Ekspedisi Tentara Republik Indonesia ke Sulawesi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Added {{No footnotes}} tag⛔🔔 (TW) |
|||
Baris 13:
== Ekspedisi ==
Ekspedisi TRIPS yang pertama baru dapat dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 1946 di bawah pimpinan Kapten Muhammadong bersama anggotanya sebanyak 62 orang. Mereka berangkat dari [[Kabupaten Situbondo|Situbondo]] menggunakan perahu [[pinisi]], namun rombongan tersebut disergap oleh patroli Belanda di perairan [[Bali]], kemudian ditangkap dan dipenjarakan di [[Kota Surabaya|Surabaya]].<ref>Sarita Pawiloy, DKK. 1987. ''Arus Revolusi 45 di Sulawesi Selatan''. Ujung Pandang: Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Provinsi Sulawesi Selatan.</ref>
Ekspedisi TRIPS yang kedua dilakukan pada awal bulan 1946 di bawah pimpinan M. Tahir Daeng Tompo. Pasukan ini berhasil mendarat di [[Suppa, Pinrang|Suppa]], [[Kabupaten Pinrang|Pinrang]]. Ekspedisi TRIPS yang ketiga dibawah pimpinan Letnan Abdul Latif berhasil mendarat di Sulawesi pada awal bulan Desember 1946. Ketika itu operasi [[Pembantaian Westerling|pembantaian]] [[Raymond Westerling|Westerling]] baru dimulai di Sulawesi Selatan. Kebetulan Letnan Latif terserang penyakit [[disentri]], segera setelah mendarat, berusaha ke [[Kota Makassar|Makassar]] untuk berobat, akhirnya pimpinan ekspedisi Abdul Latif tertangkap oleh pasukan Westerling di Makassar.<ref>Sarita Pawiloy, DKK. 1987. ''Arus Revolusi 45 di Sulawesi Selatan''. Ujung Pandang: Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Provinsi Sulawesi Selatan.</ref>
Bersamaan dengan datangnya ekspedisi ketiga, rombongan Andi Manyulei mendarat di Suppa, kemudian terus ke [[Maiwa, Enrekang|Maiwa]], [[Kabupaten Enrekang|Enrekang]]. Beberapa pasukan Andi Manyulei kemudian bergabung ke dalam Laskar Hariamu Indonesia (HI) di bawah pimpinan Andi Sose. Pasukan ekspedisi pimpinan A. Latif (Letnan TRI) mendarat di Sabangpura kemudian akan menuju ke markas Andi Selle di [[Alitta, Mattiro Bulu, Pinrang|Alitta]], Pinrang, namun kedatangannya digerebek oleh tentara KNIL sehingga terjadi kontak senjata. Beberapa anggota ekspedisi gugur termasuk dua perwira, Letnan Said dan Letnan Murtala. Sementara pasukan Letnan Latif yang selamat bergabung dengan pasukan di Suppa.
Pasukan ekspedisi Kelompok Komando yang di bawah pimpinan Mayor Andi Mattalatta mendarat di Pulau Panikiang pada tanggal 26 Desember 1946, keesokan harinya baru menyeberang ke Garongkong, [[Kabupaten Barru|Barru]], selanjutnya menuju markas TRIPS di Salessoe, [[Soppeng Riaja, Barru|Soppeng Riaja]]. Rombongan Komando kedua di bawah pimpinan Kapten Andi Sarifin mendarat di Wiringtasi.<ref>Sarita Pawiloy, DKK. 1987. ''Arus Revolusi 45 di Sulawesi Selatan''. Ujung Pandang: Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Provinsi Sulawesi Selatan.</ref>
Pasukan KNIL kemudian memperketat patroli di lokasi pendaratan. Pada tanggal 7 Januari 1947, KNIL berhasil menemukan markas TRIPS di Salessoe sehingga terjadi baku tembak antara pejuang dan KNIL. Pada pertempuran tersebut Andi Sarifin gugur, karena pimpinan rombongan gugur, maka jabatan dipegang oleh Andi Sapada. Pada pertengahan Januari 1947, rombongan Komando yang ketiga di bawah pimpinan Mayor M. Saleh Lahade tiba di Suppa.<ref>Sritimuryati. Juni 2011. ''Konferensi Paccekke dan Pengaruhnya Terhadap Intensitas Perjuangan''. WALASUJI. Vol. 2, No. 1.</ref><ref>Sarita Pawiloy, DKK. 1987. ''Arus Revolusi 45 di Sulawesi Selatan''. Ujung Pandang: Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Provinsi Sulawesi Selatan.</ref>
|