Jam Gadang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
{{Infobox monument
|monument_name = Jam Gadang
|image = Jam Gadang, Bukittinggi,Okt 2016-02-122020 011 crop.jpg
|image_size = 255px
|caption = Jam Gadang dilihat dari arah Pasar Atas
|location_town = Kelurahan Benteng Pasar Atas, [[Guguk Panjang, Bukittinggi|Kecamatan Guguk Panjang]], [[Kota Bukittinggi]], [[Sumatra Barat]]
Baris 20 ⟶ 21:
|height = 26 meter
|material = [[Kapur]], pasir
}}'''Jam Gadang''' adalah nama untuk [[menara jam]] yang terletakmenjadi di[[markah pusattanah]] [[kotaKota Bukittinggi]], [[Sumatra Barat]], [[Indonesia]]. Menara jam ini memiliki jam dengan ukuran besar di empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan [[bahasa Minangkabau]] yang berarti "jam besar".
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Stadsgezicht Fort de Kock bij Torenklok Sumatra's Westkust TMnr 10014984.jpg|jmpl|242px|ka|Jam Gadang terlihat dari kejauhan di salah satu sudut kota Bukittinggi sekitar tahun 1926–1940]]
 
Selain sebagai [[markah tanah|pusat penanda]] kota Bukittinggi, Jam Gadang juga telah dijadikan sebagai [[objek wisata]] dengan diperluasnya taman di sekitar menara jam inisekitarnya. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik pada hari kerja maupun pada [[hari libur]]. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar taman dekat menara jam inisini.
'''Jam Gadang''' adalah nama untuk [[menara jam]] yang terletak di pusat [[kota Bukittinggi]], [[Sumatra Barat]], [[Indonesia]]. Menara jam ini memiliki jam dengan ukuran besar di empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan [[bahasa Minangkabau]] yang berarti "jam besar".
 
Selain sebagai [[markah tanah|pusat penanda]] kota Bukittinggi, Jam Gadang juga telah dijadikan sebagai [[objek wisata]] dengan diperluasnya taman di sekitar menara jam ini. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik pada hari kerja maupun pada [[hari libur]]. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar taman dekat menara jam ini.
 
== Struktur ==
Ukuran dasar bangunan Jam Gadang yaitu 6,5 x 6,5 meter, ditambah dengan ukuran dasar tangga selebar 4 meter, sehingga ukuran dasar bangunan keseluruhan 6,5 x 10,5 meter.<ref name=":0">{{Cite thesis|last=Edinal Agung|first=|title=Kajian Bentuk Jam Gadang di Bukittinggi|date=24 Februari 2017|degree=|publisher=Universitas Sumatra Utara|url=|doi=}}</ref> Bagian dalam menara jam terdiri dari beberapa tingkat, dengan tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan bandul. Bandul tersebut sempat patah hingga harus diganti akibat [[Gempa bumi Sumatra Maret 2007|gempa]] pada tahun 2007.
 
Terdapat 4 jam dengan diameter masing-masing 80&nbsp;cm pada Jam Gadang. Jam tersebut digerakkan secara mekanik oleh mesin yang didatangkan langsung dari [[Rotterdam]], [[Belanda]] melalui [[pelabuhan Teluk Bayur]] dan digerakkan secara mekanik oleh mesin yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu Jam Gadang itu sendiri dan [[Big Ben]] di [[London]], [[Inggris]].{{citation needed}} Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik pembuat jam yaitu Vortmann Relinghausen. Vortman adalah nama belakang pembuat jam, Benhard Vortmann, sedangkan [[Recklinghausen (distrik)|Recklinghausen]] adalah nama kota di [[Jerman]] yang merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892.
 
