Wikipedia:Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Dibersihkan secara otomatis
Tag: Pengembalian manual
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
Pertempuran Laut Bali atau disebut juga sebagai operasi lintas laut Banyuwangi-Bali merupakan pertempuran amfibi atau perang laut pertama yang meletus pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, berlangsung pada 5 April 1946 di perairan Selat Bali. Pertempuran tersebut melibatkan dua belah pihak berlawanan antara pasukan Tentara Republik Indonesia (TRI) dibawah komando Kapten Markadi melawan pasukan tentara Belanda, dan memberikan kemenangan telak bagi pihak Indonesia.
<!-- Silakan melakukan uji coba penyuntingan.
 
Halaman ini HANYA UNTUK UJI COBA.
Deskripsi
Isi halaman akan dikosongkan secara berkala.
Kedatangan awal Belanda bersama pasukan sekutu setelah Indonesia merdeka pada tanggal 2 Maret 1946 adalah untuk menguasai kembali Pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan Republik Indonesia dengan menguasai terlebih dahulu pulau-pulau kecil seperti Bali dan Nusa Tenggara yang disebut sebagai Sunda kecil.
Ketik apa saja pada baris di bawah ini, dan klik simpan.
 
-------------------------------------------------------------------------------------- -->
Markas Besar Umum TRI di Yogyakarta memberi perintah untuk mengadakan operasi Jawa - Bali secara berkala. Tim yang dibentuk melakukan operasi terdiri dari tiga kompi yaitu Pasukan pimpinan Kapten Markadi (untuk selanjutnya disebut sebagai Pasukan M) pasukan yang dipimpin Kapten Waroka, serta pasukan TRI Angkatan Darat pimpinan Letkol. I Gusti Ngurah Rai. Dari Ketiga kompi tersebut, hanya Pasukan M yang diberi tugas memberi dukungan kemerdekaan di Bali.
 
Pada tanggal 4 Januari Pasukan M mulai menyeberangi Selat Bali menggunakan 16 perahu dan cadik milik nelayan sekitar Pantai Boom. Mereka melintasi Selat Bali pada pukul sembilan malam. Namun keesokan harinya sebelum mencapai Bali, sekitar dua mil dari bibir Pantai Dewata pelayaran mereka dihadang oleh dua kapal Belanda jenis LCM (land craft mechanized) yang sedang berpatroli. Tepat sebelum perahu-perahu diserahkan ke Belanda, Kapten Markadi memberi isyarat untuk bersiap-siap menyerang. Baku tembak akhirnya meletus di Selat Bali. Tentara Belanda membombardir perahu Pasukan M dengan browning kaliber 12,7 mm, namun serangan mereka hanya mengenai tiang perahu.
 
Belanda juga sempat beberapa kali mengarahkan kapal mereka untuk menabrak perahu tersebut. Ketika posisi kedua kapal dan perahu semakin berdekatan, Kapten Markadi segera menyambut dengan melempari sejumlah bom granat ke arah kapal musuh, yang mengakibatkan salah satu kapal terbakar dan tenggelam. Sementara kapal satunya berhasil menjauh, kembali ke pantai dewata dengan menyisajan beberapa kerusakan.
 
Kapten Markadi bersama Pasukan M kemudian memutar haluan dan kembali ke pelabuhan Banyuwangi untuk menghindari konflik yang berlebihan. Setelah kembali ke Banyuwangi dan beristirahat selama 10 jam, Pasukan-M kembali berlayar pada malam harinya. Mereka berhasil mendarat di Bali, dan bergerilya membantu pasukan Ciung Wanara yang dipimpin I Gusti Ngurah Rai melawan NICA.