| birth_name =
| birth_date = {{Birth date and age|1969|05|15}}
| birth_place = [[Bandar Lampung|TelukbetungSurakarta]], [[LampungJawa Tengah]]
| death_date =
| death_place =
}}
'''Benny Tjokrosaputro''' atau yang biasa dikenal sebagai '''Benny Tjokro''' ({{lahirmati|[[Bandar Lampung|TelukbetungSurakarta]], [[LampungJawa Tengah]], [[Indonesia]]|15|5|1969}}) adalah [[pengusaha]] yang berasal dari [[Indonesia]].
Benny adalah anak pertama dari pasangan '''[[Handoko Tjokrosaputro]]''' dan '''[[Lita Anggriani]]'''. Handoko sendiri adalah anak dari [[Kasom Tjokrosaputro]], pengusaha batik dan pendiri merek [[Batik Keris]].
Selain dikenal sebagai pengusaha, Benny juga dikenal sebagai [[investor]] [[saham]].
Sebelum menjadi seorang pengusaha, Benny menjadi seorang investor saham saat berkuliah.
Menurut penuturan Benny kepada media, ia diajak oleh teman temannya saat itu. Saham pertama yang ia beli adalah [[Bank Ficorinvest]] dari modal tabungan uang saku kuliah. Saat itu, bank tersebut baru saja mencatatkan sahamnya di [[Bursa Efek Jakarta]] (kini [[Bursa Efek Indonesia]]).
Saat itu, sang ayah menganggap bahwa aktivitas Benny adalah bagian dari judi, sehingga kemudian Benny ditegur. Namun, setelahnya sang ayah membiarkan perilaku Benny ini.
Sebelumnya, sang ayah sering meminta Benny untuk belajar berbisnis agar tidak terus menerus terjun di saham. Berbagai macam langkah dilakukan oleh sang ayah saat itu. Namun karena langkah ini dirasa gagal, sang ayah membiarkan Benny untuk terjun di saham.
Beberapa waktu kemudian, Benny akhirnya melanjutkan bisnis garmen milik sang ayah. Namun, [[perusahaan]] ini mengalami kesulitan keuangan hingga harus dilakukan upaya restrukturisasi. Sejumlah upaya dilakukan Benny untuk menyelamatkan bisnis garmen tersebut.
[[Bisnis]] itulah yang kemudian hari dikenal sebagai [[Hanson International]], sebuah perusahaan properti. Saat ini Benny menjabat sebagai [[direktur utama]] di [[perusahaan]] tersebut.
Perjalanan karier Benny cukup panjang, dimana Benny pernah tercatat sebagai [[direktur]] dan atau [[komisaris]] pada [[perusahaan]] [[perusahaan]] berikut.
* [[Direktur]] [[Ciptawira Binamandiri|PT. Ciptawira Binamandiri]] ([[1992]]-sekarang)
* [[Direktur Utama]] [[Ciptawira Senasatria|PT. Ciptawira Senasatria]] ([[1993]]-sekarang)
* [[Komisaris|Komisaris Utama]] PT [[Rukun Raharja|PT. Rukun Raharja Tbk]] Tbk ([[2002]]-[[2008]])
* [[Komisaris|Komisaris Utama]] [[PT. Gelar Karya Raya]] ([[2007]]-sekarang)
* [[Direktur Utama]] [[PT Mandiri Mega Jaya]] (2013-sekarang)
* [[Direktur]] [[PT Duta International Global Mandiri]] (2013-sekarang)
* [[Direktur]] [[PT Graha Interjaya Agung]] (2013-sekarang)
* [[Direktur]] [[PT Grand Mitra Guna Mandiri]] (2013-sekarang)
* [[Direktur]] [[PT Puta Asih Laksana]] ([[2013]]-[[sekarang]])
* [[Direktur]] [[PT Sisi Harapan Gemilang]] ([[2013]]-[[sekarang]])
* [[Direktur]] [[PT Harvest Time]] ([[2013]]-[[sekarang]])
* [[Direktur]] [[PT Junti Mas Lestari]] ([[2013]]-[[sekarang]])
* [[Direktur]] [[PT Bandawibawa Asih]] ([[2013]]-[[sekarang]])
* [[Direktur]] [[PT Bramind Mitra Utama]] ([[2013]]-[[sekarang]])
* [[Direktur]] [[PT Bumi Artamas Sentosa]] ([[2013]]-[[sekarang]])
* [[Direktur]] [[PTDirekturPT Bumi Tunggal Persada]] ([[2013]]-[[sekarang]])
* [[Direktur]] [[PT Candra Tribina]] ([[2013]]-[[sekarang]])
* [[Direktur]] [[PT Citraindo Nusamaju]] ([[2013]]-[[sekarang]])
* [[Direktur]] [[Majarata Indahtama|PT. Majarata Indahtama]] ([[2013]]-[[sekarang]])
* [[Direktur]] [[Putra Marga Tapa|PT. Putra Marga Tapa]] ([[2013]]-[[sekarang]])
* [[Direktur]] [[Taruna Duta Subur|PT. Taruna Duta Subur]] ([[2013]]-[[sekarang]])
* [[Direktur]] PT [[Armidian Karyatama|PT. Armidian Karyatama Tbk]]Tbk ([[2013]]-[[2016]])
* [[Direktur Utama]] [[Hanson International|PT. Hanson International Tbk]] ([[2014]]-[[2017]])
* [[Direktur Utama]] [[Armidian Karyatama|PT. Armidian Karyatama Tbk]] ([[2016]]-[[2017]])
* [[Komisaris|Komisaris Utama]] [[Hanson International|PT. Hanson International Tbk]] ([[2017]]-[[2019]])
== Kontroversi ==
Bagi investor saham di [[Indonesia]], Benny biasa disebut pandai dalam "menggoreng" harga saham agar kemudian makin tinggi.
Dalam sejarah, Benny pernah terjerat kasus cornering atau "menggoreng" harga saham '''[[Bank Pikko]]''' (kini [[Bank J Trust Indonesia]]) pada tahun [[1997]].
Benny bersama '''[[Pendi Tjandra]]''' melakukan tindakan [[short selling]] (melakukan transaksi jual tanpa ada saham yang dimiliki, memanfaatkan harga saham turun sebagai keuntungan) dan cornering dengan menggunakan 13 rekening efek yang berbeda beda. Akibatnya, Benny dan Pendi harus membayar keuntungan dari transaksi mereka berdua senilai Rp 1 miliar kepada kas negara.
Setelah itu, dua perusahaan milik Benny, yaitu '''Manly Unitama Finance''' dan '''Hanson Industri Utama''' (sekarang Hanson International) pernah terjerat saksi [[Bapepam]] (kini OJK). Kedua perusahaan dinyatakan tidak menyampaikan keterbukaan informasi terkait dengan transaksi yang berjalan.
[[Kategori:Pengusaha Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Bandar Lampung|Tokoh dari Bandar Lampung]]
[[Kategori:Tokoh Lampung]]
[[Kategori:Kota Bandar Lampung|Kota Bandar Lampung]]
[[Kategori:Lampung|Lampung]]
|