Jam Gadang dibangun tanpa menggunakan besi peyangga dan adukan semen. Campurannya hanya kapur dan pasir.{{citation needed}}
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Stadsgezicht Fort de Kock bij Torenklok Sumatra's Westkust TMnr 10014984.jpg|jmpl|260x260px|Jam Gadang terlihat dari kejauhan di salah satu sudut kota Bukittinggi sekitar tahun 1926–1940]]Jam Gadang mulai dibangun pada 1926-1927<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=by05AQAAIAAJ&q=%22ROOKMAKER%22+%22controleur+%22&dq=%22ROOKMAKER%22+%22controleur+%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwii6ZSn8cnrAhXGc30KHe7cAGIQ6AEwA3oECAcQAg|title=Bukittinggi 1968-1971}}</ref> atas inisiatif Hendrik Roelof Rookmaaker, sekretaris kota atau controleur [[Fort de Kock]] (sekarang Kota Bukittinggi) pada masa pemerintahan [[Hindia Belanda]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=_IkXAQAAIAAJ&q=%22RookMaker%22+-jam+gadang&dq=%22RookMaker%22+-jam+gadang&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjNw-bto6jnAhUD8XMBHQjsCzAQ6AEIPzAC MededeelIngen van den Dienst der Volksgezondheid in Nederlandsch-Indië - Dutch East Indies. Dienst der volksgezondheid - Google Books<!-- Judul yang dihasilkan bot -->]</ref><ref name=":1">{{Cite book|date=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=VJFuAAAAMAAJ&q=kotogadang+%22yazid%22&dq=kotogadang+%22yazid%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjOvsii98nrAhWWSH0KHXgWCfcQ6AEwAXoECAAQAg|title=Ensiklopedi Minangkabau|publisher=Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau|isbn=978-979-3797-23-6|language=id}}</ref><!-- Belanda berpendapat pada waktu itu bahwa jam gedang itu lambang pembaziran zaman Inggeris, tetapi, agaknya bangsa Inggeris, terutama Raffles dalam cita-citanya, hendak memperbaiki disiplin masyarakat yang berbagai macam di ibukota tersebut, agar tahu mempergunakan waktu. --> Jamnya merupakan hadiah dari Ratu Belanda [[Wilhelmina dari Belanda|Wilhelmina]]. Arsitektur menara jam ini dirancang oleh [[Yazid Rajo Mangkuto]] dari Koto Gadang, sementara pelaksana pembangunan adalah Haji Moran dengan mandornya St. Gigi Ameh.<ref name=":1" /><ref name=":2">{{Cite book|date=1992|url=https://books.google.co.id/books?id=zT_kAAAAMAAJ&dq=kotogadang+%22yazid%22&focus=searchwithinvolume&q=1932+|title=Femina: gaya hidup masa kini|publisher=P.T. Gaya Favorit Press|language=id}}</ref>
 
Peletakan batu pertama pembangunan dilakukan oleh putra pertama Rookmaker yang pada saat itu masih berusia 6 tahun. Pembangunannya menghabiskan biaya sekitar 3.000 [[Gulden]], biaya yang untuk ukuran waktu itu tergolong fantastis. Menurut sebuah sumber, Jam Gadang selesai dibangun pada 1932.<ref name=":2" />
Baris 45 ⟶ 43:
 
== Renovasi ==
[[Berkas:Jam-gadang-tiga-zaman.jpg|Atap Jam Gadang mengikuti zaman pemerintahannya.|jmpl|300px]]
 
Sejak didirikan, menara jam ini telah mengalami tiga kali perubahan pada bentuk atapnya. Awal didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, atap pada Jam Gadang berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di atasnya. Maksud tuan Controleur Rockmaker (pendiri Jam Gadang) ialah agar orang Kurai, Banuhampu, sampai Sarik Sungai Puar bangun pagi apabila ayam sudah berkokok.<ref>{{Cite book|date=1983|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/13419/1/Sejarah%20sosial%20di%20daerah%20sumatra%20barat.PDF|title=Sejarah sosial daerah Sumatra Barat|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek-Proyek [i.e. Proyek Inventarisasi] dan Dokumentasi Sejarah Nasional|language=id}}</ref>