangan mata. Foto satelit yang dipublikasi PlanetLabs Inc. menunjukkan perubahan morfologi yang pesat dari tanggal 30 Desember 2018 sampai 4 Januari 2019. Di bekas runtuhan gunung sempat terbentuk [[laguna]] ke dalam, tetapi kemudian laguna itu terpotong daratan baru sehingga terbentuk semacam danau kawah<ref>Resa Eka Ayu Sartika. [https://sains.kompas.com/read/2019/01/11/180200023/citra-satelit-tunjukkan-anak-krakatau-tumbuh-kembali-pasca-longsor Citra Satelit Tunjukkan Anak Krakatau "Tumbuh" Kembali Pasca-Longsor]. Kompas.com - Edisi 11/01/2019, 18:02 WIB. Diakses 15 Jan 2019.</ref><ref>Jonathan Amos. [https://www.bbc.com/indonesia/majalah-46743383 Foto-foto satelit ungkap wujud terbaru Gunung Anak Krakatau]. BBC Indonesia daring. Edisi 3 Januari 2019. Diakses 13 Januari 2019.</ref>. Pada tanggal 5 Januari 2019 pukul 11:11 [[Waktu Indonesia Barat|WIB]] terjadi lagi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 m di atas puncak<ref>Badan Geologi. [http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/aktivitas-gunungapi/2589-informasi-erupsi-g-anak-krakatau Informasi Erupsi G. Anak Krakatau]. Edisi 05 Januari 2019. </ref>. Seri foto dan rekaman video menggunakan satelit pada tanggal dron oleh seorang fotografer pada tanggal 11 Januari 2019 yang diunggah di media sosial menunjukkan dengan jelas danau kawah yang terbentuk dan kerusakan vegetasi yang ditimbulkan oleh longsoran, tsunami, dan letusan tanggal 22 Desember 2018 di pulau-pulau anggota gugus Krakatau<ref>[https://twitter.com/EarthUncutTV/status/1083710547164418048 Rekaman dron oleh @EarthUncuttv]</ref>.
 
Setelah "beristirahat" selama sekitar satu bulan, Gunung Anak Krakatau kembali memperlihatkan aktivitasnya. Tercatat dua kali erupsi kecil pada dini hari tanggal 14 Februari<ref>[http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/aktivitas-gunungapi/2658-informasi-erupsi-g-anak-krakatau Informasi Erupsi G. Anak Krakatau]. Berita singkat Laman Badan Geologi. 14 Februari 2019. Diakses 23 Feb. 2019.</ref> dan siang hari 18 Februari 2019<ref>[http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/aktivitas-gunungapi/2666-informasi-erupsi-gunungapi-anak-krakatau Informasi Erupsi G. Anak Krakatau]. Berita singkat Laman Badan Geologi. 18 Februari 2019. Diakses 23 Feb. 2019.</ref>; dengan yang terakhir menghasilkan menara asap setinggi 500 m.